Lewat Kampung Bright Gas, Warga Tanamkan Kesadaran Malu Gunakan Gas Subsidi

Namun semenjak pemakaian bright gas ukuran 5,5 Kg, pemakaian bisa mencapai 9 -15 hari.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / DHITA MUTIASARI
Pengurus kampung bright gas, Kampung Ledok Tukangan bersama PT Pertamina Yogyakarta saat menjelaskan pada media dalam press tour ke Kampung Bright Gas Yogyakarta, Rabu (22/11/2017) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, YOGYAKARTA - Keberadaan kampung bright gas di kampung Ledok Tukangan Dusun Ledok Kelurahan Tegal Panggung Kecamatan Danurejan Yogyakarta yang pertama kalinya di Indonesia diakui oleh masyarakat setempat memberikan banyak manfaat.

Ketua RT 03, RW 01 Mazid Ahmadi mengatakan awal mulanya ide kampung bright gas ini adalah sebatas obrolan biasa mereka dengan agen perpanjangan tangan PT Pertamina (persero)

"Awal mula kami membikin bright gas awalnya ngobrol-ngobrol bagaimana, karena ada program bright gas ini,"jelasnya, Rabu (22/11/2017).

Sempat mengaku resah lantaran seperti awalnya imbauan masyarakat untuk menggunakan gas non subsidi akan mahal.  

"Karena seperti di TV itu harus ditukar penggunaan elpiji 3 Kg ke bright gas," jelasnya.

(Baca: 58 Developer Meriahkan Property Icon 2017, Berikut Produk Yang Ditawarkan Delesma Property Land )

Makanya mereka selaku aparatur keluarahan menjembatani warga dengan pihak pertamina.

Sehingga usai mendapatkan penjelasan, mereka lantas mengusulkan untuk pengadaan kampung bright gas ini.

Hingga dalam tahap sosialisasi mereka diperkenalkan dengan bright gas ini.

Setelah penggunaan bright gas, ia mengaku malah lebih irit penggunaannya dibanding elpiji tabung 3 Kg.

"Kebetulan saya usaha berjualan kantin, jika menggunakan gas tabung 3 Kg dalam 2 hari habis dan diganti,"ujarnya.

Namun semenjak pemakaian bright gas ukuran 5,5 Kg, pemakaian bisa mencapai 9 -15 hari.

Tak hanya itu, ia mengaku penggunaan bright gas lebih aman. dibandingkan gas tabung ukuran 3 Kg.

(Baca: Tak Percaya Tewas Kecelakaan, Inilah Ungkapan Pilu Photografer Wedding Alm Harun )

"Kalau pakai yang tabung 3 Kg hijau itu warga kerap merasakan kebocoran gas hingga berbau. Sementara ini ditaruh lama kok tidak seperti itu,"jelasnya.

Hingga akhirnya, agar mereka tidak salah memberikan informasi pada warga lainnya, maka pihaknya meminta PT Pertamina (Persero) yang menjelaskannya langsung pada warga.

"Sehingga supaya kami pengurus tidak salah memberikan informsi maka pertamina datang memberikan detail,"jelasnya.

Perlahan demi perlahan, warga lantas antusias untuk menggunakan bright gas.

Dikatakannya untuk jumlah KK yang menggunakan bright gas dikampung Ledok Tukangan terdiri dari 60 KK dengan sekarang sudah sekitar 50 KK menggunakan NPSO yakni untuk elpiji 12 Kg, BG 12 Kg, dan 5,5 Kg.

"Padahal warga kami masyarakatnya menengah ke bawah juga, bukan masyarakat menengah keatas,"tukasnya.

Dari sisi harga sendiri diakui tidak memiliki selisih yang besar antara penggunaan gas elpiji tabung 3 Kg dengan bright gas tabung 5,5 Kg.

" Kalau gas tabung hijau itu asumsi penggunaanya katakanlah tiap isi ulang Rp 15 ribu untuk 4 kali pemakaian maka berkisar Rp 60 ribu, sementara untuk bright gas sebanding irit dalam pemakaian minimal 1 kali maka kisarannya Rp 63 ribu,"jelasnya.

Sejumlah spot-spot menarik di kampung bright gas Kampung Ledok Tukangan Yogyakarta, Rabu (22/11/2017)
Sejumlah spot-spot menarik di kampung bright gas Kampung Ledok Tukangan Yogyakarta, Rabu (22/11/2017) 

Namun masyarakat sekarang diakui tidak khawatir lantaran penggunaan bright gas dianggap aman.

Ditambahkan Sekretaris RT Jumeri sebetulnya yang ingin mereka berikan pemahaman pada masyarakat adalah malu menerima subsidi terus.

"Jadi apa yang akan diberikan pada negara, jika kita terus-terusan menggunakan subsidi negara, sementara banyak yang lebih berhak,"ujarnya.

Ia juga mengapresiasi komunikasi Pertamina yang dinilainya cukup baik dalam mewujudkan impian yang sudah mereka miliki saat ini.

"Kami berterimakasih dengan Pertamina mau dibangunkan taman, sehingga warga mendukung,"imbuhnya.

Ditambahkan tokoh pemuda Kampung Ledok Tukangan, Deky perwujudan kampung bright gas ini awal mula sesuatu simpel.

"Bagaimana usaha bright gas bisa dibangun. Muncul diwarung kopi, akhirnya muncul ide gila. Ya itu perlu dengan mindset yang biasa diubah,"jelasnya.

Ia menuturkan pencabutan subsidi pemerintah ini juga untuk pemerataan pendidikan dan pembangunan.

"Padahal kita lihat pendidikan di Papua dan sebagainya tidak seperti Jawa,"jelasnya. Untungnya dengan dukungan penuh warga, ia mengatakan hari per hari, bulan per bulan penjualan bright gas di kampung tersebut mengalami peningkatan.

Mulai September, pihaknya berhasil menyalurkan 50 tabung, kemudian pada bulan Oktober menjadi 56 tabung dan kemungkinan Nopember meningkat lagi.

"Kita mau sadar subsidi bangun dulu dirumah kita, kemudian baru tetangga melihat,"jelasnya.

Bahkan dikatakan saat ini banyak kampung-kampung lainnya yang juga berniat mengadopsi dalam menciptakan kampung bright gas.

"Banyak yang nanya ke saya, kemudian pengurus kampung tetangga menanyakan syaratnya. Saya jawabnya sederhana, syaratnya sadar subsidi jangan pakai 3 Kg melainkan pakai bright gas," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved