Pilpres 2019
Prabowo Subianto Peluk Andi Arief, Singgung Asia Sentinel Yang Sudutkan SBY
Ada yang menarik dalam pertemuan tersebut. Apalagi kalau bukan perjumpaan politisi Demokrat Andi Arief dengan Prabowo dan Sandi.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Dalam artikel itu, pemerintahan SBY dituding melakukan pencurian terhadap para pembayar pajak sebesar USD 12 miliar dan mencucinya melalui perbankan internasional, menurut hasil penyelidikan setebal 488 halaman, di Mahkamah Agung Mauritius pada pekan lalu.
Baca: Sama-sama Kenakan Kemeja dan Celana Kain, Sandiaga Uno Merasa Gayanya Mirip Siwon Suju
Dalam artikel itu pula, disebut ada 30 pejabat Indonesia yang diduga terlibat dalam skema pencurian dan pencucian uang (money laundry).
Terkait laporan itu, Analis forensik telah mengumpulkan berbagai bukti yang kemudian digabungkan oleh satuan tugas penyidik yang tidak hanya berasal dari Indonesia saja, namun juga dari Inggris, Thailand, Singapura, Jepang serta sejumlah negara lainnya.
Publikasi kejahatan yang dimuat dalam artikel itu juga berdasar pada laporan analis forensik yang dilengkapi 80 halaman keterangan di bawah sumpah atau afidavit yang menyeret serangkaian lembaga keuangan internasional.
Sebut saja beberapa diantaranya Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapura).
Dalam serangkaian tudingan yang dialamatkan artikel tersebut kepada pemerintahan SBY, dibuka melalui kasus Bank Century.
Baca: Usul Roy Suryo Mundur dari Demokrat, Andi Arief: Akan Ada Tindakan Partai
Bank Century disebut sengaja direkayasa sebagai 'bank gagal' pada 2008 hingga dijuluki sebagai 'Bank SBY' lantaran diduga menyimpan dana gelap yang diduga terkait dengan Partai Demokrat.
Kasus tersebut merupakan 'pembukaan' dari artikel panjang yang ditulis Berthelsen.
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean telah melihat artikel itu dan menuding balik tulisan yang menyudutkan Ketua Umum partainya sekaligus Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia mengatakan artikel tersebut hanya merupakan halusinasi, kabar bohong dan karangan belaka.
Ferdinand menegaskan bahwa tulisan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Semua yang dituliskan itu tidak lebih dari sebuah halusinasi yang buruk, mengarang sebuah cerita dengan kisah-kisah fiktif yang diolah seolah-olah sebuah kebenaran, padahal penuh kebohongan," kata Ferdinand, saat dikonfirmasi, pada Rabu (12/9/2018).
Baca: Al Ghazali Peluk Ahmad Dhani dan Maia Estianty Dengan Gaya Hanifan Rangkul Jokowi Prabowo
Ia kemudian menekankan, Bank Century tidak ada kaitannya sedikitpun dengan SBY maupun Partai Demokrat.
"Robert Tantular pemilik Century juga tidak dikenal oleh SBY, jadi semua yang disampaikan itu adalah fitnah yang omong kosong," tegas Ferdinand.
Oleh karena itu ia kembali menyebut artikel yang tayang dalam laman Asia Sentinel itu merupakan omong kosong dan bertujuan hanya untuk melakukan fitnah terhadap SBY.
"Jadi, bagi kami (tulisan artikel) itu hanya omong kosong dan fitnah kepada SBY," jelas Ferdinand. (*)