Liga 1 Indonesia

Jadi Tim Paling Laris di Dunia, Persib Bandung Kalahkan Arsenal dan Bayern Muenchen

Persib Bandung masuk ke dalam daftar 10 besar tim paling laris sedunia di media sosial Facebook pada Juli 2018.

Editor: Agus Pujianto
PERSIB.co.id/M.Jatnika Sadili
Konfigurasi tiga dimensi yang disuguhkan Bobotoh dalam laga PERSIB kontra Sriwijaya FC 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Persib Bandung masuk ke dalam daftar 10 besar tim paling laris sedunia di media sosial Facebook pada Juli 2018.

Persib Bandung memang terkenal dengan kecintaan fans mereka.

Tak heran jika hampir setiap media sosial milik tim berjulukan Maung Bandung itu selalu ramai dikunjungi.

Hal ini terlihat dalam rilis pihak analisis media sosial, Deportes&finanzas.

Dalam rilis terbarunya, Persib menempati tempat ketujuh sebagai tim sepak bola yang paling sering dibicarakan facebook.

Total sebanyak 3.583.432 interaksi tentang Persib meramaikan media sosial Facebook selama Juli 2018.

Baca: Persib Bandung Melaju, Mario Gomez Enjoy dan Singgung Laga Kontra Arema

Baca: Viking Khatulistiwa Sambut Gembira Kemenangan Persib Bandung di Piala Indonesia

Persib menjadi yang tertinggi di antara kontestan Liga 1 2018.

Pasalnya, tak ada kontestan Liga 1 2018 selain Persib dari 20 besar tim dengan interaksi terbanyak di Facebook.

Hanya saja, tim kebanggaan warga Bandung ini masih kalah dari enam tim besar Eropa.

Secara berurutan dari yang teratas yaitu Juventus, Real Madrid, Liverpool, Barcelona, Manchester United, dan Chelsea.

Namun begitu, tim Maung Bandung masih di atas Arsenal, Bayern Muenchen, dan tim asal Mesir, Al Ahly SC.

Mengutip wikipedia.com, Persib Bandung (Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia terbesar yang berdiri pada 14 Maret 1933.

Klub ini berbasis di Bandung, Jawa Barat. Persib saat ini bermain di Gojek Liga 1 Indonesia dan Piala Indonesia.

Julukan mereka adalah Maung Bandung dan Pangeran Biru.

Baca: Lengkap! Bursa Transfer Pemain Liga Spanyol, Madrid dan Barca Minin Pergerakan

Baca: Pelatih Arema FC Buat Langkah Berani Saat Lawan Persija Jakarta

Sponsor utama dan terbesar masih di pegang Indofood dan apparel jersey yang terbaru adalah Sportama.

Jalan panjang Persib

PERSIB Bandung selalu punya tempat istimewa di hati bolamania nasional.

Kekaguman dan kecintaan mereka, para penggila sepak bola nasional, menyebar ke seantero negeri.

Melewati batas wilayah Bandung dan Jawa Barat, tempat jagoan Bandung dibidani.

Kemegahan sepak bolanya tidak mampu ditepis.

Selalu memanggil dan menggali perhatian para pecandu sepak bola nasional untuk tidak sekejap pun melepaskan perhatiannya pada sosok Persib Bandung.

Tak peduli prestasinya tengah tenggelam, pesona Pangeran Biru julukan lain Persib Bandung, tetap membius bolamania nasional.

Baca: Persib Bandung Menang Dramatis di Kandang PSKC Cimahi! Atep Is Back

Baca: Cetak 15 Gol, Mario Gomez Tarik Gelandang Hebat Persib Bandung U-19 Ini Ke Tim Senior, Siapa Dia?

Stadion Siliwangi, Bandung, markas keramatnya, tidak pernah sepi dari dendang riang penggilanya.

Bobotoh setianya tetap saja tumplek dan menyatu di sana.

Tidak sekalipun mereka pergi menjauh. Apalagi berpaling hati.

Tetap setia mendampingi timnya mesti air mata terus mengucur.

Yang paling fenomenal Stadion Utama Senayan, Jakarta, selalu penuh oleh ribuan pendukung Persib dan bolamania nasional, jika jagoan Bandung menembus babak final Divisi Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia.

Menjadi aset penyelenggara pertandingan yang paling menggiurkan adalah ikon yang tidak terbantahkan.

Tidak terhapus oleh zaman.

“Sungguh. Kalau siaran langsung sepak bola di Indonesia tidak dibagi rata antar stasiun televisi nasional, banyak stasiun yang ingin membeli hak siar pertandingan Persib,” jelas Asdedi, salah seorang produser televisi ANTV, sebelum hak siar jatuh ke stasiun televisi tersebut.

Baca: Dua Sosok Inilah yang Jadi Biang Kerok Kekalahan Dramatis Real Madrid

Baca: Dibalik Kemenangan Fantastis Atletico Madrid, Torehkan Sejarah Baru

Tak aneh serombongan pemain nasional atau mantan nasional, bahkan yang baru muncul sekalipun di pentas sepak bola nasional, berlomba-lomba melamar untuk melebur ke tim “Maung Bandung”.

Mereka percaya, namanya bakal cepat berkibar, dikenal banyak orang dan kembali dilirik tim nasional karena bisa mendarat di tim dengan reputasi besar di pentas sepak bola nasional.

”Persib adalah tim besar. Permainannya cantik. Pendukungnya luar biasa. Nama besarnya di pentas sepak bola nasional adalah garansi bagi kami untuk bisa menembus level nasional. Bermain di Persib adalah kesempatan besar mengembangkan karier sepak bola,” begitu ungkapan umum yang biasa dilontarkan pemain pendatang ketika pertama kali meleburkan dirinya dengan tim pujaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat.

Back on track, begitulah fenomena yang menyertai langkah para pemain di tim Persib.

Kebersamaan mereka menyemburkan hasrat berprestasi tinggi.

Menggelorakan asa dan menjulangkan harkat diri sebagai pemain sepak bola jempolan yang beredar di pentas nasional.

Baca: Lionel Messi Akan Pensiun dari Timnas Argentina Jika 3 Syarat Ini Tak Dipenuhi

Baca: Messi dan Ronaldo Pulang Duluan, Ini Kandidat Pemain yang Bakal Bersinar di Piala Dunia 2018

Hingga masa edarnya di Divisi Utama semakin panjang. Yang pada gilirannya menjadi salah satu legenda di semua hajatan kompetisi yang diakui PSSI.

“Saya memang banyak memperkuat klub yang beredar di Liga Indonesia. Tapi terasa tidak lengkap karier sepak bola saya karena tidak bisa menjadi bagian Persib. Padahal, saya begitu bernafsu ingin membela Persib setelah sukses bersama Bandung Raya. Entah kenapa manajemen tim Persib tidak sekalipun mau memalingkan pilihan pada diri saya,” sembur Kisito Piere Olinga ‘Kopa’ Atangana.

Besarnya animo pemain berlabuh di lambung “Maung Bandung” membuktikan Persib tim yang tak pernah terpinggirkan.

Selalu jadi dambaan dan fokus utama pengembangan karier sepak bolanya.

Mengenakan kaus kebesaran “Maung Bandung” praktis gengsi pemain melambung tinggi.

Sekejap saja, mereka bisa jadi selebritis. Diburu tanda tangannya.

Dimintakan wajahnya untuk menghiasi berbagai layar kaca. Baik itu di stasiun televisi lokal atau di telepon genggam berfasilitas kamera yang selalu dibawa bobotoh-nya.

Baca: Jadwal Siaran Langsung Chievo Vs Juventus, Laga Pembuka Liga Italia Serie A

Baca: MotoGP 2018 - Prediksi Pedrosa Soal Duet Marquez-Lorenzo di Tim Honda

Selain karena Persib sudah menjadi ikon Jawa Barat, iklim sepak bolanya penuh warna. Benar-benar colourfull.

Meriah sejak pembentukan tim hingga kompetisi usai digelar.

Sejarah besarnya di pentas sepak bola nasional, dan fanatisme pendukungnya luar biasa adalah magnet yang tidak bisa dielakan begitu saja oleh pecandu bola nasional.

“Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat,” puji Redouane Barkaoui, tukang gedor “Maung Bandung” asal Maroko.

“Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib”, sambung Christian Bekamenga Bekamengo, pemain asing termahal di Persib .

Perhatian bolamania nasional kepada Persib memang tidak pernah putus.

Tradisi juara yang melekat di dirinya memungkinkan Persib terus menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat sepak bola Indonesia.

Apa yang dibuat dan dihamparkan Persib, selalu jadi tolak ukur persepak bolaan nasional. Geliat Persib pasti mengundang orang untuk menengok.

