77 Tahun Kota Pontianak Dibombardir Jepang, Pontianak Hilang Satu Generasi Emas

Hari ini, 19 Desember, 77 tahun silam. Lebih setengah abad sudah. Waktu itu, Jumat antara pukul 10–11 siang.

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Gedung HCS yang terkena bom, Jumat 19 Desember 1941, Pukul 11 Siang. 

Hari itu, 77 tahun silam, Jumat 19 Desember 1941 antara pulul 10–11 siang, beribu korban meregang nyawa.

Murid di HCS, konon tempat yang salah sasaran jatuhnya bom, luluh lantak. Berpuluh murid yang saat pagi tadinya berangkat sekolah melambaikan tangan kepada orangtuanya, kini dikenang sebagai lambaian terakhir mereka.

Sejak pukul 11 siang, Kota Pontianak berubah total. Kota yang sedang hidup, mati seketika. Angkasaraya hijau menyala, gelap gulita muram dipolusi asam mesiu bekas pemboman.

Kini, 77 tahun setelahnya, dikenang sebagai Peristiwa Nahas Kapal Terbang Sembilan. Ada juga yang mengingatnya sebagai Peristiwa Bom Sembilan.

Maka, Pontianak lah sesungguhnya kota paling awal di Indonesia yang diduduki militer Dai Nippon Jepang di masa Perang Dunia II.

Peristiwa nahas ini kelak akan mencapai klimaksnya pada pembantaian satu generasi terbaik Kalimantan Barat, 28 Juni 1944, tiga tahun setelah Pontianak dibombardir. Masa itu dikenang sebagai Peristiwa Mandor dan diingatkan dalam Hari Berkabung Daerah.

Meski terkesan seakan asing dalam pengingatan, pastinya Jumat 19 Desember 1941, 77 tahun silam, Kota Pontianak mulai kehilangan satu generasi terbaiknya dalam kejadian nahas malapetaka maut Peristiwa Bom Kapal Terbang Sembilan.

Dan tulisan ini saya sampaikan sebagai upaya jangan sekali-kali meninggalkan dan melupakan sejarah (Jasmerah).

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved