Citizen Reporter

Satu-satunya di Kalbar, Inilah Perjalanan Panjang 100 Tahun Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang

Cornelis mengakui, Gereja katolik di Kalbar baru 110 tahun tapi sudah bermanfaat bagi rakyat kalbar.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Gubernur Kalbar Cornelis ketika memberikan sambutan pada Perayaan Ulang Tahun ke-100 Rumah Sakit Kusta Alverno , Lapangan Alverno Singkawang, Sabtu (30/09/2017). 

Citizen Reporter

Humas Prov Kalbar
Rinto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar Cornelis mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengucilkan orang yang terkena kusta. 

"Jangan malu juga mengakui kalau memang terkena kusta biar segera ditangani, dan jangan mengucilkan yang terkena kusta jangan diasingkan lagi," ujar Cornelis ketika memberikan sambutan pada Perayaan Ulang Tahun ke-100 Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang, Lapangan Alverno Singkawang, Sabtu (30/09/2017).

Hadir Uskup Agung Emiritus Mgr H. Bumbun, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Walikota Singkawang Awang Ishak, Walikota Singkawang terpilih Tjai Tjui Mie, Bupati Bengkayang Suryadman Gidot, Anggota DPD RI Maria Goreti dan tamu undangan lainnya.

Menurut Cornelis, untuk mengatasi penyakit kusta di Kalbar dirinya akan membuat edaran kepada Bupati dan Walikota agar melakukan operasi untuk mencari bila ada warga yang terkena kusta agar segera dibawa ke Rumah sakit Averno.

(Baca: Gubernur Harap Penderita Kusta Tidak Dikucilkan )

Karena Rumah Sakit ini satu-satunya di Kalimantan Barat milik yayasan Katolik. 

Orang nomor satu di Kalbar itu mengucapkan terima kasih kepada yayasan yang sudah melaksanakan tugas kemanusiaan yang tidak memandang Suku ras dan golongan, dirinya berencana akan melaporkan kepada Kementerian Kesehatan bahwa di Kalbar satu-satunya Rumah Sakit Kusta yakni di Singkawang. 

"Kita akan bicarakan dengan kementerian kesehatan bahwa pemreintah belum menyediakan rumah sakit kusta di Kalbar." ujar Cornelis.

(Baca: RSK Alverno Dinilai Bantu Warga Kalbar Penderita Kusta, Awang Ishak Ungkap Terima Kasihnya )

Walau terbatas, Orang nomor satu di Kalbar itu mengungkapkan pemerintah Provinsi Kalbar masih membantu Rumah Sakit tersebut mulai 2016 sampai 2017 terutama berupa obat-obatan. 

Mantan Bupati Landak itu juga berterima kasih kepada Yayasan, dimana yayasan sudah punya iman pengharapan dan kasih.

Adanya rumah sakit ini di dorong oleh iman pengharapan dan kasih. 

Cornelis mengakui, Gereja katolik di Kalbar baru 110 tahun tapi sudah bermanfaat bagi rakyat kalbar.

(Baca: Tjhai Chui Mie Minta Masyarakat Motivasi Penderita Kusta )

Ia pun berterima kasih kepada suster, bruder, pastor, uskup, yang telah berkarya untuk rakyat kalimantan Barat.

"Saya mohon pengelola rumah sakit ini tidak komersial tetapi pekerja sosial, tingkatkan kinerja yang baik kami pemerintah merasa terbantu." aku mantan Camat Menjalin itu.

Ketua Panitia Perayaan, Titus Pramana, menjelaskan berdirinya Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang karena pada awal-awal kemerdekaan, Pemerintah Indonesia belum mampu membangun rumah sakit pemerintah yang baru untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kalimantan Barat. 

"Berdasarkan keadaan tersebut pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengadakan kerja sama dengan Vikariat Apostolik Pontianak dalam pengelolaan rumah sakit-rumah sakit milik misi katolik yang berada di Kalimantan Barat antara lain Rumah Sakit Sungai Jawi-Pontianak, Rumah Sakit Santa Elisabeth-Sambas, Rumah Sakit Santo Vincentius-Singkawang, Poli Klinik Nyarumkop dan Rumah Sakit Kusta Alverno- Singkawang." jelas Titus.

Kata Titus pula, sebagai bentuk kerjasama tersebut maka pada 27 Oktober 1954 diterbitkan Surat Perjanjian dengan Akte Notaris No. 189 yang ditandatangani oleh Lie Kiat Teng dari Kementrian Kesehatan RI dan Mgr. Van  Valenberg dari  Vikariat Apostolik Pontianak pemilik Rumah Sakit.

Dengan demikian Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang secara operasional menjadi tanggung jawab pemerintah, namun kepemilikan rumah sakit tersebut adalah Vikariat Apostolik (sekarang Keuskupan Agung) Pontianak.

