Penemuan Mayat
Suami Gantung Diri Usai Bunuh dan Buang Jasad Istri ke Sungai! Terungkap Fakta Mengejutkan
Kemudian jika ada undangan dari para tetangga, maka korban pasti akan menghadirinya meski pun sudah sangat terlambat.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kematian Lilis (47) dan Ayong (50) mengejutkan warga Ketapang.
Tetangga mengenali kedua sosok suami istri itu adalah keluarga yang dermawan.
Terutama saat menjelang perayaan Lebaran.
Hal tersebut diungkapkan oleh tetangga korban, Heri (33).
Baca: BREAKING NEWS: Warga Gang Kayu Manis II Dihebohkan Dengan Penemuan Mayat
Baca: Rumah Tangga Angel Lelga Diterpa Kabar Buruk! Vicky Prasetyo Menangis Ungkap Hal Ini
“Kesan saya orangnya baik. Apalagi suaminya, kalau menjelang Lebaran begini, sering kasi kita air minuman kaleng atau botol,” katanya, kepada wartawan di Ketapang, Kamis (24/5/2018).
“Tiap tetangganya, setahu saya, termasuk saya, masing-masing dikasinya dua dus minuman air kaleng atau botol. Tiap lebaran itu. Kadang juga kita juga dikasinya gula 2 kilogram,” lanjutnya.
Menurutnya, korban memberikan air kaleng menjelang Lebaran itu secara langsung kepada para tetangganya.
Kemudian jika ada undangan dari para tetangga, maka korban pasti akan menghadirinya meski pun sudah sangat terlambat.
“Misalnya kita ngundang dia, tapi ternyata dia ada kegiatan di luar, setelah kegiatannya selesai, dia itu tetap datang ke rumah kita. Meski acaranya sudah selesai. Jadi sama tetangga pun mereka tidak pernah berkelahi. Orangnya bagus lah,” ujarnya.
Heri mengaku tidak menyangka pasangan suami istri tersebut akan meninggal secara tragis.
“Saya tidak menyangka. Karena hari-hari kalau saya lihat suami istru (almarhum Ayong dan Lilis-red) bagus,” kata warga RT 16 Desa Sukabangun Dalam ini, yang rumahnya tepat di samping kiri rumah korban.
Hanya terpisah oleh lahan kosong.
Ia menceritakan, pada hari kejadian, paginya warga dihebohkan penemuan mayat perempuan yang belum diketahui identitasnya.
Meski ia sempat melihat benar, kemudian langsung pergi kerja dirinya tak menyangka jika mayat itu Lilis.
Baca: 8 Aturan Ketat bagi Anak-anak di Keluarga Kerajaan Inggris, Larangan Makan Bawang hingga Medsos
Baca: Ramalan Zodiak - Suasana Kelam Masa Lalu Bikin Berantakan, Buang Saja Dulu
Namun saat sore ia pulang kerja ternyata di tempatnya kembali dihebohkan penemuan mayat Ayong yang tergantung.
“Jadi saya tidak menyangka, ternyata yang meninggal mereka. Masalah suami istri itu tak pernah kedengaran,” ungkapnya.
Pantauan Tribunpontianak.co.id di rumah duka, pada Kamis (24/5/2018) sehari setelah kejadian, terlihat sepi.
Bahkan terlihat sekeliling rumah itu dipasang garis police line oleh polisi. Sehingga warga atau siapa pun dilarang masuk ke area itu, termasuk di halaman rumah.
Sebelumnya, pada Rabu (23/5/2018) pagi, sekitar pukul 10.00, warga dihebohkan dengan penemuan mayat Lilis yang mengapung di Muara Sungai Pawan.
Kondisi tangan dan kakinya terikat dan digantung batu pada tubuhnya.
Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 15.00, warga kembali dihebohkan penemuan mayat laki-laki tergantung.
Ternyata korban ini merupakan Ayong, suami Lilis, yang nekat mengakhiri hidupnya setelah mengetahui istrinya ditemukan meninggal itu.
Jejak Kasus
Sebelumnya, Kapolres Ketapang AKBP Sunario telah memastikan Ayung alias Ayong (50) adalah pembunuh Lilis (47), istrinya.
Mayat yang ditemukan mengambang di aliran Sungai Pawan pada Rabu (23/5/2018) sekitar pukul 09.00 WIB, dalam kondisi tangan dan kaki terikat, kepala dibungkus kain dan diberi pemberat, Ayung merupakan suami dari Lilis.
Berselang enam jam setelah penemuan Lilis, polisi menemukan jasad Ayung tewas tergantung di rumah mereka di Desa Sukabangun Dalam, Kabupaten Ketapang.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan hasilnya Ayung lah yang menghabisi nyawa istrinya. Ini kita kuatkan dengan barang bukti yang kita temukan di lokasi kejadian," ujar Kapolres Ketapang AKBP Sunario kepada Tribun melalui telepon, Rabu (23/5/2018) malam.
Pemeriksaan intensif, jelas Sunario, dilakukan terhadap tiga anak korban.
"Ada tiga anaknya. Satu kelas dua SMP, yang satu kelas dua SD dan yang ketiga usia dua tahun. Memang pengakuan anak pertama, ibu dan bapaknya kerap berkelahi, cekcok mulut," papar Sunario.
Pada Selasa (22/5/2018) sekitar pukul 03.00 WIB, anak korban melihat ibu dan bapaknya menonton televisi di rumah mereka.
"Saat sahur, dia tidak lagi bertemu dengan bapak dan ibunya. Ibu dan bapaknya memang tidak ada seharian," lanjutnya. (*)
Like Tribun Pontianak Interaktif on Facebook: