Miris! Ingin Ke Sekolah, Ayah dan Anak Ini Rela Pertaruhkan Nyawa Melewati Jembatan yang Ambruk
Anak dengan seragam sekolah tersebut gemetar dan dia berpengangan erat di lengan ayahnya.
Penulis: Vika Widiastuti | Editor: Vika Widiastuti
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sebuah video memilukan baru-baru ini dibagikan dan telah menyentuh hati banyak netizen.
Siti Zaharah membagikan postingan tersebut di akun Facebook-nya.
Unggahan itu, menceritakan tentang anak dan suaminya yang melewati jembatan gantung yang rusak.
Baca: 6 Fakta Pembunuhan Lie Chu “Vela” Siswi SMK 6 Pontianak, Korban Sempat Berpesan ke Tersangka
Dilansir dari World Of Buzz pada Selasa (2/1/2018), video itu langsung menjadi viral dan dibagikan sebanyak 37 ribu kali hanya dalam beberapa jam.
Anak saya sangat ingin sekolah, tapi dia dan ayahnya harus berani melalui jembatan 'canggih' ini.
Sudah setahun (sejak jembatan itu ambruk), tapi belum ada perubahan sama sekali.
Demikian tulisnya di akun Facebook-nya.
Jembatan gantung itu terletak di Kampung Pamah di Kuala Lipis, Pahang, Malaysia.

Setahun yang lalu, jembatan tersebut dilanda longsor pada 24 Januari 2017.
Sejak saat itu, sekitar 300 penduduk setempat harus menggunakan rute alternatif yang lebih panjang untuk sampai ke seberang.
Namun, banjir baru-baru ini telah memotong jalan sehingga tak bisa dilalui kendaraan.
Dengan demikian, sang Ayah memutuskan mengambil risiko besar dengan melewati jembatan yang tidak stabil itu.
Dalam video berdurasi lebih dari satu menit, ayah dan anak laki-laki dengan susah payah berjalan di tepi jembatan yang tipis di atas sungai.
Anak dengan seragam sekolah tersebut gemetar dan dia berpengangan erat di lengan ayahnya.
Video itu lalu memicu kemarahan netizen.
Banyak yang mengecam pemerintah karena tidak memperbaiki jembatan setelah berbulan-bulan.
Di sisi lain beberapa netizen juga mengkritik tindakan ayah yang mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk sampai ke sekolah.
"Pergi ke sekolah bukan alasan untuk mempertaruhkan nyawa anak kecil itu. Ayah jelas tidak memiliki prioritas," komentar seorang netizen.
Baca: Sosok Lie Chu Vela di Mata Guru SMK 6 Pontianak, Polisi Tabrak Sepeda Motor Tersangka Pembunuh
Setelah masalah itu menjadi viral di media sosial, Departemen Pekerjaan Umum Malaysia (JKR) telah mengeluarkan sebuah surat yang menyatakan, biaya perbaikan sebesar 462. 400 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1,5 miliar akan dimulai pada 8 Januari 2018 dan diharapkan selesai 10 minggu.

Selain itu, sang Ayah telah meminta maaf secara terbuka untuk memberi contoh dan membahayakan anak laki-lakinya.
Baca: Kisah Siswi SMKN 6 Pontianak Tewas Ditangan Kekasih, Ternyata Anak Berbakti dan Murid yang Teladan
(Tribunnews/Vika Widiastuti)