Gempa Lombok
Gempa Susulan Terjadi 176 Kali di Lombok, BMKG Ungkap Penyebab Gempa
Gempa Susulan Terjadi 176 Kali di Lombok, BMKG Ungkap Penyebab Gempa"Gempa dengan intensitas kecil," ujar Kepala Pusat Data
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tercatat hingga Senin (6/8/2018) pukul 17.00 WIB telah terjadi gempa susulan sebanyak 176 kali.
"Gempa dengan intensitas kecil," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Senin (6/8/2018).
Untuk itu masyarakat dan wisatawan di NTB dan Bali diimbau tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya.
"Jangan terpancing pada informasi-informasi yang menyesatkan," katanya.
Ia mengatakan, gempa susulan biasanya akan lebih kecil dibandingkan gempa utamanya.
"Gempa susulan dari gempa 7 SR pasti terjadi tetapi dengan intensitas yang lebih kecil," jelasnya.
Baca: LOWONGAN KERJA - Pertamina Buka Lowongan untuk 70 Posisi
Baca: LIVE STREAMING Peluncuran Satelit Merah Putih 7 Agustus 2018
Baca: Jadwal dan Prediksi Real Madrid Vs AS Roma ICC 2018: Live TVRI dan Live iNews TV
Baca: BMKG Berikan Penjelasan Soal Gempa Lombok 147 Kali
Baca: Jadwal dan Prediksi Chelsea Vs Lyon ICC 2018: Siaran Langsung di TVRI dan iNews TV
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB mencatat sebanyak 98 orang meninggal dunia, 236 orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa yang tersebar di berbagai lokasi.
Diperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah.
Mengingat belum semua daerah terdampak gempa dapat dijangkau petugas Tim SAR gabungan.
Juga terdapat dugaan adanya korban yang tertimbun bangunan yang roboh belum dapat dievakuasi petugas.
Tim SAR Gabungan terus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban. Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat.
Gempa yang melanda daerah Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebabkan kerusakan parah.
Gempa yang terjadi pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.48 lebih 35 detik itu kekuatan magnitudo 7 Skala Richter.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan waspada tsunami untuk wilayah pesisir Pulau Lombok dan beberapa daerah.
Tiga tsunami terpantau namun ketinggian air tidak membahayakan. BMKG mencabut status waspada tsunami.
Badan Geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan pusat gempa bumi berada di darat.
Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan gunung api berumur Tersier hingga Kuarter, sedimen dan metamorf Tersier sampai Pra Tersier.
Sebagian besar endapan tersebut telah tersesarkan dan terlapukkan.
Pada endapan yang terlapukkan diperkirakan goncangan gempa bumi akan lebih kuat karena batuan ini bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran, sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi.
Penyebab gempa bumi: Berdasarkan posisi dan kedalamannya diperkirakan sumber gempa bumi berasosiasi dengan Flores back- arc Thrust
Dampak gempa bumi: Gempa ini telah menyebabkan 82 jiwa meninggal.
Menurut BMKG gempa bumi dirasakan VI di Mataram, Lombok.
Menurut info dari Pos Pengamatan Gunungapi Agung, gempa bumi ini terasa IV MMI di Pos PGA Agung.
Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, dilaporkan beberapa bangunan di Mataram juga mengalami kerusakan serta hampir sebagian besar bangunan di Lombok Utara mengalami kerusakan.
Gempa bumi ini juga menimbulkan tsunami di Carik setinggi 0.135 meter dan di Badas setinggi 0.100 meter.
Berikut sejumlah rekomendasi yang dibuat oleh Kementerian ESDM:
(1) Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
(2)Gempa bumi susulan akan lebih kecil dari gempa bumi utama, namun masyarakat diharapkan agar tetap waspada.
(3) Buat warga sekitar pantai Lombok Utara harap menghindari wilayah sekitar pantai dan mencari tempat yang lebih tinggi.