Citizen Reporter
GMKI Pontianak Ikuti Dialog Internasional Tentang Toleransi di Ambon
Dipilihnya kota Ambon, karena kota Ambon di deklarasikan sebagai kota laboratorium perdamaian.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin
Citizen Reporter
Kabid Akspel GMKI Pontianak, Irfansius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, AMBON - Toleransi adalah hal yang mutlak di butuhkan oleh umat manusia, untuk bisa hidup di dunia ini.
Manusia sebagai mahkluk sosial, memang sudah di takdirkan untuk memerlukan satu dengan yang lain nya.
Keberadaan manusia sebagai mahluk sosial tersebut, membutuhkan kemampuan untuk menerima keadaan satu sama lain dan saling memahami, di situ lah peranan toleransi sangat di perlukan.
Kehidupan masyarakat Kalbar sangat heterogen, baik dari segi suku, maupun agama.
Oleh karena itu, sangat diperlukan sikap toleransi, demi menjaga keutuhan dan kedamaian di Kalbar.
Dengan kemajuan teknologi dan media massa yang sangat pesat saat ini, peran para pemuda sangat penting dalam menjaga toleransi di kehiduan masyarakat, khusus nya di Kalbar.
Supaya dapat menjaga toleransi, maka para pemuda harus di bekali dengan pemahaman yang tuntas tentang toleransi tersebut.
Dalam upaya memupuk rasa toleransi tersebut, Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia cabang Pontianak, Kaleb Elevensi, mengikuti kegiatan International Interfaith Dialogue (Dialog internasional tentang toleransi) yang di ikuti oleh para Pemuda dari Internasional perwakilan dari 19 Negara ( Sri Lanka, India, Ethiophia, Romania, Mesir, Hungarya, Rwanda, Moroco, Madagaskar, Italy, Vietnam, Lithuania, Korea selatan, Tiongko (China), Philipina, Jerman, Panama, Gambia, Belanda) perwakilan dari OKP dan peserta dari GMKI se-Indonesia.
Para peserta tersebut berasal dari berbagai latar belakang kepercayaan dan budaya.
(Baca: Atlet Panahan Berebut Medali di Hari Terakhir Kejurprov Kalbar )
Adapun kegiatan yang di inisiasi oleh Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia di bawah pimpinan Saudara Sahat Martin Philip Sinurat dan Alan Christian Singkali ini di adakan di kota Ambon, mulai tanggal 16-19 Nopember 2017.
Kegiatan bersamaan dengan peringatan hari toleransi internasional (16 Nopember).
Dipilihnya kota Ambon, karena kota Ambon di deklarasikan sebagai kota laboratorium perdamaian.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapat pembekalan materi dari pemateri yang berkaitan dengan toleransi dan berdiskusi tentang pengalaman tentang kehidupan toleransi dari setiap negara.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga di buat di letakkan batu pertama Monumen perdamaian di daerah Wayambe, Kota Ambon, karena di tempat tersebut, ketika terjadi kerusuhan di Ambon, masyarakat tetap kompak dan tidak terpengaruh kerusuhan.
"Kegiatan dialog seperti ini sangat bagus, kita bisa belajar tentang pengalaman dari semua peserta yang berasal dari berbagai negara, berbagai kepercayaan dan berbagai budaya," katanya.
Selain iu juga belajar dari Kota Ambon, tentang betapa tidak enak nya suatu peristiwa kerusuhan, hanya akan menimbulkan duka dan kepedihan.
Kemudian juga bisa belajar, bagaimana masyarakat Ambon merekonstruksi kembali daerahnya pasca kerusuhan.
"Dengan harapan, kita bisa membagikan hal ini di daerah kita, sehingga para kader GMKI Pontianak secara khusus nya, bisa menjadi agen-agen toleransi," harapnya.