Peringati Hari Batik Nasional 2018, Mahasiswa-Mahasiswi FISIP Untan Membatik Massal
Ratusan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Sementara motif yang sedang dibuat kali ini pengrajin bisa membuat motif seperti batik cap dan tulis dengan modal jarum dan benang. Sehingga harga murah dan pengerjaannya juga cukup mudah hasilnya juga baik.
"Sehingga dapat menghemat untuk modal produksi," tuturnya.
Dikatakan Agung, untuk satu kain berukuran 1x2 meter beserta jarum, benang, dan pewarna dibutuhkan modal sekitar Rp60 ribu. Ia menjelaskan pembuatan batik dengan teknik ikat jelujur ini sangat mudah. Caranya dari kain putih.
Kemudian digambar pola menggunakan pensil sesuai dengan motif yang diinginkan. Setelah itu menjahit menggunakan jarum dan benang untuk engikat motif. Setelah itu lalu dicelupkan dengan warna. Kemudian buka jaitannya dan selesai.
"Pada intinya semakin banyak warnanya semakin mahal harganya. Kalau untuk satu kain bisa selesai dengan waktu 1 sampai 2 jam," bebernya.
"Dengan modal Rp60 ribu kita bisa jual dengan harga Rp 100 ribu. Dan satu hari kita bisa membuat 4 sampai 5 kain," tandasnya.
Ketua Panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fisip Untan 2018 Sugeng Nugroho kegiatan membatik ini dilakukan karena ingin mengembalikan kembali rasa cinta terhadap budaya Indonesia.
"Jiwa muda sekarang ini respek dengan budaya agak berkurang. Dengan kemajuan teknologi dan game yang makin booming jadi mereka lebih fokus ke hal itu," tutur Sugeng.
Ia mengatakan selain menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Para mahasiswa baru ini juga diajarkan untuk berwirausaha.
"Jadi kami ajarkan dua point. Untuk target pasaran, kita membebaskan mereka yang penting mereka harus tahu cara berbisnis dengan ilmu marketing itu seperti apa," ucap Sugeng.
Melalui agenda ini. Sugeng juga berharap dapat merubah stigma buruk
terhadap kegiatan Taring ini. Pasalnya, banyak yang beranggapan bahwa kegiatan Taring merupakan ajang kekerasan dari senior kepada junior.
"Kami harap dengan agenda seperti ini dapat merubah mindset orang bahwa kegiatan kami adalah agenda yang positif untuk mahasiswa baru. Daripada mereka hari Sabtu membuang waktu tidak jelas maka kami buatkan agenda seperti ini," ungkapnya.
Sugeng menuturkan kegiatan Taring ini dilaksanakan setiap hari Sabtu selama satu tahun sampai ada Mahasiswa baru tahun 2019 datang. Tidak akan dilaksanakan ketika libur nasional, UAS dan UTS. Dari Taring ditujukan untuk mengajak mahasiswa baru bisa lebih humanis.
"Jadi tidak ada yang namanya kekerasan. Kalaupun ada kabar seperti itu, dipastikan orang itu tidak pernah ikut kegiatan tapi memberi kabar seperti itu," tegasnya.