Ikan Monster Attack
Geger! Ikan 'Monster' Serang Tiga Pelajar di Sungai Antu Sintang
Ikan 'monster' Pulau Kalimantan ini tiba-tiba menyerang ketiga pelajar itu saat tengah berenang di Sungai Antu...
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Antu, Nanga Merakai, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) geger, lantaran tiga orang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) jadi korban serangan ikan tapah seberat 42 Kilogram (Kg).
Ikan 'monster' Pulau Kalimantan ini tiba-tiba menyerang ketiga pelajar itu saat tengah berenang di Sungai Antu yang merupakan anak dari Sungai Ketungau sekitar dua pekan.
(Baca: Akhir Pelarian Pelaku Pembunuh Bidan Cantik Kalteng di Sintang, Ini Kronologis Penangkapannya! )
Warga Nanga Merakai, Bonarvon Pasaribu membenarkan informasi ini.
Saat dikonfirmasi via ponsel, dia mengaku informasi awal beserta foto diterimanya dari masyarakat.
“Saya kebetulan tugas di Nanga Merakai. Itu info dari masyarakat dan saya posting di akun Facebook saya. Lokasinya di Sungai Antu, itu anak Sungai Ketungau,” ungkapnya kepada Tribunpontianak.co.id, Kamis (21/9/2017) sore.
Bonarvon menambahkan akibat serangan ikan 'monster' ini, ketiga pelajar mengalami luka di bagian paha.
“Setelah digigit, ketiganya dilarikan ke Puskesmas Merakai. Satu anak paling parah harus ditangani dengan 9 jahitan. Dua anak tersisa masing-masing dapat 6 dan 3 jahitan,” kata staf Kantor Camat Ketungau Tengah ini.
Serangan ikan tapah ini merupakan kali pertama terjadi di Sungai Antu.

Sebelumnya tidak pernah terjadi. Terlebih lokasi Sungai Antu bukanlah habitat asli ikan 'monster' ini.
Namun, ia menegaskan ikan tapah memang ada di daerah Sungai Ketungau.
Tidak pernah terjadi ikan tapah naik ke Sungai Antu.
“Ndak pernah kayak gini ni, bang. Baru ini lah ikan tapah masuk ke Sungai Antu. Mungkin karena air kemarin sempat naik. Mungkin pas ini lah dia ke Sungai Antu, mungkin mau migrasi untuk bertelur,” katanya.
Pasca kejadian serangan ikan tapah, masyarakat pun takut turun mandi dan aktivitas ke sungai. Masyarakat merasa terteror dan takut menjadi korban kebuasan ikan selanjutnya. Tidak hanya anak-anak, kekhawatiran juga melanda perasaan para orangtua.
Beruntung, ada seorang warga yang memberanikan diri pasang jerat guna menangkap ikan tapah itu.
“Setelah kejadian itu warga berinisiatif menangkap. Namanya Pak Sabli, dia membuat bubu (alat penangkap ikan tradisional terbuat dari bambu_red). Syukurlah, ikan masuk perangkap dan tertangkap sekitar 4-5 hari lalu,” jelasnya.
Bonarvon menambahkan usai ditangkap, ikan tapah raksasa itu dibawa oleh masyarakat ke rumah satu diantara warga. Warga lantas menimbang ikan itu dengan cara menggantung. Berat ikan sekitar 42 kilogram.
“Kondisi terakhir setelah ditangkap, saya lihat ikan tapah itu dipotong warga. Ndak tahu, apakah dijual atau dibagikan atau dimasak,” tukasnya.