Citizen Reporter
Satu-satunya di Kalbar, Inilah Perjalanan Panjang 100 Tahun Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang
Cornelis mengakui, Gereja katolik di Kalbar baru 110 tahun tapi sudah bermanfaat bagi rakyat kalbar.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
(Baca: Tjhai Chui Mie Minta Masyarakat Motivasi Penderita Kusta )
Ia pun berterima kasih kepada suster, bruder, pastor, uskup, yang telah berkarya untuk rakyat kalimantan Barat.
"Saya mohon pengelola rumah sakit ini tidak komersial tetapi pekerja sosial, tingkatkan kinerja yang baik kami pemerintah merasa terbantu." aku mantan Camat Menjalin itu.
Ketua Panitia Perayaan, Titus Pramana, menjelaskan berdirinya Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang karena pada awal-awal kemerdekaan, Pemerintah Indonesia belum mampu membangun rumah sakit pemerintah yang baru untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kalimantan Barat.
"Berdasarkan keadaan tersebut pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengadakan kerja sama dengan Vikariat Apostolik Pontianak dalam pengelolaan rumah sakit-rumah sakit milik misi katolik yang berada di Kalimantan Barat antara lain Rumah Sakit Sungai Jawi-Pontianak, Rumah Sakit Santa Elisabeth-Sambas, Rumah Sakit Santo Vincentius-Singkawang, Poli Klinik Nyarumkop dan Rumah Sakit Kusta Alverno- Singkawang." jelas Titus.
Kata Titus pula, sebagai bentuk kerjasama tersebut maka pada 27 Oktober 1954 diterbitkan Surat Perjanjian dengan Akte Notaris No. 189 yang ditandatangani oleh Lie Kiat Teng dari Kementrian Kesehatan RI dan Mgr. Van Valenberg dari Vikariat Apostolik Pontianak pemilik Rumah Sakit.
Dengan demikian Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang secara operasional menjadi tanggung jawab pemerintah, namun kepemilikan rumah sakit tersebut adalah Vikariat Apostolik (sekarang Keuskupan Agung) Pontianak.
Semenjak itulah pemerintah memberikan subsidi berupa biaya operasional, sarana dan prasarana, tenaga medis, paramedis, serta biaya pemeliharaan, walaupun masih belum mencukupi.
Oleh karena itu pihak Keuskupan Agung Pontianak masih harus menyediakan tenaga paramedis dan non medis serta turut berperan serta secara aktif dalam pendanaan baik secara rutin maupun dalam bentuk proyek.
Sebagian dari rumah sakit tersebut kini pengelolaannya sudah dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Keuskupan Agung Pontianak.
Pada tahun 1990 dikembalikanlah Rumah Sakit Sungai Jawi, Pontianak yang kemudian berubah nama menjadi Rumah Sakit Santo Antonius, menyusul tahun 1993 Rumah Sakit Santo Vincentius, Singkawang dan terakhir tahun 1997 Rumah Sakit Santa Elisabeth, Sambas.
Yang masih belum dikembalikan oleh pemerintah tinggal Poli Klinik Nyarumkop dan Rumah Sakit Kusta Alverno, Singkawang.
Dijelaskan Titus juga, semenjak berdirinya Rumah Sakit Kusta Alverno Singkawang hingga saat ini dalam memberikan perawatan dan pengobatannya kepada pasien tidak memungut biaya apapun.
Kini pelayanan Rumah Sakit Kusta Alverno tidak sebatas memberi pengobatan dan perawatan kepada pasiennya tetapi lebih dari itu, pihak rumah sakit (bersama dengan Departemen Sosial) juga memberikan pemukiman dan bantuan penghidupan serta bantuan biaya sekolah anak-anak dari para penyandang kusta.
Pada 1985 bekerjasama dengan Departemen sosial, Rumah Sakit Kusta Alverno membangun pemukiman untuk eks penderita kusta di Desa Hok Lo Nam (Norio) yang kemudian sebagian berpindah ke Desa Pakunam mengingat lokasinya tidak layak huni dan tidak bisa untuk bercocok tanam.