Kondisinya Memprihatinkan! Pemkab Sambas Diminta Renovasi Asrama Mahasiswa di Yogyakarta
Pasalnya, AMKS yang beralamat di Jalan Garuda, Gang Beo UH III, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta itu kondisinya memprihatinkan.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dewan Kehormatan Ikatan Mahasiswa Kabupaten Sambas (DK IKMAS) Yogyakarta meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas merenovasi Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas (AMKS) Sultan Muhamad Tsafiuddin Yogyakarta.
Pasalnya, AMKS yang beralamat di Jalan Garuda, Gang Beo UH III, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta itu kondisinya memprihatinkan.
Atap genteng bangunan yang dibeli tahun 2006 ini bocor.
Tujuh kamar yang ada diisi oleh tiga orang per kamar. Selain itu, ada dua kamar tambahan terbuat dari triplek berukuran 1x3 yang hanya cukup untuk satu orang saja.
Baca: Distributor ABC di Ketapang Tarik Produknya Yang Diduga Mengandung Cacing
"Ada dua kamar lagi di atas genteng, ketika berdiri kepala akan membentur langit-langit kamar. Kamar sudah tidak layak lagi," ungkap DK IKMAS sekaligus Alumni AMKS Tahun 2015, Ardy Sanjaya kepada Tribun Pontianak, Kamis (29/3/2018).
Jumlah kamar tersedia dinilai tidak sebanding dengan jumlah warga asrama yang cukup banyak. Tak hanya itu, kabel listrik yang ada terpasang semrawut.
Lalu, hanya ada satu WC yang bisa digunakan di AMKS.
"Melihat kondisi seperti itu. Memang sudah harus direnovasi kembali oleh Pemkab Sambas," terangnya.
Ardy menerangkan AMKS pernah alami renovasi pada tahun 2014. Renovasi dilakukan melalui penambahan empat kamar. Awalnya, AMKS adalah bangunan rumah bekas berlantai dua.
"AMKS ini sering digunakan warga Sambas untuk menginap ketika berkunjung ke Yogyakarta. Kalau ada warga Sambas yang mau datang wisuda anak-anaknya yang kuliah di Yogyakarta, biasa nginap di AMKS," jelasnya.
Keberadaan AMKS Yogyakarta dirasakan membantu Mahasiswa asal Sambas yang mengenyam pendidikan di daerah berjuluk Kota Pelajar tersebut.
"Namun, karena kondisinya terbatas, terutama jumlah kamar. Pengurus membatasi penghuni baru yang ingin berdiam di AMKS Yogyakarta," katanya.
AMKS Yogyakarta juga menjadi tempat berkumpul 150 mahasiswa-mahasiswi asal Sambas karena menjadi lokasi Sekretariat IKMAS.
Baca: Pedagang di Ketapang Langsung Respon Terhadap Merk Ikan Kaleng Diduga Mengadung Parasit Cacing
"Biasanya, AMKS juga digunakan mahasiswa untuk melangsungkan pertemuan atau rapat, belajar kelompok, berdiskusi dan sebagai tempat melepas kerinduan di tanah rantau," timpalnya.
Setiap tahun, Ardy mengakui pengurus AMKS sering mengirim proposal dan berupaya audiensi bersama Pemkab Sambas agar merenovasi bangunan AMKS yang tidak layak itu. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil.
"Untuk memperbaiki AMKS, kami swadaya melalui iuran gotong royong Rp 100 ribu per orang setiap bulan. Iuran itu disisihkan untuk memperbaiki atap bocor," ujarnya.
Selain bangunan AMKS yang tidak layak, Ardy menerangkan aset-aset seperti televisi, kipas angin, komputer dan alat Kesenian sudah tidak bisa digunakan lagi.
"Alat-alat yang dibeli tahun 2011 lalu itu sudah rusak. Kami berharap Pemkab Sambas perduli dan memperhatikan putera dan Puteri daerahnya yang sedang mengenyam pendidikan di Yogyakarta," tandasnya.