Pesona Riam Terinting, Panorama dan Sejarah yang Memikat Wisatawan
Riam Terinting atau Air Terjun Rambo yang memiliki tujuh tingkatan merupakan satu diantara banyak objek wisata yang ada di Kabupaten Landak.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Tri Pandito Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Riam Terinting atau Air Terjun Rambo yang memiliki tujuh tingkatan merupakan satu diantara banyak objek wisata yang ada di Kabupaten Landak.
Tepatnya, terletak di Serimbu yang ternyata sangat layak dikunjungi karena keindahan alamnya masih terjaga dan alami sehingga saat mendaki serasa sejuk dan nyaman terlebih memiliki sejarah yang belum terungkapkan.
Bagi anda para pencinta alam yang sedang kebingungan mengisi hari libur, Riam Terinting tepat menjadi sasaran kunjungan selain mengisi hari liburan juga banyak sejarah yang bisa di dapatkan baik itu dari tour guide maupun masyarakat lokal disana.
Baca: Komsan IAIN Pontianak Gelar Pementasan Kidung Kait
Menurut satu diantara wisatawan lokal, Abdullah Sutarso yang pergi bersama sejumlah rekannya. Lokasi Riam Terinting memang jauh dari pemukiman sehingga untuk mendaki memerlukan waktu sekitar 7-8 jam bagi pemula, namun jika yang sudah pernah, hanya perlu waktu 5-6 jam untuk sampai ke Puncak Riam Terinting.
Kebanyakan, para wisatawan yang berkunjung pun diharuskan nginap satu atau dua malam lagi untuk mendapatkan momen yang lebih bagus baik disaat sunrise maupun disaat sunset
Dan disaat hendak mendirikan tenda, favorit para pengunjung maupun wisatawan banyak di tingkat 4 dan 5 lokasi riam Terinting.
Perjalanan ke lokasi Riam Terinting dari Kota Pontianak pun tidak perlu waktu yang lama hanya sekitar 7-8 jam, dan guna menuju kesana pun bisa melewati dua jalur yaitu lewat Jalan Pinyuh Mempawah ataupun Jalan Tayan, Sanggau.
Baca: BMKG Prediksi Seluruh Wilayah Kalbar Berpotensi Berawan
Walaupun dua jalur, lamanya perjalanan bisa saja berubah dari waktu yang diperkirakan, karena jika pergi di musim penghujanan maka perjalanan akan terhambat saat mendaki, karena memang rute jalannya hanya jalur setapak dan tanah kuning serta mendaki bukitnya pun sangat terjal.
"Perjalanan yang jauh memang melelahkan, karna kita harus melalui 5 titik aliran sungai kecil yang sedikit mampu menghilangkan rasa lelah sejenak sebagai tempat persinggahan dan sambil menikmati kejernihan dan kesegaran airnya. Rasa lelah saat mendaki itu merupakan hal yang sudah biasa. Untuk sampai kepuncak Riam kita benar-benar dituntut memiliki tenaga yang ekstra sehingga kita bisa menyaksikan megah dan keindahan air Terjun Terinting, tapi jangan khawatir raga jasmani yang lelah semua akan terbayarkan dan kembali segar bugar ketika air terjun sudah ada di depan mata," ungkap Sutarso.
Menurutnya pula, berada dari kejahuan 10-15 meter saja merasakan seperti di daerah kutub, karena air terjun yang jatuh dari ketinggian sekitar 30-45 meter yang terhempas dibatuan dan menghasilkan seperti embun salju yang menenangkan jiwa sekaligus penghilang rasa lelah.
Baca: Begini Arus Lalu Lintas di Jl Ahmad Yani Sanggau
Kemudian dengan kondisi hutan yang masih lebat, sehingga mampu melindungi kulit para wisatawan dari sinar matahari, maka dari itu selama perjalanan dapat merasakan kesejukan alamnya yang segar dan indah.
Perjalanan yang dipandu masyarakat lokal, yakni Benly dan Natalis menutukan jika dulunya di atas bukit Riam Terinting terdapat sebuah kehidupan manusia yang menghilang
Namun meninggalkan bukti sisa-sisa bercocok tanam seperti cabe, terong pipit dan ubi rambat dan masih dijumpai sampai sekarang.
Baca: Nora Tegaskan Stok Beras dan Gula Aman Hingga hari raya
Sementara itu, menurut warga lainnya, Jingkim Murdani menuturkan jika tumbuh-tumbuhan yang tertinggal dulunya sisa peninggalan para pemburu yang nginap bermalam, sehingga sambil bercocok tanam untuk sebagai penujang kebutuhan disaat menunggu hasil buruan yang bisa di bawa pulang.
Sebagai masyarakat, ia pun mengharapkan setiap para wisatawan yang datang berkunjung ke Riam Terinting agar tetap menjaga kebersihan agar lingkungan yang ada disekitarnya tetap terjaga dengan baik, bersih dan nyaman saat dikunjungi. (*)