Pilpres

Prabowo Mencari Calon Wakil Presiden! 3 Sosok Ini Diperbincangkan, Ada AHY

AHY dinilai memiliki elektabilitas, kualitas dan kekuatan lain yang dirasa mumpuni bagi Prabowo.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Pepnews.com
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto 

TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sosok tentang bakal calon wakil presiden (Cawapres) pendamping bakal calon presiden (Capres) Prabowo Subianto untuk melawan petahana Joko Widodo, perlahan mulai terjawab.

Dari sekian banyak tokoh di negeri ini, ada tiga nama yang beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan bakal mendampingi Prabowo kelak. 

Ada dua nama yang direkomendasikan Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kemudian muncul tokoh muda dari Partai Demokrat, sejak partai berlambang mercy itu memutuskan berkoalisi dengan Gerindra

Prabowo - Salim Segaf Al Jufri atau Prabowo - Ustaz Abdul Somad

Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) telah merekomendasikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

Bagaimana respons partai koalisi pengusung Jokowi terkait hal tersebut? Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira menegaskan partainya dan koalisi pendukung petahana Joko Widodo (Jokowi) tidak gentar sedikit pun untuk menghadapi pasangan Prabowo-Salim Segaf, atau Prabowo-Ustaz Abdul Somad.

"Namun, hal ini kembali terpulang kepada Prabowo dan parpol pendukungnya, apakah Prabowo dan Ust Somad atau Salim Segaf cukup kuat menghadapi Jokowi?" katanya, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (31/7/2018).

Apalagi, imbuhnya, mengingat rakyat saat ini butuh bukti dan Jokowi sudah membuktikan selama empat tahun memimpin negeri ini.

Namun, Hugo juga menyarankan agar Prabowo tetap mempertimbangkan rekomendasi ijtima GNPF itu.

"Saya pikir Pak Prabowo perlu mempertimbangkan usulan tersebut. Selama lima tahun pak Prabowo telah memainkan peran sebagai simbol figur di luar pemerintahan," pungkasnya.

Sama halnya dengan GNPF, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan memperjuangkan dua tokoh sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 mendatang.

Dua nama itu yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad yang merupakan hasil rekomendasi ijtima para ulama.

"Tentu saja menjadikan ijtima ulama ini sebagai aspirasi yang memperkuat, memperkokoh apa yang sudah kami bangun selama ini dengan Pak Prabowo," ujar Sekjen PKS Mustafa Kamal di Hotel Grand Melia, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Munculnya nama Salim Segaf Al-Jufri sebagai nama yang direkomendasikan ijtima ulama disambut baik oleh PKS.

Sebab, kata dia, Salim Segaf merupakan salah satu tokoh yang sejak awal didorong PKS untuk jadi capres atau cawapres.

Sementara nama Ustaz Abdul Somad, PKS juga mengaku tak asing dengan sosok tersebut.

Sebab, pengajian atau ceramah Ustaz Abdul Somad banyak yang mencerahkan kader PKS.

"Jadi kami tidak asing sama sekali, bahkan kami ada yang satu almamater dengan Ustaz Abdul Somad waktu di Mesir. Dalam perjalanannya, sering ada momentum bersama Ustaz Abdul Somad," kata dia.

Sementara itu, Salim Segaf sudah sudah mendengar rekomendasi dari para ulama tersebut.

Ia berharap rekomendasi tersebut dibicarakan dan dibahas bersama oleh keempat partai politik pendukung Prabowo, yakni Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS.

"Insya Allah capres sudah kami sepakati bersama (Prabowo) tinggal cawapresnya yang masih kami bahas," kata dia.

Prabowo - AHY

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dikabarkan memilih Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres pendampingnya untuk Pilpres 2019.

Kesepakatan untuk menjadikan AHY sebagai cawapres terjadi pada saat kunjungan balasan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2019) siang. 

"Iya sudah ketok tadi. Pak Prabowo minta Mas AHY jadi cawapres," ujar seorang sumber Tribun di kalangan petinggi Demokrat saat berbincang di Jakarta, Senin (30/7/2018).

Petinggi Partai Demokrat itu menyebutkan, dipilihnya AHY sebagai cawapres pendamping Prabowo karena hitung-hitungan peta politik Pilpres 2019, di mana lawan kali ini adalah capres petahana Jokowi bersama sejumlah koalisi parpol pengusung.

AHY dinilai memiliki elektabilitas, kualitas dan kekuatan lain yang dirasa mumpuni bagi Prabowo.

Menurutnya, dalam pertemuan petinggi dari Gerindra dan Demokrat itu sempat dibahas rencana untuk deklarasi duet Prabowo-AHY, yakni setelah hari pertama pendaftaran capres-cawapres di KPU atau setelah 4 Agustus 2018.

Sementara, pendaftaran, akan menunggu hingga 1 Agustus 2018 untuk menyiapkan segala sesuatunya.

"Deklarasi mungkin tanggal 5 Agustus. Tidak akan sampai tanggal 10 Agustus. Akan dipercepat. Daftarnya mungkin tetap hari terakhir. Masih digodok dulu," ujarnya.

Respos Ustaz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad hanya meminta didoakan menjadi ustaz sampai akhir hayatnya.

Hal ini disampaikannya terkait kabar namanya layak disandingkan untuk menjadi calon wakil presiden pasangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2019.

"Doakan Ustaz Somad istiqomah jadi ustaz sampai mati. Ini ada dunia pendidikan dan dakwah, biarkan Ustadz Somad fokus pendidikan dan dakwah saja," katanya disambut tepuk tangan dari peserta saat mengisi tabligh akbar di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Senin (30/7/2018).

Namun, Ustaz Abdul Somad menegaskan bahwa dirinya tetap menghormati keputusan Forum Ijtima Ulama dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa yang merekomendasikan namanya sebagai salah satu cawapres pendamping Prabowo.

"Para ulama ijtima, santri-santri, memberikan rekomendasi, kami hormati, kami muliakan, dan kami doakan," kata pria kelahiran Silo Lama, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 itu.

Ustaz Abdul Somad lalu mengungkapkan, dia terkesan dengan sambutan saat tiba di Kota Semarang.

Menurut dia, kepolisian dan TNI menyambutnya seperti pejabat penting.

"Kota Semarang ini luar biasa, yang menyambut TNI dan Polri, disambut seperti calon wakil presiden saja," kelakarnya disambut tawa hadirin, termasuk Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono yang hadir.

Namun, dia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud menjadi cawapres.

Ustaz Abdul Somad lalu kembali melanjutkan tausiahnya dalam tabligh akbar bertema "Islam Rahmatan lil alamin, Multikulturalisme, Keislaman, dan Keindonesiaan".

Dia mengajak generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa, yang hadir untuk menggapai cita-citanya yang disebutkannya berpeluang untuk mengisi enam paket jabatan negara.

"Ada anggota legislatif kabupaten, kota, provinsi, pusat, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), presiden, dan wakil presiden. Ada peluang enam paket yang bisa kalian isi," katanya.

Menurut Ustaz Abdul Somad, kalau merasa mampu, tidak ada salahnya untuk mencoba peluang tersebut.

Namun yang pasti, lanjut dia, generasi muda yang mempunyai hak pilih harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya.

"Kalau mampu, calonkan diri kalian. Kalau tidak mampu, kalian masih punya suara untuk memilih. Nanti, ketika mencoblos kertas pada 2019. Ingat kalian sedang memilih pemimpin," tuturnya. (*)

Like Tribun Pontianak Interaktif on Facebook:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved