Selama di Laut, Dua Nelayan Ini Tanpa Makan dan Minum

Mulyadi memaparkan, bahwa sebelum berangkat kapal memang sudah mengalami kebocoran kecil,

Penulis: Ferryanto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / FERRYANTO
Mulyadi saat membantu memasukan Es ke dalam Kapal, ketika di temui Tribun di Pangkalan nya, di Jalan Pancasila, Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Minggu (8/4/2018) siang. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Mulaydi salah satu dari 2 nelayan, dari Sungai Pinyuh yang sempat di nyatakan hilang saat mencari ikan di perairan Sungai Pinyuh bersyukur dirinya bisa di temukan.

Di tengah kesibukannya memasukan es kedalam palka kapal, dia menceritakan kisahnya saat di temui Tribun di Pangkalan Kapal, di Jalan Pancasila, Sungai Pinyuh, Mempawah, Minggu (8/4/2018).

Ia menceritakan bagaiman ia terombang ambing selama dua hari di laut karena kapal yang ia gunakan mengalami kerusakan mesin, dan kebocoran lambung kapal.

Kendati mengalami kebocoran dan mati mesin, keduanya bersyukur berhasil selamat, dan kapal mereka pun tidak karam.

(Baca: Alumni HMI di Kalbar Siap Ikuti JSN )

 Mulyadi bersama Zainudin merupakan nelayan yang berasal dari Sungai Pinyuh, keduanya pun setiap hari melaut, pergi sore hari dan pagi hari, dan pulang terkadang malam hari.

Mulyadi memaparkan, bahwa sebelum berangkat kapal memang sudah mengalami kebocoran kecil, namun hal tersebut tidak menjadi masalah,  karena mereka pun telah di persiapi oleh mesin penyedot air, mereka pun kemudian melanjutkan perjalanan.

Ketika mereka telah sampai di lokasi penangkapan, dan hendak pulang, kapal yang mereka gunakan mengalami kerusakan mesin, yang menyebabkan kapal tidak bisa hidup, dan kembali ke pangkalan mereka.

Dikala itu, Mulyadi mengatakan ia sempat memberikan informasi kepada pihak keluarga dengan menggunakan handphon, bahwa kapal yang mereka gunakan mengalami mati mesin.

Tak tama berselang, Handphone milik Mulyadi dan Zainudin pun kehabisan daya baterai, sehingga mereka pun kehilangan kontak dengan pihak keluarga dan teman - temannya di daratan.

Mulyadi pun mengungkapkan bahwa ia bersama dengan Zainudin sempat panik, dan berusaha terus untuk membuat kapal mereka hidup, terlebih air mulai masuk memasuki kapal mereka.

Selama dua hari di lautan, Mulyadi hanya bisa pasrah, ia pun sempat berfikir bahwa mereka tak akan selamat.

Sumber makanan memang tersedia, namun kapal mereka telah kehabisan cadangan air minum.

Keduanya pun harus menahan dahaga selama dua hari saat berada di laut.

Rasa khawatirpun semakin menjadi, ketika air semakin tinggi masuk kedalam kapal mereka, Bahan bakar untuk menguras pun telah semakin menipis.

"Pas terakhir tu, tinggal sekali lagi lah bisa untuk nguras air tu bensinnya, bisa si pakai manual kalau mesin robinnya mati, tapi tenaga udah lemas semua karena ndak ade minum duahari,"ungkapnya.

(Baca: Dua Nelayan Korban Kapal Tenggelam Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya Sekarang )

Mulyadi mengatakan bahwa mereka hanya bisa pasrah setelah itu. Sejak Jumat terombang ambing di laut, akhirnya pada Minggu pagi, keduanya berhasil di temukan oleh nelayan lain yang hendak mencari ikan.

Ia memaparkan bahwa posisi mereka kala itu sekitar 10 Mil jauhnya dari pisisi daratan ketika di temukan oleh Nelayan lain.

Dengan keadaan lemas, keduanya akhirnya bisa kembali kedaratan, kapal mereka di tarik oleh kapal nelayan lain.

Mulyadi mengatakan ini merupakan kali kedua ia mengalami kondisi mesin kapal mati di saat melaut, dan di kali ini, ia sempat berfikir pula bahwa mereka berdua tidak akan diselamatkan.

Iapun sangat bersyukur dapat di selamatkan, dan bisa kembali berkumpul dengan keluarganya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved