Menggali Potensi Pemanfaatan Budidaya Udang dan Kepiting Silfovishery
...Tujuan memberikan gambaran dan pemahaman pada kelompok terkait sistem pengembangan budidaya udang dan kepiting silfovishery di areal Hutan Desa.
Citizen Reporter
Selvianus Saludan
Pendamping SAMPAN Kalimantan Perwakilan Kapuas Hulu
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Sahabat Masyarakat Pantai (SAMPAN) Kalimantan bekerjasama dengan IDH the Sustainable Trade Initiative menyelenggarakan semiloka bertajuk Semiloka Pengembangan Budidaya Udang dan Kepiting Silfovishery di Hutan Desa Bentang Pesisir Padang Tikar dan Bentang Pesisir Dabong-Tanjung Bunga.
Semiloka ini diadakan di Hotel Dangau pada tanggal 12-13 Oktober 2017 dengan tujuan memberikan gambaran dan pemahaman kepada kelompok terkait sistem pengembangan budidaya udang dan kepiting silfovishery di areal Hutan Desa.
(Baca: BPC Hipmi Sanggau Siap Muscab Sore Ini )
Sekaligus untuk memonitoring sejauh mana progress pengembangan budidaya berbasis sektor Non-Kehutanan yang dilakukan oleh desa-desa yang ada di Bentang Pesisir Padang Tikar dan Bentang Pesisir Tanjung Bunga - Dabong.
Yang menjadi peserta dari kegiatan ini adalah masyarakat dari 10 desa yang ada di Bentang Pesisir Padang Tikar dan Bentang Dabong – Tanjung Bunga-Kubu Raya,n diantaranya (Desa Batu Ampar, Medan Mas, Tasik Malaya, Tanjung Harapan, Nipah Panjang, Sungai Nibung, Dabung dan lain-lain).
(Baca: Heboh! Foto Bayi Tak Lazim Mirip Singa, Ini Faktanya )
Pemateri adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Kubu Raya Dr H Nursyam Ibrahim, DPMD Prov Kalbar Dini Ardianto, SIP, M.Si, Kepala Seksi Pakan dan Kesehatan Ikan di Dinas Kelautan dan Perikanan KKR Mohammad Fahmi, Perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan Prov Kalbar serta perwakilan Forum Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kalbar.
Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Semiloka ini ialah memberikan gambaran atau pemahaman kepada masyarakat terkait sistem pengelolaan dan manfaat yang didapat serta mengevaluasi dan memonitoring sejauh mana perkembangan budidaya yang dilakukan oleh beberapa desa dampingan SAMPAN Kalimantan di daerah yang dimaksud.
Pada kesempatan ini Mohamad Fahmi menjelaskan desa harus mampu memutus tali rantai penjualan hasil tangkapan nelayan yang dikuasai pengepul, sehingga harga ikan ditingkat nelayan dan dipasar selisih lebih dari 100%.
"Dalam melakukan proses budidaya ini harus memperhatikan aspek lingkungan masyarakat, keberadaaan lingkungan sekitarnya, jangan sampai aktivitas budidaya ini malah merusak lingkungan dan pada akhirnya berdampak tidak baik terhadap aktivitas bapak-ibu lakukan” jelasnya, Kamis (12/10/2017).
Hal yang senada disampaikan oleh perwakilan Forum KPH Prov Kalbar Ponty Wijayanto
"Pengembangan budidaya ini harus dilakukan dengan seimbang, maksudnya ialah lingkungan harus diperhatikan, mangrove dan bakau tempat bersarang dan hidupnya ikan, udang, kepiting dan lain sebagainya mesti dijaga” katanya.
Disisi lain masyarakat sangat merindukan dampingan dan panduan dari pemerintan setempat, hal ini disampaikan oleh Pak. Rusdi dari Desa Medan Mas.
"Kami sangat membutuhkan dampingan dari Pemerintah Kubu Raya dan Provinsi supaya melakukan pembinaan ke kelompok-kelompok yang ada sehingga kendala-kendala yang kami hadapi bisa diatasi" ujarnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan mereka siap melakukan budidaya komoditi udang maupun kepiting namun dia mengungkapkan meski saat ini upaya tersebut telah difasilitasi oleh SAMPAN Kalimantan, mereka tetap mengharapkan bantuan dari pemerintah.(*/kla)