Kuburan Kuno hingga Spot Arung Jeram, Yuk Intip Indahnya Heart of Borneo
Tepatnya di kawasan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS), yang berlokasi di kabupaten Kapuas Hulu,
Penulis: Anesh Viduka | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Kalimantan Barat dikenal dengan keanekaragaman adat, budaya dan kekayaan sumber daya alamnya.
Kali ini, melalui media trip, Fotografer Tribun Pontianak bersama jurnalis dari 7 media ternama di Indonesia berkesempatan mengeksplore kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang ada di bumi Uncak Kapuas.
Tepatnya di kawasan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS), yang berlokasi di kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Balai Besar TNBKDS adalah objek wisata alam yang berada di batas negara Indonesia-Malaysia, serta masuk dalam kawasan Heart of Borneo (HoB) yang menyimpan keanekaragaman hayati, serta menjadi pusat kajian dan penelitian biodiversity hutan tropika basah dan ramsar yang ada di pulau Kalimantan.

Untuk sampai ke dua Taman Nasional ini ada dua jalur yang bisa dilewati, yaitu jalur udara dan jalur darat.
Untuk jalur udara, wisatawan berangkat dari bandara Supadio, Pontianak menuju Putusibau dengan waktu tempuh sekitar 70 menit.
Sedangkan jalur darat dari kota Pontianak bisa menggunakan angkutan umum tujuan Pontianak-Putusibau dan bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 15-20 jam dengan kondisi jalan mulus, berkelok dan turun naik tanjakan.

Taman Nasional Betung Kerihun
Secara administrasi, kawasan TNBK berada dalam empat wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Embaloh Hulu, kecamatan Embaloh Hilir, Kecamatan Putusibau Utara dan kecamatan Putusibau Selatan yang merupakan wilayah Administratif Kabupaten Kapuas Hulu dengan Total area 816.693,40 Ha, atau sekitar 5,5 persen dari luas total daratan Provinsi Kalimantan Barat.

Di sebelah utara TNBK berbatsan dengan Negara bagian Serawak, Malaysia.
Untuk di sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Banua Martinus dan Putusibau serta berbatasan dengan wilayah Lanjak/Nanga Badau di sebelah Barat.
Untuk menuju TNBK, dari Putusibau ada dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur sungai, jalur darat ke wilayah Embaloh dan Sibau, sedangkan jalur air ke wilayah Das Kapuas dan Das Mendalam,
Kususnya di daerah aliran sungai (Das) Mendalam,perjalanan dari Putusibau menggunakan jalur air berangkat dari dermaga yang berlokasi di kawasan jembatan Kapuas yang berada tidak jauh dari rumah dinas Bupati Kapuas Hulu, dari sini wisatawan menggunakan longboat 40pk menuju sungai Mentibat, yaitu patok batas kawasan TNBK dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.

Sepanjang perjalanan menuju Betung Kerihun, wisatawan akan dimanjakan dengan panorama alam yang indah, penampakan satwa lanka yang menghiasi pepohonan yang tumbuh disepanjang Das Mendalam, dan melewati sejumlah titik arum jeram yang menciptakan tantangan tersendiri untuk dinikmati.
Di Betung Kerihun, wisatawan bisa menikmati suasana alam bebas yang masih asri, yang masih menyimpan berbagai jenis tumbuhan angrek, kupu-kupu, dan jenis-jenis satwa dilindungi yang mulai punah, seperti burung enggang, burung ruai, burung raja udang,kemudian wisatawan juga bisa melihat langsung orangutan, owa, monyet ekor panjang, lutung dan berbagai jenis flora dan fauna lainnya.
"Memang disana (TNBK) potensi yang paling kuat itu adalah adventure ya, perjalanan ke alam, disitu juga bisa camping ground, pengamatan satwa liar, jadi ada tiga kekuatan di situ, termasuk salah satunya adalah budayanya, kemudian ada jalur interpretasinya," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi TNBKDS,Ahmad Munawir.
Tak hanya itu, di Betung Kerihun juga terdapat sejumlah air terjun, beberapa di antaranya air terjun hulu rongun yang berlokasi di pinggiran sungai rongun, dan air terjun pari, yang berlokasi di pinggiran sungai pari, yang merupakan sumber air yang mengalir ke Das Mendalam yang bermuara ke sungai Kapuas, dikawasan air terjun pari terdapat berbagai tumbuhan lanka yang hanya terdapat di Kalbar.

Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) wilayah ll kedamin Balai Besar TNBKDS, Badrul Arifin mengatakan di TNBK ada beberapa zona, ada zona inti,zona rimba, zona pemanfaatan, zona tradisional,zona khusus dan zona religi.
"Paling utama dalam satu TN minimal ada tiga zoa, yaitu zona inti,zona rimba dan zona pemanfaatan, tapi di TNBK ini lengkap, kalau untuk zona inti hanya boleh dikunjungi untuk kegiatan riset, zona rimba untuk menyangga zona inti itu, zona religi itu adalah tempat kuburan-kuburan kuno yang kuburan-kuburan di dalam goa, itu adanya di das Kapuas, kemudian zona tradisonal untuk masyarakat mencari nafkah, seperti mencari ikan, berburu, mencari rotan, dan zona pemanfaatan untuk wisata," jelas Badrul.
Taman Nasional Danau Sentarum
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) berlokasi di wilayah perbatasan negara Indonesia-Malaysia, tepatnya di Lanjak, kecamatan Batang Lupar, Putusibau, Kapuas Hulu,dengan luas wilayah kurang lebih 132 ribu hektar.

Untuk menuju TNDS bisa melewati jalur darat menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi dari Putusibau menuju Lanjak, ibukota kecamatan Batang Lupar, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan.

Setibanya di Lanjak, wisatawan melanjutkan perjalanan air menggunakan speed boat maupun longboat menyusuri Danau Sentarum.
Danau Sentarum dianugerahi pemandangan alam yang Indah, memiliki spesies ikan air tawar, dan menyimpan beranekaragam flora dan fauna yang dilindungi.

Menyusuri Danau Sentarum, wisatawan bisa menikmati panorama alam dari sejumlah pulau yang ada di kawasan Sentarum, di antaranya yang paling tersohor adalah pulau Melayu dan pulau Sepandan.

Sentarum merupakan kumpulan dari beberapa danau.
Ada sekitar 20 danau yang membentuk sentarum, saat musim kemarau tiba, beberapa wilayah sentarum berubah menjadi daratan bahkan bisa dilewati menggunakan sepeda motor.