Bentrok Pendemo Dengan Polisi, Ini Kondisi Sebenarnya
Menurutnya selama ini, razia atau tindakan aparat terhadap pekerja PETI sangat meresahkan masyarakat.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Bentrok antara pendemo yang merupakan pekerjaan penambang emas, dengan Kepolisian tak bisa dielakkan, dalam Demo masalah PETI tersebut, di Gedung DPRD Kapuas Hulu, Selasa (24/4/2018).
Lemparan batu dan kayu terus diarahkan ke anggota Polisi yang melakukan pengamanan, di dalam gedung DPRD Kabupaten Kapuas Hulu.
Pendemo semakin beringas, sehingga petugas menembakan gas air mata dan menyemprut air ke Pendemo.
Baca: Inilah Kondisi Kantor DPRD Kapuas Hulu Usai Dihujani Batu Pendemo
Kericuhan ini bisa diredam setelah ada hasil keputusan pertemuan dengan perwakilan pendemo, dengan anggota dewan dan Kapolres Kapuas Hulu, di dalam ruangan DPRD. Sekitar pukul 15.00 WIB pendemo membubarkan diri.
Baca: Tonton Videonya! Demo Masalah PETI di DPRD Kapuas Hulu Ricuh
Ada beberapa anggota polisi yang terluka, dan begitu juga dengan pendemo itu sendiri. Namun semuanya bisa teratasi dengan baik dan terkendali, karena tak ada yang mengalami luka berat.
Koordinator Pendemo PETI, M.Dahar menyatakan pendemo yang turun demo diperkirakan sebanyak 4 ribu orang, mewakili dari delapan kecamatan lintas Selatan, seperti, Kecamatan Bunut Hulu, Mentebah, Kalis, Boyan Tanjung, Hulu Gurung, Silat Hilir, Silat Hulu, dan Putussibau Selatan.
"Alhamdulillah, kita bersyukur apapun tuntutan kami semua dipenuhi, bagaimana masyarakat kita bisa bekerja emas lagi. Untuk sementara menunggu bagaimana perkejaan PETI di Kapuas Hulu bisa mendapatkan izin dari pemerintah provinsi atau pusat," ujarnya.
Menurutnya selama ini, razia atau tindakan aparat terhadap pekerja PETI sangat meresahkan masyarakat. Karena PETI adalah, merupakan mata pencaharian masyarakat selama ini.
"Kita tetap berupaya bagaimana masyarakat kita tetap bisa bekerja emas," ungkapnya.