Semenjak itulah pemerintah memberikan subsidi  berupa biaya operasional, sarana dan prasarana, tenaga medis, paramedis, serta biaya pemeliharaan, walaupun masih belum mencukupi.

Oleh karena itu pihak Keuskupan Agung Pontianak masih harus menyediakan tenaga paramedis dan non medis serta turut  berperan serta secara aktif dalam pendanaan baik secara rutin maupun dalam bentuk proyek.

Sebagian dari rumah sakit tersebut kini pengelolaannya sudah dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Keuskupan Agung Pontianak.

Pada tahun 1990 dikembalikanlah Rumah Sakit Sungai Jawi, Pontianak yang kemudian berubah nama menjadi Rumah Sakit Santo Antonius, menyusul tahun 1993 Rumah Sakit Santo Vincentius, Singkawang dan terakhir tahun 1997 Rumah Sakit Santa Elisabeth, Sambas.

Yang masih belum dikembalikan oleh pemerintah tinggal Poli Klinik Nyarumkop dan Rumah Sakit Kusta Alverno, Singkawang.

Dijelaskan Titus juga, semenjak berdirinya Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang hingga saat ini dalam memberikan perawatan dan pengobatannya kepada pasien tidak memungut biaya apapun.

Kini pelayanan Rumah Sakit Kusta Alverno tidak sebatas memberi pengobatan dan perawatan kepada pasiennya tetapi lebih dari itu, pihak rumah sakit (bersama dengan Departemen Sosial) juga memberikan pemukiman dan bantuan penghidupan serta bantuan biaya sekolah anak-anak dari para penyandang kusta.

Pada 1985 bekerjasama dengan Departemen sosial, Rumah Sakit Kusta Alverno membangun pemukiman untuk eks penderita kusta di Desa Hok Lo Nam (Norio) yang kemudian sebagian berpindah ke Desa Pakunam mengingat lokasinya tidak layak huni dan tidak bisa untuk bercocok tanam.

Sedangkan pemukiman di sekitar Rumah Sakit Kusta Alverno dan Roban adalah hasil usaha rumah sakit dengan bantuan para donatur yang bersedia membantu. Komplek pemukiman Roban dibangun mulai dari tahun 1956 dan terus bertambah.

Pada tahun 1980/1981 mendapat bantuan dari Canada. Komplek pemukiman bagi penderita kusta kini tersebar dalam 4 lokasi yaitu di : Sekitar Rumah Sakit (± 9 hektar), Roban, Pakunam (± 10 hektar), dan Hok Lo Nam.

Program-program pemerintah yang menyangkut pelayanan dan peningkatan kesehatan masyarakat juga banyak menyentuh keberadaan dan kegiatan rumah sakit ini.

Mulai tahun 1993 hingga sekarang mendapat bantuan dana Operasional Pemeliharan Rumah Sakit (OPRS) dari pemerintah yang dipergunakan untuk rehabilitasi gedung, menambah pengadaan / perawatan sarana lain serta penyuluhan tentang penyakit kusta.

Departemen Tenaga Kerja juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan keterampilan bagi eks penderita kusta di antaranya kursus menjahit, mengelas, pertukangan, dan perbengkelan.

Pada 22 Agustus 1980 Rumah Sakit ini telah melakukan operasi rekonstruksi pada kaki, tangan, dan mata dengan bantuan Dr. Berbudi dari Rumah sakit Kusta Sitanala, Tangerang.

Operasi rekonstruksi ini terus berlanjut. Dr. Berbudi melakukan operasi sebanyak 5 kali kemudian diteruskan Dr. Tumada sebanyak 6 kali hingga tahun 1985.

Mulai tahun 1985 Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang berada di bawah binaan Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur, Sumatera Selatan. Sehingga sejak itu tenaga dokter ahli yang membantu operasi berasal dari Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur, Sumatera Selatan.

Dokter-dokter tersebut adalah Dr. Rivai Abd. (+), Dr. Nazaruddin, Dr. Syaiful Anwar Hadi ( 8 kali melakukan operasi ), Dr. Hasneimah, Dr. Liana Meilan, Dr. Taufik, Dr. Zaki Mabarat (4 kali melakukan operasi ), Dr. Andry M.T.Lubis sampai dengan tahun 1998. Pada tahun 1999 dan 2000 operasi konstruktif ditangani oleh Dr. Syaiful Anwar Hadi yang berdomisili di Jakarta.

"Dalam perjalanannya Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang mendapat perhatian dan sumbangan baik berbentuk tenaga, dana, sarana dan prasarana serta pemikiran dan pembinaan kerohanian dari berbagai pihak. Untuk itu pantaslah Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yakni pemerintah, para dokter, donatur, dan semua pihak yang peduli dengan penderita kusta." pungkas Titus. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved