Harga Bawang Merah dan Cabai Naik, Pedagang Jelaskan Alasannya

Satu di antara pedagang sayur di Pasar Junjung Buih, Mulya Suryani menjelaskan bahwa saat ini bawang merah dan cabai adalah komoditi

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/WAHIDIN
Satu di antara pedagang sayur di Pasar Junjung Buih, Mulya Suryani saat menjaga lapas sayurannya sambil menunggu masyarakat yang ingin berbelanja, Senin (3/12/2018) pagi. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Satu di antara pedagang sayur di Pasar Junjung Buih, Mulya Suryani menjelaskan bahwa saat ini bawang merah dan cabai adalah komoditi yang sedang mengalami kenaikan.

Bawang merah semulanya 23 ribu perkilo, kini 28 ribu perkilogramnya. Kemudian cabai rawit yang semulanya 40 ribu perkilo menjadi 45 ribu perkilogramnya.

Sementara jenis barang lainnya masih normal, seperti bawang putih 22 ribu perkilogram, kentang 20 ribu perkilogram, wortel 35 ribu perkilogram, dan sayur Kol 15 ribu perkilogram.

Baca: Kapolda Rilis Kasus Judi Online dan Togel Beromzet Miliaran Rupiah

"Kalau sampai hari ini, yang paling nampak naiknya itu harga bawang merah dan harga cabai rawit," ujar Suryani kepada Tribun, Senin (3/12/2018) pagi.

Untuk bawang merah, yang dijualnya saat ini adalah bawang merah dari Malaysia. Sebab bawang merah dari Jawa, secara kualitas ukurannya memang lebih kecil.

"Kalau bawang Malaysia lebih bagus, harganya juga sedikit lebih tinggi. Kalau yang bagus ini memang agak langka, dan harganya juga naik, biasa 23 ribu, sekarang 28 ribu perkilo," jelasnya.

Sementara untuk cabai, ada beberapa jenis yang biasa dijualnya, yaitu cabai kampung, cabai cakra, cabai dewata, cabai cakra jawa, dan cabai bhaskara.

"Kalau yang saya jual sekarang ini cabai baskara, harganya memang naik. Biasanya 40 perkilo sekarang 45 perkilonya. Tapi cabai ini bagus kualitasnya, tahan 2-3 tidak busuk," jelasnya.

Terkait kenaikan harga barang yang dijualnya, menurut Mulya para pedagang sepertinya hanya mengikuti harga dari agen. Jika agen naik, maka pedagang juga naik.

"Kalau kita ngambilnya dari agen yang ada di Pasar Masuka, kita kan sudah tangan ketiga. Dari petani ke agen, agen ke pengecer, kemudian pengecer baru ke kita," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved