Dara Cantik Ini Sayangkan Rencana Atraksi Lumba-lumba, Ini Alasannya
Dia mengatakan jika hiburan seperti ini memang membuat penonton senang, namun di balik itu ada kebebasan hewan yang diambil.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Duta Lingkungan Kalimantan 2012, Stella Putri Pius Susilo menyayangkan rencana akan digelarnya sebuah atraksi lumba-lumba di sebuah wahana wisata di daerah Kubu Raya pada Februari ini.
Dia mengatakan jika hiburan seperti ini memang membuat penonton senang, namun di balik itu ada kebebasan hewan yang diambil.
Menurutnya ini adalah bentuk eksploitasi terhadap hewan yang seharusnya dikoreksi, apalagi sudah banyak negara yang menghentikan kegiatan seperti ini.
Baca: Puteri Indonesia Kalimantan Barat 2018 Menangis, Wah Kenapa Ya?
Dara cantik kelahiran 23 Juni 1993 yang juga merupakan Duta Lingkungan Kalimantan Barat tahun 2009 ini menganjurkan agar para aktivis lingkungan berani bersuara, membuat petisi agar pertunjukan seperti ini tidak terjadi lagi.
"Kita tidak boleh mengeksploitasi hewan karena sama seperti manusia, mereka perlu hidup dengan layak di tempat yang luas dan bebas," ujarnya, Senin (5/2/2018).
Baca: Dukung UNBK, Dewan Minta Pemkab Kubu Raya Naikkan Anggaran di Bidang Pendidikan
Meski menurut undang-undang nomor 5 tahun 1990 mengenai konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan, setiap orang dilarang memelihara dan memperniagakan atau mengeksploitasi satwa langka kenyataannya pertunjukan lumba-lumba masih sering diadakan di Indonesia.
"Saya juga menyarankan, kalau bisa masyarakat tidak menonton atau mengajak anaknya menonton pertunjukan ini, kali ini mungkin kita tidak bisa mencegah pertunjukan seperti ini ada di Kalbar, tapi semoga dengan gerakan seperti petisi atau tidak menontonnya, pihak penyelenggara kapok untuk mengadakan pertunjukan seperti itu, karena tidak ada yang menonton," paparnya.
Stella yang yang juga merupakan Duta Wisata Kalbar 2015 ini juga mengimbau agar para pelaku usaha tidak lagi menyediakan tempat-tempat wisata yang mendukung kegiatan seperti ini, karena kegiatan ini pasti tidak akan terselenggara jika tidak ada tempatnya.
Dia yang saat ini sedang sibuk membantu pemberdayaan komunitas di bidang seni tari, musik, dan film di Rumah Jepin mengimbau kepada semua masyarakat Kalbar, para aktivis lingkungan dan pencinta hewan untuk bersama-sama mengambil sikap atas berbagai kekeliruan manusia memperlakukan hewan selama ini.
"Kita tidak boleh terus-terusan mengeksploitasi hewan, ambil sikap, ambil tindakan," pesannya.
Menurutnya manusia tidak boleh memperlakukan lingkungan dengan egosi, manusia harusnya memiliki perasaan terhadap lingkungannya. Hal inilah yang mendasarinya untuk tidak menjual kosmetik yang menggunakan animal testing ketika membangun perusahaan start up di bidang kosmetik yang dijalankannya bersama temannya.
"Mari kita saling jaga. Saya mengimbau kepada teman-teman untuk tidak menssuport berbagai kegiatan yang mengeksploitasi hewan," tutupnya.