Pembunuhan Sungai Rengas

Putri Aisyah (1,5 Tahun) Meninggal Akibat Ayah Brutal! Nyanyian, Tangis dan Siksaan hingga Kematian

Supardi membanting Putri Aisyah berkali-kali ke lantai hingga tidak berdaya, dan meninggal dunia. Putri meninggal di hadapan ibunya, Hamisah (38).

Editor: Marlen Sitinjak
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Kanit Jatanras Iptu Jatmiko (kanan) mengangkat korban untuk dibawa ke RS Bhayangkara dari rumah korban di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. Putri Aisyah (1,5 tahun) dianiaya ayahnya hingga tewasi. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Di usianya yang baru menginjak 1 tahun 5 bulan, Putri Aisyah meninggal dunia akibat siksaan ayah kandungnya, Supardi Supriyatman (36).

Supardi membanting Putri Aisyah berkali-kali ke lantai, hingga tidak berdaya, dan meninggal dunia.

Putri meninggal di hadapan ibunya, Hamisah (38).

Tragedi memilukan itu terjadi di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (24/11/2018) pagi.

Suasana duka cita sangat terasa di kediaman Hamisah.

Ia tampak masih terpukul dan berusaha menerima kenyataan, putri bungsunya pergi untuk selamanya.

Baca: Kronologi Ayah Membunuh Putri Kandung di Hadapan Istri, Supardi Punya Rekam Jejak Mengerikan

Baca: Tragedi Ayah Siksa Putri Kandung hingga Meninggal, Ini Kata Bupati Rusman Ali dan Analisa Psikolog

Sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Putri Aisyah selesai dimandikan, dikafani, disalatkan, kemudian dikebumikan.

Korban dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di belakang rumahnya, persis di sebalah pusara kakeknya.

Hamisah didampingi putri sulungya Lia Aulia (18), tak kuasa menahan air matanya ketika jenazah Aisyah dibawa ke pemakaman.

Ia sendiri bahkan tak sanggup mengiringi keberangkatan jenazah putrinya ke liang lahat.

Beberapa saat setelah jenazah diberangkatkan, Hamisah tertunduk lesu di teras depan rumah tetangganya, yang tepat berada di samping rumahnya.

Beberapa warga berusaha menenangkannya agar tetap tegar, bersabar dan ikhlas menerima cobaan yang baru menimpanya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Tribun Pontianak saat berada di rumah duka, Hamisah sempat berteriak minta tolong kepada sepupunya Handira yang tinggal berada persis di sebelah rumahnya.

Kala itu, sang suami mulai kesetanan memukuli anak kandungnya.

Warga mengerumuni rumah korban penganiayaan hingga tewas di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (2,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Warga mengerumuni rumah korban penganiayaan hingga tewas di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (2,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Baca: AFF Suzuki Cup - Klasemen Terkini Usai Vietnam & Malaysia Menang di Laga Pamungkas, Lolos Semifinal

Baca: LIVE STREAMING TVOne Semifinal Liga 2 Indonesia Persita Tangerang Vs Semen Padang

Saat itu di rumah hanya ada Hamisah dan ibu kandung tersangka.

Keduanya tak kuasa menyelamatkan Putri Aisyah dari tindakan keji nan brutal dari sanga ayah.

Satu di antara paman korban, Bairi (46), tak menyangka tersangka Supriyadi Supriyatman, tega melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri.

"Tak habis pikir kenapa tega berbuat seperti itu dengan anak kandungnya sendiri," ujarnya usai pemakaman Putri.

Ia menjelaskan tersangka dikenal sebagai orang yang cukup bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Tak pernah sama sekali dirinya melihat tersangka berlaku kasar dengan anak-anaknya.

Sebelum menikah dengan tersangka, Hamisah pernah menikah dan dikaruniai dua anak, satu laki-laki dan seorang lagi perempuan.

"Nah pada pernikahan kedua dengan pelaku ini, dapat anak satu perempuan (Aisyah)," ujarnya.

Bairi menceritakan, tersangka juga sangat sayang kepada anak-anak Hamisah hasil pernikahan terdahulu.

Anak laki-laki Hamisah yang duduk di kelas 1 SMP, sering diantar tersangka ketika berangkat sekolah.

"Keluarga meminta tersangka dapat dihukum setimpal, kalau boleh hukuman mati," ujarnya.

Putri Aisyah yang baru berumur 1 tahun 5 bulan, direnggut hidupnya oleh ayah kandungnya sendiri, Supardi Supriyatman.

Hamisah yang masih dibalut duka mendalam, menceritakan bagaimana putrinya tersebut meninggal di tangan suaminya.

Dijumpai pukul 12.16 WIB, Hamisah tersandar di kamar.

Kondisi lemah. Ia bertutur sambil menangis pilu. "Saya tak tahu mau mulai dari mana," jawab Hamisah.

Wajahnya masih kebingungan. Beberapa saat kemudian, ia melanjutkan ceritanya.

Anggota Polresta Pontianak mengangkat nenek korban untuk diperiksa ke Mapolresta Pontianak dari rumah korban di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (2,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Anggota Polresta Pontianak mengangkat nenek korban untuk diperiksa ke Mapolresta Pontianak dari rumah korban di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (2,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

"Waktu di ayunan memang dia setengah memaksa anaknya untuk tidur. Memang anak ini belum mau tidur. Saya mau ambil dia mau saya susui. Dia bilang jangan,” tutur Hamisah.

“Dia mau dengar saya menyanyi. Waktu itu suami saya nyanyi, saya biarkan dulu,” katanya lagi.

Hamisah lalu melanjutkan ceritanya. Ketika dinyanyikan, rupanya Putri Aisyah bukan malah diam. Namun, menangis kian keras.

Saat anaknya menangis itulah, dia memutuskan untuk mengambil Putri Aisyah dari suaminya.

"Tapi anak itu makin menangis. Terus saya paksa ambil. Kemudian saya bawa ke kamar tidur," katanya.

Hamisah memperagakan bagaimana dirinya merampas Putri dari tangan suaminya.
Sembari mengusap air mata Hamisah melanjutkan ceritanya.

"Saya susukan di situ sambil baring. Lalu suami saya masuk lagi ke kamar mengambil anak itu, kemudian dibawa keluar,” ucapnya.

Saat itu, sebenarnya Hamisah ingin merebut kembali Putri dari suaminya.

“Saya mau rampas anak itu tidak bisa, karena saya lihat kondisi suami saya udah beda keliatannya," kenangnya.

Hamisah makin tak mampu menahan menahan air mata ketika mengingat detik-detik terakhir ia menyusui anaknya.

"Kemudian dibawanya ke dapur. Saya kejar ke dapur. Saya tarik anak saya. Tidak mau dilepaskan sama dia. Anak itu sudah nagis-nangis, anak itu dipeluknya keras dan tidak mau dilepaskan,” tutur Hamisah.

Melihat hal itu, Hamisah pun berteriak meminta bantuan sepupunya.

“Kemudian saya teriak minta tolong. Sepupu saya di sebelah kiri rumah saya. Kemudian saya terjatuh. Anak saya pun dibantingnya," ucap Hamisah.

Ia menyingsingkan celana di kaki kirinya menunjukkan luka lecet di lutut karena terjatuh.

Melihat dirinya terjatuh, suaminya malah makin jadi membanting Putri Aisyah.

"Anak itu terus dibantingnya,” tuturnya.

Usai menuturkan bagaimana darah dagingnya dibanting berkali-kali ke lantai, Hamisah sudah tidak bisa lagi menahan kucuran air matanya.

Meski begitu, ia terus saja melanjutkan ceritanya. Kali ini, sambil terisak.

Warga dihebohkan peristiwa penganiayaan hingga tewas di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (1,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali.
Warga dihebohkan peristiwa penganiayaan hingga tewas di Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Rengas, Kubu Raya, Sabtu (24/11/2018) pagi. As (1,5) dianiaya oleh ayahnya sendiri hingga tewas setelah dibanting di lantai rumah berkali-kali. (Kolase/Tribunpontianak.co.id)

"Saya lupa berapa kali dibantingnya anak itu. Yang jelas lebih dari satu kali," ucapnya.

Hamisah pun mengaku tidak sanggup lagi mengingat dan membayangkan bagaimana putrinya yang tidak berdosa itu, dibanting suaminya berkali-kali di dapur.

"Itu yang saya tidak sanggup membayangkanya,” ujar Hamisah sembari memalingkan wajahnya.

"Kemudian sepupu saya datang. Langsung cepat mengambil anak itu yang sudah terbaring di lantai,” ujarnya.

Sepupunya itu kemudian meminta pertolongan agar Putri Aisyah di bawah ke rumah sakit.

“Minta pertolongan pakai motor ke rumah sakit. Tidak sampai kerumah sakit dibawa balik lagi dalam kondisi sudah meninggal. Karena kepalanya sudah lembut," ucap Hamisah mengakhiri ceritanya.

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir mengungkapkan penganiayaan ini terjadi di belakang rumah korban setelah pelaku membawa paksa anaknya tersebut.

"Setelah merampas paksa anaknya itu kemudian tersangka membawa ke belakang dan memegang kedua kaki anaknya kemudian dihempaskan," ungkapnya.

Saksi yang saat itu berada di lokasi kejadian diakui oleh Kapolresta berusaha menyelamatkan korban tetapi tidak berhasil.

"Saksi berusaha mencegah tersangka dan berteriak ke tetangga namun korban tidak dapat diselamatkan," tuturnya.

Menurut Kapolresta tersangka juga pernah tersangkut kasus pembunuhan di wilayah hukum Sanggau.

"Satu catatan tersangka ini juga pernah melakukan pembunuhan di Sanggau saat itu kasusnya penipuan," katanya.

Kapolresta mengatakan berdasarkan keterangan saksi, tersangka selama ini sangat sayang kepada anaknya tersebut.

Hanya saja memang kejadian seperti kerasukan ini diakui keluarga baru kali pertama.

"Pengakuan saksi tersangka ini sayang dengan anaknya namun untuk kerasukan ini baru pertama kali. Ini akan kita dalami lagi," tuturnya.

Tersangka diakui Kapolresta dapat langsung diamankan di lokasi dan dibawa ke Polresta.

Sementara untuk korban, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan keluarga untuk dilakukan otopsi.

"Pelaku sudah kita amankan, sementara untuk korban kalau sesuai SOP-nya memang harus diautopsi. Namun kita akan koordinasikan lagi dengan pihak keluarga," katanya. (tim tribun pontianak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved