Maut di Trans Kalimantan
3 Fakta Pilu Kecelakaan Maut Warga Kalbar di Trans Kalimantan Kalteng
Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Nanang Purnomo membenarkan adanya kecelakaan itu. Selain korban tewas, saat
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kabar duka begitu menghenyak nurani saat 11 orang bagian rombongan dari Kalbar tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Trans Kalimantan, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/2/2018).
Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Nanang Purnomo membenarkan adanya kecelakaan itu.
Selain korban tewas, saat ini ada tiga orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Korban tewas, sebagian sudah dimakamkan di Kalteng. Sementara lainnya, rencana akan dimakamkan di Kalbar.
Kecelakaan itu setidaknya menyisakan fakta-fakta seperti yang Tribun himpun berikut:
1. Firasat keluarga
Satu diantara korban kecelakaan, Agusni, meninggalkan istri dan dua anaknya untuk selama-lamanya.
Tetangga korban sempat pernah mendengar Agus mengatakan bahwa bila ia ingin meninggal saat berada di jalan Allah pada saat melaksanakan syiar agama.
Kesedihan pun merundungi keluarga Jono Bin Matsyah (61), Maimunah istri korban terlihat tampak syok mendengar kabar kepergian suaminya, wajahnya tampak lelah, mata nya sembab karena air mata yang menetes di pipinya.
Widya anak bungsu Jono mengatakan bahwa keluarga memang memiliki firasat mengenai kepergian almarhum Jono.
"Bapak ini memang sering ijin untuk melakukan syiar, bapak itu kemarin ijin 40 hari untuk syiar, padahal besok itu bapak udah bilang mau pulang, besok itu 40 hari pas dari bapak minta ijin buat syiar, tapi takdir berkata lain,"ungkapnya dengan penuh kesedihan.
Ia pun menambahkan bahwa beberapa hari lalu cucu almarhum mengatakan kakek pulang.
"Beberapa hari lalu itu, keponakan saya, cucu almarhum yang masih kecil, bilang kakek pulang, udah suka lah kami, ternyata ndak ada," ungkapnya.
Joni meninggalkan 8 orang anak dan satu orang istri. Almarhun Joni dikenal baik oleh keluarga, rajin ibadah dengan pribadi yang tenang.
Sementara ibu Mertua Hamzah (korban lainnya), Nurhayati (43) mengaku ikhlas atas kepergian dari anak menantunya saat hendak berdakwa ke kalteng.
Dirinya merasakan firasat berbeda pada menantunya selama 'keluar' istilah paling akrab bagi jamaah tabligh untuk melaksanakan dakwah dan syiar islam.
"Agak aneh emang saat keluar tahun ini. Saat berpamitan untuk pergi tuh seperti merasa kalau dia pergi tidak akan kembali. biasanya almarhum tuh jarang nelpon keluarga, tapi sekarang neh lebih sering nelpon," ujarnya, Sabtu (3/2/2018)
Kata nurhayati, Hamzah memang setiap tahun menargetkan untuk keluar selama empat bulan berturut. Tahun ini, sejak desember lalu telah keluar.
"Kalau tidak salah hari ini genap empat puluh hari die keluar," ujarnya.
Dirinya juga mengatakan almarhum juga pernah menyampaikan cita-citanya untuk keluar ke pakistan. Bahkan informasinya paspornya juga sudah di urus dan sudah jadi.
2. Berkumpul bersama para syuhada
Ucapan duka dan bela sungkawa pun mengalir deras di dunia maya. Netizen juga memanjatkan doa untuk mereka yang menjadi korban.
Berikut ucapan duka dan doa yang netzien berikan:
Nani Ardani: Innalillahi wa'innalillahi rojji'un orang gg saye ni..
Sofian Hade: Mudahan amal ibadahnya diterima disisi allah dan dikumpul kan dgn para guru pendahulunya dialam surga.
Layem Putra Kalbar: Semoga amal ibadahnya di trima disisi allah swt dan di tempatkan di antara orang2 yg briman kepada allah swt,dan keluarga yg di tinggalkan di berikan ketabahan,al-fatiha buat smw nya
Astri Lestari: Iinnalillahiainahirojiun. Semoga khusnul khotimah dan dikumpulkn dgn org2 sholeh amin
Rony Jax: Innalillahi wa inna ilaihi rajiun semoga d surga jangan nak nyalah kan supir itu nama nya musibah. Ada suke ada duke.
Ian Melda: Innalillahi wainnailaihi rojiun. Smg semua korban yg meninggal menjadi penghuni surgaMu YA Allah. . ..amiin. ..dan korban yg msh di rawat di rs segera sembuh
Anton Probesco: Innalillahi wainnailahi rajiun, slmt jalan Muhammad Ridwan, smga antum dikmpul kan brsama syuhada2 disurga nya allah, amiiiiin
3. Korban luka dirujuk
Pihak Rumah Sakit Mas Amsyar Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah merujuk tiga orang pasien korban kecelakaan di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotim.
Tiga orang pasien yang mengalami luka berat akibat kecelakaan Mobil Pikap dan Dumtruk yang mengakibatkan sebelas orang meninggal dunia saat melintas di Trans Kalimantan di Desa Pundu tersebut, Minggu (4/2/2018) sudah ditangani petugas medis RSU Doris Sylvanus.
Bahkan menurut seorang tenaga medis ahli forensik RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Ricka Brillianty Zaluchu, pasien tersebut sudah diberikan penanganan.
"Mereka memang dirujuk ke RS Doris Sylvanus setelah sebelumnya ditangani oleh RS Mas Amsyar Kasongan, Kabupaten Katingan, tadi malam sudah diambil tindakan berupa operasi," ujarnya.
Tiga orang korban penumpang mobil pikap yang mengalami luka berat tersebut antara lain, Lukman Ibrahim (25), Dedi Mulyadi (45) yang mengalami patah di bagian tangan , dan Hanafi (30) mengalami patah di bagian kaki kondisinya sempat sekarat tapi sekarang mulai membaik.
Kecelakaan Maut
Kapolsek Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Iptu Rahmad, melaporkan terkait kecelakaan maut antara armada dump truk dan sebuah mobil pikap yang berisi 15 orang warga yang menewaskan sebelas orang dan tiga lainnya luka parah.
Rahmad menjelaskan kecelakaan yang terjadi di wilayah hukumnya di Cempaga Hulu, Jalan Tjilik Riwut Km.32 Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten, Kotim, Sabtu (3 /2/ 2018 ) pukul 06.00 WIB.
Polisi masih memeriksa atau memintai keterangan dari sopir truk Ahmad Rianur terkait kejadian kecelakaan maut.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kecelakaan tersebut, antara mobil mitshubisi dump truk warna kuning dengan Nopol DA 1983 TN yang dikemudikan Ahmad Rianur (21) asal Tamiyang Layang (Bartim).
Saat itu, truk yang dikemudikan Ahmad Rianur yang membawa semen melaju dari arah Palangkaraya menuju Sampit.
Saat di Desa Pundu bertabrakan dengan mobil pikap Mitshubisi T.120 s warna hitam dengan Nopol KB.8629 yang belum diketahui identitasnya.
Mobil Pikap tersebut melaju dari arah Sampit menuju arah Palangkaraya, bermuatan penumpang sebanyak 15 orang.
"Saat di poros Jalan Tjilik Riwut Km.32 terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban penumpang meninggal dunia 11 orang dan luka berat 3 orang," ujarnya.
Korban kecelakaan maut antara mobil pikap dan dumptruk yang terjadi di Jalan Trans Kalimantan km 32 Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotim, Sabtu (3/2/2018) semuanya adalah penumpang mobil pikap.
Berdasarkan data yang diberikan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kotim, H Fadlianoor, ada tiga korban mengalami luka dilarikan ke RS Mas Amsyar Kasongan Kabupaten Katingan dan sebelas lainnya meniggal dunia.
Sementara itu, kondisi korban yang tewas sangat mengenaskan.
Selain ada yang terjepit mobil yang remuk, juga ada yang dalam kondisi gosong akibat terbakar, bahkan ada yang tewas terlempar hingga ke parit dan yang selamat mengalamu luka patah tulang.