Pontianak Wiki
Sebelum dan Saat Tsunami, Lakukan Upaya Berikut
Apa saja upaya pribadi dan komunitas yang bisa dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa akibat Tsunami?
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Marpina Sindika Wulandari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indonesia termasuk negara yang rawan bencana Tsunami.
Apa saja upaya pribadi dan komunitas yang bisa dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa akibat Tsunami?
Langkah yang harus dilakukan tiap individu adalah :
1. Siapkan Tas Darurat
Tas darurat berisi keperluan selama tiga hari mengungsi.
Di dalamnya termasuk, pakaian, makanan, surat-surat berharga, dan minuman secukupnya.
Jangan membawa tas terlalu berat karena akan mengurangi kelincahan mobilitas.
Baca: Warga Panik Dengar Isu Tsunami Susulan
Baca: Apa Itu Tsunami? Kenali Ciri-cirinya
2. Serius Latihan Siaga Bencana
Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya bencana.
3. Baca Fenomena Alam
Selalu peka dengan fenomena alam yang tidak biasa. Antara lain sebagai berikut:
a. Suara Gemuruh
Terdengar suara gemuruh yang terjadi akibat pergeseran lapisan tanah.
Suara ini bisa didengar dalam radius ratusan kilometer seperti yang terjadi saat gempa dan tsunami di Pangandaran tahun 2006.
b. Ketahui Info Pusat Gempa
Jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut dikedalaman dangkal dan kekuatan lebih dari 6 skala richter, perlu diwaspadai adanya tsunami.
Jangka waktu sapuan gelombang tsunami di pesisir bisa dihitung berdasarkan jarak episentrumnya dengan pesisir.
c. Air Surut
Garis pantai dengan cepat surut karena gaya yang ditimbulkan pergeseran lapisan tanah.
Surutnya garis pantai ini bisa jadi cukup jauh.
Baca: Ifan Seventeen Cerita Tsunami di Selat Sunda: Terbawa Arus ke Tengah Laut, Nyaris Putuskan Menyerah
d. Bau Amis atau Bau Belerang
Hal ini disebabkan surutnya garis pantai, tercium bau-bau yang khas seperti bau amis dan kadang bau belerang.
e. Gerakan Permukaan Tanah
Di wilayah yang memiliki jaringan pipa bawah tanah, terjadi kerusakan jaringan-jaringan pipa akibat gerakan permukaan tanah.
f. Perilaku Binatang
Pada sejumlah kasus, perilaku binatang juga bisa dijadikan peringatan dini terjadinya tsunami.
Sesaat sebelum tsunami di Aceh, ribuan burung panik dan menjauhi pantai, sedangkan gajah-gajah di Thailand gelisah dan juga menjauhi pantai.
Upaya komunitas meminimalisir korban jiwa akibat Tsunami:
1. Petakan daerah
Harus dipetakan daerah mana yang rawan genangan tertinggi tsunami, jalur evakuasi, dan tempat penampungan sementara yang cukup aman.
2. Koordinasi Lintas Instansi
Berkoordinasi dengan Badan Meterologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit.
Jika data dari BMG mengenai peringatan dini bencana tak bisa diharapkan kecepatannya, komunitas ini harus menghimpun gejala-gejala alam yang tidak biasa terjadi.
3. Edukasi Masyarakat
Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Jika perlu, mendatangkan ahli.
4. Latihan Siaga Bencana
Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
5. Respon Evakuasi
Buat deadline waktu respon evakuasi untuk diterapkan saat latihan, agar dalam bencana sesungguhnya telah terbiasa merespon secara cepat.
6. Sosialisasi Kode Tsunami
Buat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar untuk menandakan evakuasi.
Semisal di Pulau Simeuleu yang paling dekat dengan episentrum gempa Aceh, memiliki istilah Semong yang diteriakkan berulang kali untuk menunjukkan adanya tsunami.
Dengan kode ini, otomatis harus dilakukan evakuasi secepatnya ke tempat yang lebih tinggi.
Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal.
7. Peta Evakuasi
Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat anggota komunitas tinggal. (*)
Sumber: Wikipedia dan Berbagai Sumber