Dan memberikan perhatian lebih untuk lebih dalam menyimak dapur pacu jagoan Bandung.

Tak aneh, dalam setiap hajatan sepak bola tingkat nasional, kehadiran jagoan Bandung selalu mendapat perhatian lebih dari bolamania nasional.

Namanya selalu disebut-sebut jadi kandidat kuat mengalungkan gelar juara pada setiap hajatan sepak bola nasional yang diikutinya.

Buntutnya lahirlah stigma yang berlaku umum di jagad sepak bola nasional.

Apa? Ini Lebih baik kalah dari tim lain ketimbang dari Persib.

Sukses mengalahkan Persib adalah kemenangan luar biasa. Bahkan nilai minimal yang dipetik tim lawan saat merumput di Stadion Siliwangi, kerap diidentikan dengan sebuah kemenangan.

Melulu karena, Persib bukan tim sembarangan. Kualitas sepak bolanya mumpuni.

Orkestra sepak bolanya, indah dan menghayutkan lawan-lawannya. Memberi kabar buruk pada lawan adalah kabisanya.

Indikatornya kemeriahan prestasi yang mengitari Persib Bandung sepanjang partisipasinya di pentas sepak bola nasional.

Untuk pentas Divisi Utama Perserikatan misalnya, Persib mengalungi gelar juara sebanyak lima kali.

Gelar itu disunting jagoan Bandung tahun 1937, 1961, 1986, 1990, 1994.

Bahkan kompetisi Liga Indonesia perdana 1994/95 menjadi milik Persib, usai mematahkan perlawanan tim elit Petro Kimia Putra 1-0 di partai final lewat gol semata wayang yang disunting bomber Sutiono Lamso.

Tentu, bukan hanya event itu yang mewarnai perjalanan prestasi “Maung Bandung”.

Masih banyak pentas lainnya yang memberi suka bagi penggila fanatiknya.

Juara Surya Cup (Surabaya) 1978 digapai usai mematahkan perlawanan Persija 1-0.

Gol emas itu disumbangkan Max Timesela. Dua tahun sebelumnya, gelar yang sama juga dipetik jagoan Bandung. Yusuf Cup 1975 dan 1977 juga dipuncaki anak-anak Bandung.

Bahkan, usai jadi runner-up Yusuf Cup VIII/1979, setahun kemudian Persib mencuri gelar juara di turnamen kebanggaan masyarakat Ujung Pandang.

Masih pada tahun yang sama, Piala Gubernur Sumatera Selatan juga masuk ke lemari prestasi Persib meski jagoan Bandung hanya nangkring di peringkat ketiga.

“Sepanjang ingatan saya, hanya turnamen Marah Halim Cup (Medan) yang tidak pernah bisa di raih Persib. Tapi di turnamen lainnya yang tersebar di banyak daerah, macam Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), Persib sempat tampil sebagai juara,” cerita Encas Tonif, mantan pemain Persib era 70-an/80-an.

Di ajang regional, pesona Persib pun merona. Tahun 1986, usai Persib memuncaki kompetisi Perserikatan Divisi Utama, Piala Sultan Khasanah Bolkiah berhasil dibawa pulang ke Bumi Pajajaran.

Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia.

Gol kemenangan jagoan Bandung dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia.

“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hasanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,” ungkap Bambang Sukowiyono.

Di ajang Piala Champion Asia 1995 aksi anak-anak Bandung pun gilang-gemilang. Tim besutan Indra M Thohir membukakan mata sepak bola internasional.

Bermodalkan dua kemenangan atas Bangkok Bank (Thailand) dan Pasay City (Filipina) pesaingnya di babak awal Persib yang datang dengan status tim amatir, di antara para raksasa Asia dengan sepak bola profesionalnya, mampu merangsek hingga babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di Stadion Siliwangi.

Sayang, tim pujaan masyarakat Tatar Pasundan tidak mampu berbuat lebih banyak lagi.

Langkah raksasa mereka pun terhenti sampai di situ, setelah Verdy Kawasaki (Jepang) memberi luka 1-3, ditundukan Thai Farmers Bank (Thailand) 2-3, dan dihempang Ilhwa Chunwa (Korea Selatan) 1-4.

Kendati begitu, Persib masih bisa tersenyum. Karena Indra M Thohir, sang sutradara terpilih sebagai pelatih terbaik Asia versi AFC (Asosiasi Sepak bola Asia). (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved