Citizen Reporter

Keterlibatan Masyarakat Kunci Keberhasilan Agenda Restorasi Gambut

komoditi nanas telah dikembangkan untuk berbagai produk turunan seperti sirup, dodol, keripik, selai dan lain-lain.

Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Kujungan Lapangan Deputi 3 BRG ke Teluk Keramat, Sambas 

Desa Peduli Gambut

DPG adalah program yang diluncurkan oleh BRG sebagai kerangka penyelaras percepatan pembangunan desa. Karena itu, DPG bukanlah program yang berdiri sendiri, melainkan bentuk kontribusi BRG dalam memfasilitasi capaian indikator pembangunan desa.

Sebab jika merujuk pada Indeks Desa Membangun (IDM) yang ditetapkan oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, sebagian besar desa-desa yang didampingi BRG statusnya adalah desa tertinggal dan sangat tertinggal.

Tahun 2017 BRG mendampingi 75 DPG di 7 provinsi target prioritas restorasi, termasuk di Kalimantan Barat. Ada 16 desa di Kabupaten Mempawah dan Kubu Raya yang didampingi BRG tahun lalu. Tahun 2018 ini, BRG menetapkan 27 DPG di Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya dan Sambas sebagai bagian dari 145 DPG di 7 provinsi target.

Kujungan Lapangan Deputi 3 BRG ke Teluk Keramat, Sambas
Kujungan Lapangan Deputi 3 BRG ke Teluk Keramat, Sambas 

 Strategi pendampingannya dengan menempatkan seorang Fasilitator Desa (Fasdes) di setiap desa. Fasdes merupakan kepanjangan tangan BRG yang bekerja ditingkat tapak. Memfasilitasi, diskusi dan mendorong kepedulian dan keterlibatan masyarakat desa adalah kerja-kerja Fasdes yang terjun ke desa-desa.

Pendekatan program DPG melalui ‘pintu’ UU Desa, karena itulah Fasdes sebelum ditempatkan di desa telah dibekali dengan pemahaman seputar perencanaan dan kebijakan pembangunan desa. BRG melalui Fasdes mendorong Pemerintah Desa dan masyarakat agar muatan restorasi gambut dapat masuk dalam RPJMDes. Memfasilitasi disusunnya Peraturan Desa tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Ekosistem Gambut, penguatan kelembagaan BUMDes, serta mengawal Musyawarah Desa dalam penyusunan RKPDes, adalah sebagian dari tugas Fasdes.

 Sekolah Lapang Petani Gambut

Restorasi gambut, sebagaimana strategi BRG yakni Rewetting (pembasahan), Revegetasi (penanaman kembali), dan revitalisasi (peningkatan ekonomi) merupakan pendekatan terpadu. Restorasi gambut tidak semata-mata melakukan pembasahan gambut dengan pembangunan sekat kanal, embung, blocking kanal serta sumur bor, akan tetapi bagaimana masyarakat juga mendapatkan manfaat dari pemulihan ekosistem gambut.

Atas dasar itulah, BRG melaksanakan Sekolah Lapang Petani Gambut. Sekolah bagi petani ini dimulai dengan pelatihan yang memberikan pemahaman tentang karakteristik gambut dan bagaimana mengembangkan pertanian dengan Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). Intinya, dengan tanpa membakar pun lahan gambut tetap produktif.

BRG di Kalbar menggandeng praktisi pertanian lahan gambut dari Forum Penyuluh Swadaya, Joko Wiryanto dkk mengembangkan formula F1-MBio untuk mengurasi keasaman sekaligus meningkatkan PH tanah. Formula tersebut menggunakan bahan-bahan organik yang mudah untuk didapatkan seperti kotoran ayam, gula merah, kepala udang, dan lain-lain yang dimasak.

Setelah jadi formula itu baru kemudian disirami ke lahan bedengan yang sudah disiapkan sebelumnya. Petani ketika dilatih dan praktek begitu antusias, sebab selama ini tidak tahu bagaimana mengurasi keasaman dan meningkatkan PH tanah selain dengan membakar.

Setelah dilatih, BRG kemudian memfasilitasi pembangunan mini-demplot PLTB sebagai laboratorium dan media belajar pengembangan metode PLTB. Di setiap desa, masyarakat menyiapkan 0,5 – 2 hektar lahan untuk mini-demplot tersebut.

Program ini memfasilitasi bantuan bibit tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman keras serta peralatan pengolahan lahan. Harapannya, dengan mini-demplot ini masyarakat kemudiandapat mengembangkan lebih lanjut di lahannya masing-masing.

(Baca: Sanggau Gelar Kontes Durian Berhadiah Puluhan Juta Rupiah, Catat Tanggalnya )

Dengan demikian, komoditi pertanian di lahan gambut seperti nanas, jagung, jahe, cabai, tomat, salak, talas, dan lain-lain dapat menjadi produk unggulan setiap desa. BRG juga memfasilitasi pengembangan produk turunan pertanian lahan gambut untuk meningkatkan nilai tambahnya.

Seperti di desa Sungai Asam Kubu Raya misalnya, komoditi nanas telah dikembangkan untuk berbagai produk turunan seperti sirup, dodol, keripik, selai dan lain-lain.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved