Anggota DPRD Terjaring Razia
Anggota DPRD Kalbar Asal Partai Demokrat Terjaring Operasi Pekat di Penginapan dengan Seorang Wanita
Kapolres Sekadau AKBP Anggon Salazar Tarmizi, Selasa (22/5/2018), mengatakan, anggota DPRD Kalbar itu diberikan peringatan dan membuat
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Oknum anggota DPRD Kalbar terjaringan razia penyakit masyarakat yang digelar Polres Sekadau, Sabtu (19/5/2018) malam.
Saat itu, yang bersangkutan terciduk tengah berdua dengan wanita bukan istrinya di dalam kamar penginapan.
Kapolres Sekadau AKBP Anggon Salazar Tarmizi, Selasa (22/5/2018), mengatakan, anggota DPRD Kalbar itu diberikan peringatan dan membuat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi.
"Kita berikan imbauan dan juga surat pernyataan tidak mengulangi lagi. Sesuai dengan operasi pekat yang kita lakukan yang bertujuan untuk menciptakan situasi kondusif di bulan ramadan," ujar Kapolres Sekadau AKBP Anggon Salazar Tarmizi, Selasa (22/5/2018).
Baca: Heboh! Warga Delta Pawan Ketapang Temukan Seorang Pria Tewas Tergantung
Baca: Pemerintah Malaysia Akan Hentikan Pencarian Pesawat MH370 Terhitung 29 Mei
Baca: Leher Lilis Dijerat, Lalu Tubuhnya Ditenggelamkan Suami ke Sungai Pawan
Baca: Oknum DPRD Kalbar Terciduk Ngamar Bareng Wanita Bukan Istri, Ini Tanggapan Unsur Pimpinan
Berikan Klarifikasi
Anggota DPRD Kalbar, Tanto Yakobus menyebut dirinya sebagai korban politik dari lawan-lawannya yang mempolitisasi berita tidak benar tentang dirinya.
Hal ini karena dirinya diberitakan 'ngamar' ataupun 'terciduk' dengan seorang wanita yang belakang diketahui merupakan staff resmi yang dibawanya untuk melakukan kegiatan kepartaian dan reses di Kabupaten Sekadau.
Menurutnya, pemberitaan yang tendensius kepada dirinya tidaklah sepenuhnya benar, terlebih para pihak media terlebih dahulu tidak ada mengkonfirmasi dirinya dan memberitakan secara sepihak.
tanto mengatakan, dirinya memang benar terjaring razia pekat, namun tidaklah benar jika dirinya 'ngamar' maupun 'terciduk' berduaan dengan wanita.
Dikatakannya, hal sebenarnya terjadi adalah ketika dirinya baru pulang dari melakukan kegiatan kampanye satu diantara paslon yang diusung partainya
Karena keesokan akan melaksanakan reses, Tanto yang membawa tiga staffnya pun memutuskan untuk beristirahat dan mandi disebuah hotel di Sekadau.
Sedangkan jajaran kepengurusan partai lainnya yang sebelumnya ikut kampanye memutuskan pulang ke Pontianak dan menghadiri kegiatan Gawai Dayak.
Saat dihotel tersebut, Tanto menuturkan dirinya yang bersama dengan ketiga staffnya yang satu diantaranya adalah wanita, mengambil dua kamar untuk beristirahat.
Tanto bersama dua staff laki-lakinya yang satu diantaranya adalah keponakannya sekamar, sedangkan staff wanita dalam kamar lainnya yang kebetulan bersebelahan.
Saat Tanto hendak mandi, ternyata satu diantara staff lakinya menggunakan kamar mandi maupun toilet karena sedang sakit dan saat buang air besar mengeluarkan darah.
Lantas karena toilet dikamarnya digunakan, Tanto pun menuturkan ia hendak menumpang dikamar staff wanita yang berada disebelah kamarnya.
"Baru saja saya masuk ke kamar untuk numpang mandi, ternyata yang bersangkutan juga akan mandi, lalu saya tutup pintu dan letakkan tas, tak sampai hitungan menit ada polisi menggedor pintu," cerita Tanto.
Tanto yang tak curiga dan merasa tak melakukan apa-apa pun langsung membuka pintu, dan ada sejumlah anggota polisi yang bertanya kepada dirinya dengan siapa di kamar.
Masih menggunakan baju kepartaian lengkap usai melakukan kampamye, Tanto pun menjawab dengan jujur pertanyaan dari anggota kepolisian yang menggelar operasi pekat.
"Datang polisi, mereka bilang operasi pekat, saya mendukung saya bilang silahkan saja, lalu mereka bertanya dengan siapa dikamar ya saya jawab dengan staff saya, dan saya mau numpang mandi, lalu saat ditanya laki-laki atau wanita, dan saya jawab wanita polisi menjadi curiga dan mengajak untuk ke Polres," terangnya.
Saat di Polres ia mengaku diminta keterangan, dari kegiatan apa, tujuannya kemana, bersama siapa saja yang ikut, serta kegiatannya berapa hari.
"Setelah diminta keterangan saya diminta teken pernyataan yg sudah disiapkan. Karena saya baca pernyataannya baik, seperti tidak mengulangi perbuatan itu lagi, maka saya teken," bebernya.
"Saya terkejut, begitu besoknya heboh sepulang saya dari kegiatan reses, banyak bertanya pada saya dan beritanya sudah terbit disalah satu media, saya menunggu wartawan rupanya tidak ada yang mengkonfirmasi kepada saya," katanya.
Tak hanya disitu, Tanto yang merupakan mantan Jurnalis ini pun langsung menelpon istrinya untuk klarifikasi terkait berita tidak benar tentang dirinya dan mengantar staff wanita yang disebut 'ngamar' dengannya.
"Saya merasa menjadi korban politik, saya merasa dijebak, saya kasihan dengan staff saya, wajahnya pucat, dan mungkin hubungan dengan suaminya akan jadi tidak baik karena berita yang tidak benar," terangnya.
Walau begitu, Tanto menuturkan telah mengklarifikasi semua hal tidak benar kepadanya pada pimpinan partai, dan ia memohon maaf pada masyarakat atas berita tidak benar pada dirinya.
Baca: Ini Pengakuan Anggota DPRD Kalbar yang Tercyduk Bersama Wanita di Penginapan
Pernyataan DPD
Sebelumnya, terkait hal itu, ketua DPD Partai Demokrat Kalbar, Suryadman Gidot menegaskan akan memeriksa dan memanggil oknum anggota DPRD Kalbar dari partainya itu.
"Kita akan Periksa, bila memang cukup bukti akan kita ambil tindakan sesuai aturan," tugas Gidot, saat dikonfirmasi Tribunpontianak.co.id
Bupati Bengkayang dua periode ini pun mengatakan, akan terlebih melihat dahulu kasusnya dan akan tetap mengedepankan praduga tak bersalah.
"Kita lihat kasusnya, praduga tidak bersalah harus dikedepankan," ujarnya.
Ia pun menuturkan jika akan memastikan terlebih dahulu bukti setelah diperiksa oleh tim.
"Kita harus pastikan bukti pemeriksaan oleh tim," katanya.
Sementara itu, Pengurus DPP Demokrat, Erma Suriani Ranik menuturkan jika hal tersebut adalah kewenangan pihak DPD Kalbar.
"Itu dah kewenangan DPD Kalbar," katanya.
Anggota DPR RI ini pun menegaskan jika untuk kasus seperti itu, ada mekanismenye dan tetap mengutamakan praduga tak bersalah.
"Ada mekanismenya, tetap prinsipnya asas praduga tak bersalah," pungkasnya.
Kejadian itu disayangkan Wakil Ketua DPRD Kalbar, Suriansyah.
“Jika ternyata hal itu terbukti benar, saya selaku pimpinan DPRD Kalbar sangat menyayangkan hal itu terjadi,” ungkapnya kepada Tribun Pontianak, Rabu (23/5/2018).
Ia sangat menyayangkan pasalnya saat itu merupakan masa reses anggota DPRD di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
“Seharusnya, masa reses digunakan untuk kegiatan reses dengan menetap di desa. Bukan melakukan hal lainnya,” terangnya.
Kendati demikian, ia meminta semua pihak menghormati asas praduga tidak bersalah.
Jika ternyata memang terbukti benar dan ditindak sebagai tindakan kriminal maka harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Kita tunggu hasil pemeriksaan dari kepolisian. Apakah hanya termasuk tipiring (tindak pidana ringan_red) dan diberikan surat peringatan atau lainnya,” katanya.
Namun secara etis, Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Kalbar akan turun langsung melakukan investigasi. BK akan memanggil oknum bersangkutan dan melakukan pemeriksaan karena kejadian itu dilakukan dalam masa tugas sebagai anggota DPRD.
“Kita minta BK menggelar sidang kode etik untuk menyelesaikan itu. BK mengambil keterangan dan lain-lain, sebelum mengambil tindakan yang dilakukan. Kita tidak boleh ambil tindakan tanpa lakukan pemeriksaan,” tandasnya.
Baca: Setelah Dua Tahun Pacaran, Seo In Guk dan Park Boram Dikabarkan Putus
Baca: Kapal Pengangkut Harta Karun Ditemukan setelah 300 Tahun, Jadi Rebutan Sejumlah Negara
Baca: Pokja Nilai Penyelenggara Harus Berikan Sosialisasi Pada Masyarakat dan Peserta Pemilu 2019
Enggan Berkomentar
Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Kalimantan Barat enggan mengomentari terkait informasi oknum diduga anggota DPRD Kalbar yang terjaring razia Penyakit Masyarakat (PEKAT) di sebuah penginapan di Sekadau, Sabtu (19/5/2018) lalu.
Berdasarkan informasi dari Polres Sekadau, seorang diduga oknum anggota DPRD Kalbar itu terjaring di sebuah kamar bersama wanita yang bukan merupakan pasangan suami-istri.
“Itu dapat informasi dari mana ? Saya jak belum tahu seperti apa,” ungkap Ketua BK DPRD Kalbar Minsen saat dikonfirmasi Tribun Pontianak via seluler, Rabu (23/5/2018).
Minsen mengatakan dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh sebelum ada informasi hasil pemeriksaan dari kepolisian.
“Saya tidak bisa komentar. Benarkah yang ditangkap tu anggota DPRD Kalbar. Pastikan dulu,” terangnya.
Saat disinggung, apakah BK DPRD Kalbar akan mengambil tindakan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap oknum DPRD Kalbar itu.
Minsen kembali mempertegas pendiriannya bahwa tidak mau komentar terlebih dahulu.
“Saya belum bisa komentar. Tapi terkait informasi ini, Badan Kehormatan DPRD Kalbar akan mempelajarinya sebelum ambil langkah selanjutnya,” tandasnya.