Citizen Reporter
Pemuda Kalimantan Barat Menjadi Sukarelawan Mengajar di Polandia
Hidup dan dibesarkan di sebuah desa yang tidak terlalu besar dan terbatas dengan internet tidak membuat saya patah dan harus hanyut
Penulis: Anesh Viduka | Editor: Dhita Mutiasari
Citizen Reporter
Ifik Ganda Mana
Sukarelawan Dari Kalbar Yang Mengajar di Polandia
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK-Berawal dari sebuah mimpi, kini menjadi kenyataan. Siapa yang berani menjamin pencapaian seseorang dengan berbagai latarbelakang dan kisahnya masing-masing.
Mengukir impian adalah hal penting karena berpegang dan yakin kepada mimpi sama dengan percaya pada diri sendiri dan menggairahkan semangat.
Baca: SMKN 1 Mempawah Hilir Siap Seratus Persen Jadi Lokasi Tes CPNS
Baca: LIVE BOLA Streaming Babak II Irak Vs Korea Utara AFC Cup U19! Babak I Berimbang
Hidup dan dibesarkan di sebuah desa yang tidak terlalu besar dan terbatas dengan internet tidak membuat saya patah dan harus hanyut dalam keterbatasan.
Saya tidak pernah mau kalah update informasi, berita dan sesuatu yang beramoma baru walaupun kadang nongkrong di depan rumah untuk menemukan internet yah walaupun masih 3G dan kadang 4g tetapi kalo sudah masuk dirumah, siap-siap EDGE, tapi internet bukan penghalang bagi saya, yang paling terpenting adalah bagaimana memaknai hidup dan tetap rukun.
Pada tahun 2014, saya memutuskan untuk kuliah dan meninggalkan kampung halaman, alhamdulillah saya diterima menjadi salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, ini merupakan pilihan saya, sejak dari Sekolah Dasar (SD) ketika ditanya oleh keluarga bahkan guru apa cita-citamu saya selalu menjawab ingin menjadi Guru atau Dosen, tetapi hidup di tengah aktif perkuliahan tidak semulus kisah cinta dan masa kuliah seperti di film-film atau drama serial di televisi, banyak hal yang harus diubah dan harus direlakan seperti meninggalkan keluarga, kampung halaman harus bisa beradaptasi dan cepat dalam melakukan hal apapun.
Saya menyelesaikan studi terkesan cukup pas pada 3 tahun 10 bulan, merupakan suatu kebanggan bagi saya karena harus merelakan waktu belajar saya dengan kegiatan komunitas dan organisasi tetapi syukur alhamdulillah on time juga lulus dan comloude.
Sebenarnya saya wisuda pada bulan oktober ini, tapi saya relakan menunda untuk ceremonial wisuda karena keterima menjalankan program mengajar di Poland.
Menjadi salah satu sukarelawan mengajar di Poland merupakan tugas yang cukup berat, dimana kita tidak hanya berhadapan atau hidup bersama budaya kita sendiri tetapi bersama pemuda dari belahan dunia lainnya, yangmana dibutuhkan saling pengertian dan dukung satu sama lain.
Saya mulai pada tanggal 11 Oktober 2018 sampai Januari 2019, tapi yang lainnya ada yang sudah 4 bulan dan 8 bulan.
Program mengajar ini bukan hanya ditujukan pada satu level sekolah tetapi beragam mulai dari SD (Podstawowa), SMP (gymnasium) dan SMA (Liceum) yang belajar bahasa inggris.
Program ini bernama Euroweek, para pemuda yang menjalankan program ini bukan hanya mengajarkan bahasa inggris tetapi juga kepemimpinan.
Pada setiap minggu ada masing-masing 1 atau 2 sekolah dengan sekitar siswa 100-150 yang ditempatkan di beberapa hotel kegiatannya, kemudian minggu ke 2, ke 3 dan seterusnya,waktunya dimulai pada pukul 09.30 – 22.00.
Pertama-tama menjalankan program ini terasa berat, capek, tetapi lama kelamaan lumayan terbiasa, ada beberapa kegiatan yang menjadi favorit yaitu country presentation (Presentasi Kenegaraan) dimana setiap youth leader (pemuda) yang berbagai latarbelakang budaya dan negara mempresentasikan keunikan dan keberagaman negaranya dihadapan siswa dan guru,selain itu kegiatan yang disenangi adalah group discussion (diskusi kelompok) jadi dibentuk masing-masing kelompok kemudian mereka bertanya tentang apapun dari negara-negara kita dan pertanyaan personal.
Sungguh menyenangkan berhadapan dengan mereka. Menjalankan program ini Ifik tidak sendiri dari Kalimantan Barat tetapi juga ada beberapa teman yang berprestasi yang kuliah di Universitas tanjungpura ada 5 orang, dari FKIP Bahasa Inggris 2 orang, Sistem Komputer 1 orang dan 2 orang lagi dan 1 orang lagi dari FKIP ekonomi Universitas Tanjungpura.
Bagi saya, menjadi sukarelawan mengajar adalah tentang niat dan ketulusan. Apabila niat disertai ketulusan sudah mencul dan tertanam dalam diri kita maka kita akan membagikan ilmu dan mengajar dengan tenang, bahagia dan penuh dengan kegembiraan.
Ifik merasa, pengalaman adalah proses manjur untuk membentuk karakter diri seseorang, berbekal sedikit pengalaman menjadi sukarelawan sejak tahun 2014 membuat Ifik selalu termotivasi memberikan kontribusi untuk Indonesia dan kegiatan internasional.
Pemuda apabila ingin menjadi aktif dan ambil peran gampang, di Indonesia dan di Kalimatan Barat kita memiliki banyak komunitas yang masing-masing memiliki tujuan pada bidangnya masing-masing, ada bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan dan lain sebagainya.
Berhubung ifik bergerak dibidang pendidikan dan dilingkungan.
Komunitas pertama saya adalah HGC Pontianak yangmana kita mensosialiasikan dan terjun kelapangan untuk memberikan sosialisasi tentang lingkungan dengan cara yang have fun, misalnya mensosialisasikan mengurangi penggunaan botol plastik dengan membawa tumbler atau botol minuman yang dapat digunakan berkali-kali.
Banyak kegiatannya kita pernah melakukan sosialiasi di sekolah-sekolah di Kalimantan Barat mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA.
Selain itu juga Ifik pernah mengikuti komunitas yang bergerak dibidang pendidikan yaitu Aksi Sedekah Pendidikan (ASP) yang menjembatani orang-orang yang ingin sedekah dan turut ambil dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia khusunya di Kalimantan Barat, kegiatannya juga beragam mulai dari sosialisasi ke sekolah-sekolah 3T dan menerima sedekah dari para sukarelawan yang ingin berdonasi.
Ifik sellau yakin pada setiap proses hidup dimana ia akan mengajarkan suka duka yang harus tetap kita lalui dengan senyuman walaupun terkadang dengan air mata.
Ifik sekarang hidup bersama dengan kakak-kakaknya dan abangnya, pada saat proses kuliah ayah dan ibunya meninggal dunia, tapi Ifik tidak pernah patah semangat, baginya semua sudah menjadi takdir dan selalu percaya jalan yang diberikan Tuhan akan indah pada waktunya, tetap semangat dan nikmati setiap proses dalam hidup. Semangat.