Dihiasi Wajah-wajah Cantik, Inilah Artis-artis Yang Maju Jadi Caleg
Artis yang jadi caleg ada yang berpindah partai politik, ada yang tetap setia di partai lama untuk kendaraan maju di kompetisi Pileg 2019.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 akan dihiasi wajah-wajah cantik para artis.
Artis yang maju jadi caleg bernaung di sejumlah partai politik.
Baca: Sophia Latjuba Digosipkan Dekat Dengan Cowok Brondong, Fotonya Tersebar di Medsos
Baca: Kery Astina Menirukan Suara 25 Penyanyi Indonesia, Sudah Ditonton Hampir 4 Juta Kali, Ini Videonya!
Baca: 4 Makanan Unik Korea Kesukaan Para Artis K-pop, Idola Kamu Suka yang Mana Ya!
Artis yang jadi caleg ada yang berpindah partai politik, ada yang tetap setia di partai lama untuk kendaraan maju di kompetisi Pileg 2019.
Banyaknya artis yang maju jadi caleg tergambarkan saat sejumlah parpol mendaftarkan nama-nama bakal caleg Pemilu 2019 di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (17/7).

Artis yang maju, antara lain Nafa Urbach di Nasdem, Dina Lorenza di Demokrat, dan Giring Nidji di Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pendatang baru lainnya yang ikut meramaikan gelaran Pileg 2019 adalah tokoh Kalijodo, Daeng Aziz.
Dia akan maju sebagai caleg melalui partai besutan Prabowo Subianto, Gerindra.
Selanjutnya, politikus yang berpindah parpol untuk kendaraan politik Pileg 2019 adalah anggota DPR sekaligus mantan Sekretaris Jenderal Partai Hanura, Sarifuddin Sudding, bersama rekan separtainya, Rufinus Hutauruk dan Dossy Iskandar, pindah ke Partai Nasdem.
Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Perreira menilai, adalah hal yang lumrah apabila seorang politikus pindah ke partai lain untuk mencalonkan diri sebagai caleg.
Kata dia, seluruh partai membuka seluruh kemungkinan adanya kader partai lain yang hijrah.
Terlebih, politisi tersebut sudah memiliki elektabilitas dan basis massa di dapil pilihannya.

"Saya rasa ini hal yang biasa apabila para politisi pindah partai.
Semua kan memiliki hak untuk dipilih dan memilih," ujar Perreira saat ditemui di Kantor KPU.
Menurutnya, politisi melakukan hal itu semata ingin mencari kendaraan politik yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Terpenting, tidak ada pemaksaan dan polemik yang terjadi di internal partai politik ketika masuk orang baru.