Daud vs Malikov
Pengamat Tinju Kalbar Ini Saran Daud Tantang Juara WBA Kelas Ringan
Ini karena ronde sebelumnya terkena sodokan, pada ronde kelima ditambah hook-hook lawan sehingga pelipis kiri pecah.
Penulis: Zulkifli | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penikmati tinju di Kalbar tak ketinggalan menyaksikan duel petinju Indonesia Daud Yordan melawan petinju Rusia Pavel Malikov tadi malam, termasuk pengamat sekaligus pelatih tinju amatir Kalbar Sugiyanto.
Ia memberikan analisa pertandingan yang berhasil dimenangkan Daud Yordan, dengan kemenangan KO.
Baca: Beberapa Jam Usai Raih Kemenangan, Daud Langsung Video Call Sang Istri
"Daud tampil lebih agresif, saya lihat lebih banyak pukulan pendek dari ronde pertama sampai delapan. Ini tidak terlepas latihan Daud diluar negeri di Madrid, Spanyol.
Jika dilihat dari proses pukulan KO dimulai pukulan pendek, uppercut mengenai perut, lawan dan diteruskan long hook kiri mengenai rahang kiri lawan.
Baca: Ini Analisa Damianus Terkait Penampilan Daud Yordan di Rusia
Lawan juga memang cukup agresif, pelipis Daud juga sempat berdarah.
Ini karena ronde sebelumnya terkena sodokan, pada ronde kelima ditambah hook-hook lawan sehingga pelipis kiri pecah.
Tapi di profesional ini tidak berpengaruh asal darahnya tidak menutup mata.
Kalau menutup mata dan tak dapat melanjutkan pertandingan dibawah ronde lima dihitung kemenangan.
Jadi Daud memang kalau ingin menang tadi malam harus meng KO kan lawan, paling tidak harus lebih agresif untuk menang angka, karena lawan terkena teguran akibat pelanggaran ronde sebelumnya. Daud didorong itu kesalahan tidak boleh.
Saya menilai penampilan fisik Daud Yordan termasuk bagus. Semakin umur bertambah makin naik, karena latihan terus, dia bisa menjaga emosi dia belajar. Biar umur tambah tapi lebih jago.
Daud juga bertanding penuh motivasi dan menjadi contoh bagi petinju Kalbar Indonesia umumnya. Tinggal bagaimana promotornya. Seperti Ari Agustian itu bisa.
Menurut saya Daud selanjutnya harus menantang lagi, jangan di WBO saja, kan sudah sering juara WBO. Jadi lebih baik nantang juara WBA kelas ringan, misalnya kalah juga tidak apa, tetap juara WBO. Kecuali tiga bulan tidak bertanding. Itu mandatory fight.
Kalau naik di WBA dia harus lebih keras lagi, lebih agresif. Pukulan harus lebih mematikan.
Latihan lebih bagus diluar negeri. Boleh juga di Indonesia, tapi di Indonesia memang cenderung kurang disiplin, ini sering kita baca.
Saya ucapkan selamat kepada Daud Yordan, sudah menjadi contoh atlet kalbar terutama Indonesia mudah-mudahan di Kalbar banyak bibit seperti Daud yang bisa dipromosikan.