Manggala Agni Sebut Ada 4 Titik Api di Singkawang
Dimana masing-masing bulan Mei satu titik dan Juli 3 titik di daerah Singkawang timur dan selatan.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Singkawang, Yuyu Wahyudin mengatakan, berdasarkan web sipongi, untuk Kota Singkawang, satelit NOAA19 hanya terdapat 4 titik.
Dimana masing-masing bulan Mei satu titik dan Juli 3 titik di daerah Singkawang timur dan selatan.
"Ini data tahun 2018 hingga tanggal 7 Agustus," katanya, Selasa (7/8/2018).
Baca: Kerap jadi Icon Brand Handphone, Segini Harga Fashion Agnez Mo saat Pemotretan
Manggala Agni Daops Singkawang serta seluruh pihak terkait menghadapi musim kemarau dan kejadian Karhutla, serta mulai terpantaunya hotspot (titik panas), intens melakukan patroli ground check untuk memastikan tidak atau terjadi kejadian kebakaran hutan.
Apabila ditemukan kejadian kebakaran, tim langsung melakukan upaya pemadaman dini, untuk meminimalisir kebakaran yang lebih luas.
Sebagaimana sambutannya pada saat sinergisitas dan kesiap siagaan Dalkarhutla, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan perintah presiden terkait Karhutla.
Pertama waspada kabut asap. Kedua padamkan api sebelum membesar. Tiga bertanggungjawab di wilayah masing-masing.
"Empat pelibatan masyarakat dan lima penegakan hukum," tuturnya.
Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa sinergi dengan pihak lain perlu dilakukan, seperti praktik penyiapan lahan, dimana masyarakat memerlukan pendampingan termasuk risiko dan dampak yang akan ditimbulkan jika terjadi kebakaran.
Menanggapi perintah presiden tersebut, Balai PPIKHL Wilayah Kalimantan Manggala Agni Daops Singkawang dalam kurun waktu Januari hingga Agutus 2018 telah melakukan patoli rutin.
Patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan di 13 desa rawan Karhutla, membentuk MPA di 2 Kecamatan Sanggauledo dan Seluas Kabupaten Bengkayang, operasi pemadaman dini, pemadaman lanjutan, dan pemadaman gabungan.
Kegiatan ini merupakan satu diantara antisipasi, mengingat pada bulan Agustus 2018, Indonesia akan menggelar ajang olahraga se-ASEAN yang akan dilaksanakan di Jakarta dan Palembang.
"Kejadian Karhutla tentu akan berpengaruh terhadap kelancaran ajang olahraga tersebut," ungkap Yuyu.