Pilgub Kalbar
Gerindra Batal Usung Karolin di Pilgub Kalbar, Simak Analisa Lengkap Dr Jumadi
Termasuk soal surat tugas Gerindra kepada Karolin Margret Natasa, tempo lalu yang....
Penulis: Zulkifli | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dosen Fisipol Untan, Jumadi mengatakan, dalam hal bakal calon yang akan diusung partai memang ini sifatnya dinamis.
Termasuk soal surat tugas Gerindra kepada Karolin Margret Natasa, tempo lalu yang kemudian tidak di SK kan, itu bisa saja dikarenakan beberapa hal.
Misalnya dalam penentuan wakil, Karolin tidak melibatkan Gerindra untuk berembuk bersama.
Gerindra merasa ditinggalkan. Situasi itu bisa saja terjadi.
Artinya tidak adanya komunikasi yang baik di antara keduanya.
Kemudian setiap partai tentu punya kalkulasi Politik tertentu, tidak hanya untuk Pilgub tidak hanya kepentingan Pilkada 2018 tetapi bisa juga untuk Pemilu 2019.
Bagaimanapun Gerindra punya kedekatan khusus dengan PAN, ini setidaknya pengalaman Pilkada di DKI Jakarta.
Di Pilpres sudah ada bukti hubungan yang baik antara kedua partai ini, untuk membangun koalisi.
Saya pikir itu membuat Gerindra dan PAN membangun Koalisi Pilgub Kalbar dengan mengusung Milton-Boyman Harun.
Walaupun dari banyak kasus hal ini tidak selalu linier, antara kondisi perpolitikan di pusat dan daerah.
Koalisi kedua partai ini dengan 13 kursi sudah cukup untuk mendaftarkan usungan bakal calon (balon).
Untuk peluang koalisi partai lainya yang belum menentukan sikap tetap terbuka.
Misalnya PPP yang belum menentukan sikap.
Saat ini sebetulnya sudah terbangun tiga poros.
Pertama PDIP yang bisa mengusung Balon sendiri, kemudian poros Golkar dan Gerindra.
Selain itu semestinya sudah ada poros baru.
Jika seandainya PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat.
Pertanyaanya sekarang apakah Demokrat berubah atau tidak itu masih bisa terjadi.
Itu yang masih menjadi pertanyaan kita.
Mengenai peluang Milton-Boyman, Milton memang cukup dikenal di wilayah timur.
YUK KENALAN!!! https://t.co/sBEfHFIz9z
Namanya Lydia Sha Fitri, atau dipanggil Icha. Icha saat ini masih kuliah di untan..............
— Tribun Pontianak (@tribunpontianak) 31 Desember 2017
Itu basisnya, kemudian Boyman juga pernah menjadi wakil Bupati Ketapang.
Pilkada kali ini saya pikir cukup menarik.
Untuk balon dari PDIP, saya pikir Karolin dan Lasarus punya kans, tapi DPP PDIP lah yang mempunyai kewenangan yakni Megawati.
Untuk Kalbar balon usungan PDI P semestinya sudah diumumkan, tapi ditunda.
Dan seperti yang disampaikan Megawati akan diumumkan pada 4 Januari nanti.
Apakah ada tarik menarik kepentingan saya pikir itu sudah tentu.
Saya pikir ini dinamika yang bisa terjadi dalam Pilkada.
Saya hanya berpesan seperti apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan di Pontianak.
Jangan Pilkada menjadikan masyarakat terpecah.
Jangan menggunakan politik yang mengandung unsur Sara yang dapat memicu konflik ekososial.
Apa yang disampaikan Jokowi patut kita apresiasi.
Yang boleh itu bagaimana para calon adu gagasan, bagaimana membangun Kalbar lebih baik.
Pilihlah pemimpin yang berprestasi, masyarakat harus memahami itu demi kepentingan Kalbar.
Bagaimana pun Kalbar masih mengalami ketertinggalan dalam berbagai hal.
Jadi pilihlah pemimpin berdasarkan program.