Warga Harap Penjualan Gas Elpiji Bersubsidi Tepat Sasaran
Ia menyarankan harusnya agar pembeli bisa mendapatkan gas elpiji 3 kg bersubsidi.
Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
"Semoga kedepan pelayanan menyangkut masyarakat apalagi pada rakyat miskin semakin baik," harapnya.
Sementara itu Diana (46) mengaku sempat kecewa menggunakan elpiji 3 kg bersubsidi. Lantaran ketika ia memakai gas elpiji bersubsidi itu ternyata isinya cepat habis.
Sehingga sekarang ini ia sudah beralih memakai gas elpiji 12 kg.
“Sebelumnya saya pakai gas eliji 3 kg tapi sering cepat habis isinya. Makanya sekarang saya memilih memakai gas elpiji 12 kg karena rasanya lebih hemat,” kata warga Jl Jendral Sudirman Kelurahan Mulia Baru Kecamtan Delta Pawan.
Ia menjelaskan memang harga gas elpiji 3 kg bersubsidi lebih murah satu tabungnya hanya Rp 18 ribu. Sedangkan harga gas elpiji 12 kg menurutnya memang lebih mahal pertabung seharga Rp 175 ribu.
Namun meski mahal pemakaiannya lama habis.
“Dahulu saya hanya menggunakan gas elpiji 3 kg. Beli dua tabung bisa habis dalam satu pekan bahkan tak sampai. Kebetulan pas gas elpiji 3 kg sempat langka maka saya beli gas elpiji 12 kg. Ternyata saya rasa lebih tahan lama,” ungkapnya.
Sebab itu menurutnya jika dibandingkan antara menggunakan gas elpiji 3 kg dan gas elpiji 12 kg tersebut. Hasilnya lebih boros yang menggunkan gas elpiji 3 kg meskipun harga gas elpiji 12 kg lebih mahal.
“Saya tak tahu apa penyebabnya,” ucapnya.
“Mungkin saja isinya itu tidak sampai 3 kg atau karena hal lainnya. Saya juga pernah mendengar di Ketapang ini gas elpiji 3 kg itu dioplos. Sehingga isinya tidak lagi sampai 3 kg. Saya dengar juga pelakunya pernah ditangkap polisi,” lanjutnya.
Ia berharap kondisi yang pernah dialaminya tidak terjadi lagi pada masyarakat lain. Lantaran tujuan barang diberi subsidi oleh pemerintah tentu untuk membantu
“Tapi jika terjadi seperti yang saya alami tentu malah hanya merugikan masyarakat,” ujarnya.