Pameran Ekonomi Kreatif 2017
Pengrajin Tanjak Kesulitan Kembalikan Modal, Ini Penyebabnya
Kesulitan di kita ini permintaan pasar yang belum jelas kalau seandainya tidak laku modal berhenti.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Listya Sekar Siwi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Lilitan kain di kepala adalah satu diantara ciri khas laki-laki Melayu. Lilitan ini dinamakan Tanjak.
Bentuk lilitan ini beragam, selain itu beragam pula jenis kain yang digunakan. Tanjakpun kini makin dikenal masyarakat, seiring makin banyaknya instansi dan juga masyarakat yang menggunakan.
Berkembangnya tanjak juga tak mengalami pasang surut, hal inilah yang dialami oleh pengrajin tanjak owner Om Pink Collection, Om Pink.
Ia menuturkan tahun ini, tanjak begitu fenomenal, apalagi menjelang ulang tahun Kota Pontianak ke 246 yang jatuh 23 Oktober lalu.
(Baca: Puluhan Pemuda Gelar Technikal Meeting Turnamen Futsal Jurnalis Ketapang )
"Ribuan tanjak sudah laku tahun ini dan pada saat bersamaan pula orderan datang. Dan hal ini menyebankan ada kesulitan bahan, saya sendiri bahan sudah siasati dan antisipasi dengan stok bahan. Karena memang membludak, saya sudah simpan duluan untuk siasatinya," jelasnya.
Kesulitan lain yang terjadi adalah permintaan yang banyak dengan waktu yang pendek jadi pengerjaan dilakukan dengan cepat. Ia bersyukur dengan rejeki yang datang, saat inipun penjualan kemudian mulai stabil.
"Kesulitan di kita ini permintaan pasar yang belum jelas kalau seandainya tidak laku modal berhenti. Tapi dia kan bukan makanan jadi masih bisa bertahan. Apalagi kitakan selain nilai ekonomis juga angkat budaya konten lokal," ungkapnya.
Pemerintah sendiri berperan sangat baik dalam hal ini, terutama dalam penyewaan tempat pameran. Om Pink Collection saat ini berada di pameran Ekonomi Kreatif yang digelar di lapangan parkir Ayani Megamal mulai Kamis (26/10/2017) hingga Minggu (29/10/2017).
"Pemerintah sediakan tempat pameran dan sewakan, kami merasa terbantukan sekali karena kita juga bantu mengenalkan lokal konten. Ciri khas kita dilokal, promo juga butuh dana, adanya bantuan dari pemerintah ini kami berharap kontinyu," katanya.
Ia menjual tanjak premium karena bahan yang digunakan adalah bahan songket yang bagus sehingga harga yang dijual juga tak murah. Yang beli juga kalangan instansi, misalnya kepala dinas.
"Bahan baku kita bahan pabrikan, karena memang untuk songket tenun konvensional sulit ditemukan jadi bahan yang digunakan bahan baku dari pabrik," jelasnya.