Basitha Ginting Imbau Tak Buang Sampah di Sungai
Walaupun tiga hari sekali bersihkan sungai, kita harap agar tidak buang sampah disungai, tapi dibuang di tempatnya
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup Sanggau, Ir Basitha Ginting mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai. Sebab, pihaknya banyak menemukan adanya sampah yang sengaja dibuang di Sungai Liku dan Sungai Bunut, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
“Di sungai liku dan sungai Bunut banyak sekali kita menemukan sampah. Walaupun tiga hari sekali bersihkan sungai, kita harap agar tidak buang sampah disungai, tapi dibuang di tempatnya, ” katanya, Senin (25/9).
Ia mengimbau, agar membuang sampah di tempat pembuangan sampah (TPS), karena setiap 10 sampai 20 meter kita sediakan TPS, baik yang warna orange maupun yang warna hijau.
“Kita bertanggungjawab untuk membuang sampah kalau sudah ada di TPS. Dimanapun apabila ada masyarakat melihat TPS yang tidak diangkut, tinggal beritahu dengan kami pasti segera akan diangkut. Karena keputusan kita, tidka boleh TPS diatas satu hari, karena kalau dibiarkan lebih dari satu hari akan menyebabkan bau, ” jelasnya.
(Baca: BNNP Kalbar Musnahkan 2 Kg Sabu, Tonton Videonya )
Sekarang, lanjutnya, tidak ada komplain dari masyarakat terkait keberadaan TPS yang berada persis di depan rumah mereka, karena mengakibatkan bau tidak sedap.
“Itu karena setiap hari kita angkut, jadi tidak menimbulkan bau, ” ujarnya.
Dikatakannya, Volume sampah perhari untuk kota Sanggau rata-rata 20 ton, kita lihat dari 8 buah dum truk yang digunakan untuk angkut sampah ditambah ambrol (container yang angkut sampah).
Ginting menambahkan, untuk pemisahan jenis sampah, saat ini, pihaknya sudah membuat bank sampah percontohan yang dikelola Pokdarwis yang berlokasi di depan kantor Lurah Tanjung Sekayam.
“Jumat lalu baru selesai tempatnya disana, SK nya sudah ada. Jadi nanti mereka disana akan memilah, yang mana sampah kering, baik itu plastik dan kertas. Disana nanti mereka akan beli sampah kertas dan sampah plastik, ” ujarnya.
(Baca: Kapolres Kunjungi Pemkot, Ini Pembicaraannya dengan Waki Kota Awang Ishak )
Kalau sampah organik, kita harap agar masyarakat bisa menjadikanya pupuk organik. Ia menambahkan, di bank sampah tersebut, proses pembayaranya sebulan sekali.
“Harapan kita, dari sampah itu, kaum ibu-ibu bisa membantu keluarganya, minimal nanti kalau tidak bayar uang sekolah ya bayar listrik, ” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, dirinya membuat nomor di setiap mobil dum truk yang mengangkut sampah, dari nomor satu sampai nomor delapan.
“Jadi kami tahu, mobil nomor satu angkat berapa TPS. Dimobil ada kartunya juga, berapa kilometer jalanya dari pergi sampai pulangnya, isi minyaknya juga seminggu sekali, ” tuturnya.
Ia menjelaskan, mobil yang mengangkut sampah mulai beroperasi mulai pukul 05.00 Wib dan paling lambat pukul 06.00 Wib.