Temuan 3 Fosil Hewan Langka di Sumba Ini Kejutkan Para Ilmuwan
Mereka juga menemukan fosil komodo, hal ini mengkonfirmasi keberadaan kadal raksasa di luar pulau Komodo.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Di pulau Sumba Indonesia, para ilmuwan menemukan fosil yang langka dan tidak biasa.
Temuan tersebut meliputi tulang gajah kerdil, tikus raksasa dan makhluk-makhluk punah lainnya.
Mereka juga menemukan fosil komodo, hal ini mengkonfirmasi keberadaan kadal raksasa di luar pulau Komodo.
Diperkirakan beberapa ribu tahun yang lalu, pulau Sumba yang berada di Indonesia adalah sebuah habitat bagi gajah kerdil, tikus raksasa dan kadal raksasa, menurut penemuan fosil yang dilaporkan dalam sebuah jurnal ilmiah.
Baca: 2 Hari Jelang Spekta Show Top 5 Indonesian Idol, Postingan Ghea Ini Bikin Merinding
Ekspedisi ini menandai penemuan fosil komodo di luar pulau Komodo, NTT.
Laporan tersebut, yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society B, menggambarkan fosil gajah kerdil (Stegodon florensis insularis), hewan pengerat sebesar kucing, dan kadal hidup terbesar di dunia, komodo (Varanus komodoensis).
Hanya komodo yang masih tersisa dari beberapa temuan fosil tersebut.
Dikutip Intisari-Online dari news.mongabay.com, beberapa spesies ini diperkirakan pernah mendiami Sumba 12.000 tahun yang lalu.
Baca: Asal Melawi! Nining dan Ayah Bandi Tampil Memukau di Family Superstar RCTI
Ekspedisi tersebut berlangsung pada tahun 2011 dan 2014 ketika para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL) mengumpulkan fosil dari beberapa tempat di Sumba.
"Namun, kami sama sekali tidak mengetahui fauna fosil di sebagian besar pulau lain di kawasan ini, jadi kami belum bisa merekonstruksi pola evolusi atau perputaran keanekaragaman hayati sepanjang waktu untuk kawasan biogeografis yang menarik ini."
"Sumba sendiri telah melihat sedikit riset, baik dari segi survei penggalian fosil dan satwa liar," kata penulis utama ekspedisi, Samuel Turvey.
Baca: MotoGP Qatar - Start dari Posisi 8, Begini Pembelaan Valentino Rossi
"Mungkin ini karena ada begitu banyak pulau di Indonesia yang bisa dipelajari, dan masih sedikit ahli biologi atau ahli paleontologi yang fokus pada kawasan megadiverse (keanekaragaman hayati yang begitu tinggi) ini," katanya lagi.