Darurat Narkoba Kalangan Artis
Narkoba bukan saja melibatkan kalangan artis, tapi sudah masuk ke semua profesi dan semua kalangan, bahkan termasuk penegak hukum.
Penulis: Ahmad Suroso | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah anak Raja Dangdut Rhoma Irama, Ridho Rhoma terjerat narkoba dan baru 25 Januari 2018 silam bebas dari masa tahanan dan rehabilitasi, giliran tiga anak dan seorang menantu Ratu Dangdut Elvy Sukaesih ditangkap 16 Februari 2018 ditangkap karena narkoba.
Bahkan putri bungsu Elvy, Dhawiyah Zaida (33) resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya selama 20 hari ke depan, sedangkan tiga lainnya dilepas dan akan direhabilitasi.
Baca: Mengejutkan! Sederet Artis Tersandung Narkoba, Polisi Keluarkan Edaran Ancaman
Kasus yang menimpa keluarga Raja dan Ratu Dangdut itu tentu mengejutkan publik.
Mengingat sosok Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih berhasil menjaga citra dan reputasinya sebagai penyanyi terkemuka hampir setengah abad ini bagi pecinta musik dangdut di Tanah Air.
Baca: Ditangkap Gara-gara Kasus Narkoba, Penampilan Terbaru Roro Fitria Bikin Kaget Banyak Orang
Sepanjang karir dan kehidupannya bersih dari pengaruh narkoba. Tetapi keluarga mereka tak kuasa melindungi diri dari narkoba yang kian merajalalela.
Balada keluarga raja dan ratu dangdut terlibat narkoba itu memperpanjang deretan pesohor negeri ini terjerat kasus penyalahgunaan narkoba.
Lihat saja dalam waktu sepekan terakhir, selain anak-anak Elvy, juga anak musisi kawakan Ahmad Albar yaitu Fachri Albar, artis cantik Roro Fitria. Sebelumnya, artis Jennifer Dunn juga ditangkap polisi Selasa (2/1/2018) atas kasus kepemilikan narkoba.
Jika ditambahkan dengan yang tertangkap pada tahun 2017, sudah ada 22 artis yang diringkus petugas lantaran barang haram ini.
Narkoba bukan saja melibatkan kalangan artis, tapi sudah masuk ke semua profesi dan semua kalangan, bahkan termasuk penegak hukum.
Namun ketika artis yang terlibat narkoba, jelas ekspose terhadap mereka bakal lebih menarik perhatian publik, karena posisi dan sosok mereka yang seringkali tampil di media dan layar kaca.
Berbagai alasan mengemuka sebagai dalih artis mengonsumsi narkoba. Mulai dari salah pergaulan ataupun alasan lain terkait pekerjaan mereka sehari-hari, seperti tingkat stres yang tinggi, menambah kebugaran atau stamina agar selalu fit saat syuting dan membangkitkan kreatifitas.
Dengan kondisi kerja yang sedemikian, iming-iming narkoba pastilah menggoda.
Tapi apakah untuk semua itu narkobalah jawabannya? Tentu saja tidak. Masih banyak cara dan jalan lain menghindari stres dan menjaga kondisi badan.
Sebagai publik figur, mereka juga mesti menyadari bahwa segala tindak-tanduknya bakal diikuti oleh penggemarnya.
Kita harus menyikapi darurat narkoba yang melanda artis sebagai ancaman bagi masa depan bangsa.
Bagaimanapun juga ada begitu banyak masyarakat yang mengidolakan sejumlah artis.
Jika kemudian perilaku artis justru menunjukkan adanya sesuatu yang tidak baik seperti keterlibatan dalam kasus narkoba, hal demikian akan sangat berpotensi melahirkan contoh yang tidak baik.
Bukan tidak mungkin masyarakat akan turut terkena imbasnya.
Belum lagi jika kemudian mengingat setiap geliat kehidupan artis, termasuk yang terbelit dalam kasus narkoba akan selalu disuguhkan media.
Hal tersebut sedikit banyak akan memiliki dampak buruk bagi para pemirsa layar kaca.
Darurat narkoba di kalangan artis harus benar-benar ditangani secara serius.
Dunia hiburan wajib berbenah diri agar nama para artis tidak semakin tercoreng di mata masyarakat.
Lembaga atau persatuan profesi artis mesti lebih aktif.
Rasanya bukan lagi rahasia umum bahwa ada sejumlah artis yang diketahui oleh orang-orang sekitarnya terlibat narkoba.
Dalam kasus semacam ini, tak ada salahnya organisasi profesi memberi `warning' pada anggotanya.
Lembaga profesi juga mesti bisa memberi solusi atas berbagai `beban' ekstra artis. Kecuali bila artis
memang sengaja mencari duit sebanyak-banyaknya agar bisa mengonsumsi narkoba sekehendak hatinya, atau berpura-pura sebagai artis untuk menjadi pengedar, jelas tak ada hubungannya dengan stres ataupun kreatifitas.
Tak kalah penting juga, kesempatan rehabilitasi yang dibuka oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) harus menjadi pintu keluar untuk lepas dari jeratan narkoba.
Sebelum terlambat dan harus mendekam di balik jeruji besi, pilihan rehabilitasi menjadi secercah harapan bagi pecandu di tengah berbagai kesibukan pementasan dan kontrak yang harus dipenuhi. (*)