Waspada! Kapuas Hulu KLB Demam Berdarah, Dua Anak Meninggal Dunia
Jadi, diperkirakan kasus DBD baru akan turun jumlah kasusnya pada awal bulan Desember 2017
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, dr H Harrison menyatakan kasus demam berdarah dendue (DBD) di Kapuas Hulu sampai tangal 1 Oktober 2017 sudah mencapai 147 kasus, dan korban jiwa sudah memakan sebanyak 2 orang anak.
"Dalam kasus ini kita sudah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) DBD. Biasanya setelah ditetapkan KLB setelah 3 bulan baru akan turun. Jadi, diperkirakan kasus DBD baru akan turun jumlah kasusnya pada awal bulan Desember 2017," uajrnya kepada wartawan, Senin (2/10/2017).
(Baca: Sertijab Dua Kapolsek, Ini Pesan Kapolres Imam Riyadi )
Harrison menuturkan, pihaknya bisa mempercepat penurunan kasus DBD di Kapuas Hulu, apabila seluruh lapisan masyarakat serius memperhatikan kebersihan lingkungannya.
"Masyarakat harus terus menerus melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN," ucapnya.
(Baca: Sertijab Tiga Kapolsek, Kapolres Sampaikan Pesan Khusus )
Menurunya, fogging itu percuma dilakukan bila masyarakat tidak ikut bergerak bersama-sama petugas fogging membersihkan lingkungan atau menyingkirkan tempat-tempat penampungan air, yang memungkinkan perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
"Jadi kalau masyarakat tak berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan maka kasus DBD akan sulit diberantas. Saya ingatkan guru-buru di sekolah untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah, karena nyamuk DBD mengigit pada jam-jam sekolah yaitu, dari pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB," jelasnya.
Selain itu juga kata Harrison, peran orangtua terhadap anaknya sendiri harus ditingkatkan lagi, sebelum berangkat sekolah memberikan minyak sereh dan lain-lain. "Tujuan adalah supaya tidak digigit nyamuk di sekolah. Sehingga bisa terhindar dari penyakit demam berdarah," ungkapnya.