Pilgub Kalbar

Midji- Norsan Sepakat Usung Pilkada Damai, Ini Kata Pengamat

Artinya memang, menghadapi Pilkada ini, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIDHOINO KRISTO SEBASTIANUS MELANO
Bakal Calon Gubernur Kalimantam Barat Sutarmidji (kiri) bersama Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan (kanan). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Untan, Prof Dr AB Tandililing mengatakan, Pilkada damai yang akan dijalankan Midji Norsan merupakan ungkapan yang baik dan positif.

Artinya memang, menghadapi Pilkada ini, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.

Seperti konflik, hasutan, menjatuhkan lawan dengan tidak beretika.

(Baca: Norsan Tepis Isu Kader Golkar Tak Ingin Midji Calon Gubernur )

Pilkada damai, itu yang diharapkan semua pihak.

Dan memang dalam Pilkada itu yang diutamakan adalah program-program kerja.

Bukan lalu membicarakan orang.

(Baca: Obesesi Midji Norsan: Bangun RS Soedarso 9 Lantai )

(Baca: Sutarmidji Janjikan Peningkatan IPM Kalbar )

Terserah orang mau apa, program kerjanya bagus atau tidak, itu urusan dia.

Tetapi satu pasang kandidat, memang harus mengusung program-program kerja yang bisa mensejahterakan masyarakat Kalbar.

Dan kalau sudah waktunya nanti kampanye, mengajukan program-program kerja itu perlu diingat.

Sekarang masyarakat kritis. Biasanya menagih.

Oleh karena itu, sebelum turun kampanye ini, ada baiknya pikirkan matang-matang dulu, apa yang bisa dilakukan.

Jangan memberikan janji-janji yang muluk kepada masyarakat.

Karena itu akan ditagih. Dan apabila tidak dipenuhi, bisa menghilangkan kepercayaan warga terhadap siapa yang terpilih nanti menjadi gubernur.

Dukungan yang diberikan telah memenuhi minimum 13 kursi.

Ini memperkuat. Tetapi perlu diingat, tidak selalu bahwa dukungan banyak kursi atau banyak partai, selalu memenangkan kompetisi.

Contohnya saja saat Pilkada DKI Jakarta. Meski didukung banyak partai, Ahok bisa kalah. Artinya ada faktor lain. Semuanya ini menjadi pertimbangan dan mesti dicermati dan antisipasi.

Partai lain pun kalau sudah cukup kursi, segala sesuatunya akan dipersiapkan untuk melawan kandidat yang lain.

Pilihan Partai PDI Perjuangan saat ini masih berupa teka-teki.

Karena keputusan itu ditangan Megawati.

Ada isu bahwa Lasarus juga mendekatkan diri dan kemungkinan diakomodir oleh DPP.

Tetapi semuanya kita lihat faktanya nanti. Karena Karolin ini sudah dicalonkan oleh DPD PDI Perjuangan Kalbar.

Jadi memang ini belum tahu siapa. Tapi kalau satu di antaranya atau siapa yang disetujui oleh pusat, itukan kursinya sudah 15. Artinya tidak perlu berkoalisi dengan partai lain.

Tapi masih ada juga partai lain yang belum menentukan sikap. Sehingga bisa saja bergabung satu di antaranya, kalau sudah disetujui oleh DPP PDI Perjuangan.

Kalau pun Karolin pergi ke Partai Gerindra.

Artinya mendapat dukungan Partai Gerindra, memang itu bisa saja untuk memperbesar dukungan.

Kalau dia disetujui oleh pusat dan mendapat dukungan dari Gerindra. Dia bisa menjadi lebih kuat.

Pokoknya lawan besar nanti itu, adalah orang yang disetujui oleh DPP. Lawan beratnya Midji dan Norsan.

Andai kata cukup kursinya, bisa saja ada kuda hitam.

Misalnya Suryadman Gidot yang memiliki dukungan 9 kursi.

Kalau dia bisa menggalang partai-partai yang belum menentukan sikap, ini kan bisa juga menjadi kuat.

Paling tidak kita harapkan itu, minimal dua, tiga bahkan empat pasangan sekali pun boleh. Termasuk pasangan perseorangan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved