Sepasang Mayat di Ngabang
5 Hal Ini Simpulkan Temuan Mayat Wanita-Pria di Ngabang! Janggal dan Misterius
Saat pemakaman, hadir segenap keluarga termasuk ayah KS yang menangisi kepergian putri tercintanya.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sejak, Selasa (19/9/2017) sore hingga Kamis (21/9/2017) malam, temuan mayat wanita dan pria tanpa busana di semak-semak Dusun Sungai Buluh, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, menjadi berita paling dicari baik melalui media online maupun cetak di Kalbar.
Berita ini pun sempat jadi yang terpopuler di sejumlah media online besar di Indonesia.
(Baca: Hadiri Autopsi Jenazah Suami, Air Mata Akian Bercucuran Saat Menceritakan Musibah yang Menimpanya )
Maka tidaklah heran, selama tiga hari terakhir berita ini paling banyak diperbincangkan di dunia maya khususnya grup Facebook khususnya di Kalimantan Barat.

Penikmat kopi di sejumlah sudut Kota Pontianak juga memperbincangkan peristiwa janggal ini.
Berikut kami rangkum dan kilas balik peristiwa memilukan tersebut mulai saat ditemukan hingga dikirim ke alam baka.
1. Warga Heboh
Warga Ngabang heboh adanya temuan mayat laki-laki dan perempuan di semak-semak Dusun Sungai Buluh, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Selasa (19/9/2017) jelang malam.
Ketika ditemukan, kedua mayat tersebut tanpa busana dengan posisi telungkup.
Temuan ini langsung ditangani pihak Polres Landak beberapa saat setelah menerima laporan warga.
Polisi menerobos kerumunan warga saat mengevakuasi kedua mayat ke RSUD Landak.
(Baca: Mayat Wanita-Pria di Ngabang! Analisa IDI Mengejutkan, dari Zat Kapur hingga Mumifikasi )

2. Saksi dan Bukti
Polisi memeriksa saksi dan mengumpulkan setidaknya 20 barang bukti yang ditemukan di tempat Kejadian Perkara (TKP).
Berikut ini data-datanya;
1. Helm merk GM warna hitam
2. Rokok Gudang Garam/Surya 16 warna coklat
3. Ponsel merk Samsung warna hitam
4. Pakaian dalam bagian atas wanita warna ungu
5. Kaos dalam warna hitam
6. Tikar karet bercorak warna warni
7. Sepasang sepatu warna coklat
8. Dompet warna coklat
9. Celana pendek batik
10. Kalung rantai perak
11. Satu buah korek api warna ungu
12. Tali rapia warna coklat dan merah
13. Sepasang sendal jepit warna merah hitam
14. Baju motif kotak kotak putih
15. Topi warna hitam
16. Kantong plastik warna hijau
17. Kantong plastik warna putih
18. Kaos warna hitam bertuliskan Los Angeles
19. Ponsel merk Nokia
20. Celana pendek warna hitam

(Baca: Mayat Wanita-Pria Tanpa Busana di Ngabang, Tangis Ayah KS Pecah Saat Pemakaman )
3. Status Kedua Mayat
Saat ditemukan, identitas kedua mayat belum diketahui apalagi sudah terjadi proses pembusukan.
Pihak kepolisian pun bergerak cepat mencari tahu identitas keduanya dan menggali informasi bagaimana hal itu terjadi.
Pada malam itu juga, polisi memastikan identitas mayat perempuan yakni KS umur 23 tahun, warga Landak.
Sedangkan identitas mayat pria belum bisa dipastikan.
Keesokan harinya, Rabu (20/9/2017) pagi, polisi pun mendapat identitas mayat pria.
"Mayat laki-laki atas nama TJN (38) yang merupakan warga Sungai Duri, Bengkayang" ujar Kapolres Landak AKBP Bowo Gede Imantio.
Baik KS dan TJN diketahui sudah memiliki pasangan resmi, namun hubungan rumah tangga mereka sama-sama bermasalah.
KS sudah memiliki seorang putri berumur sekitar dua tahun, dan suaminya bekerja di Kota Pontianak.

Sedangkan TJN, dua kali menikah namun belum diketahui apakah sudah punya anak atau tidak.
Setelah cerai dengan istri pertama, TJN menikahi Akian.
Namun dalam perjalanannya atau selama tiga tahun pasangan yang belum dikaruniai keturunan itu juga retak.
TJN memilih hijrah ke Ngabang dan bekerja di sebuah rumah makan.
Sedangkan Akian menetap dan kerja di Sungai Duri, Kabupaten Bengkayang.
Akian membawa serta foto suaminya ke Ngabang untuk mendapat kepastian.
Ia meneteskan air mata. Tidak banyak bicara terkait musibah yang menimpa suaminya.
"Nanti jenazahnya mau dibawa ke Pontianak," kata Akian Rabu lalu.
"Sudah sering dia bilang ke saya, kalau nanti mati minta dibakar (dikremasi)," kata Akian.
Tidak banyak hal pribadi suaminya yang disampaikan oleh Akian.
"Saya kerja di Sungai Duri, kadang juga ke Ngabang. Kalau dia (alm suami) sudah sekitar tiga tahun kerja di Ngabang," katanya.
(Baca: Mengungkap Sosok Almarhum KS, Mayat Wanita Tanpa Busana di Ngabang )
4. Proses Autopsi
Di hari yang sama, kedua mayat diautopsi di RSUD Landak.
Polda Kalbar pun menerjunkan Tim Bidokkes untuk proses autopsi yang dipimpin dr Edi Hasibuan didampinggi sekitar lima anggotanya.
Pada pelaksanaan autopsi tersebut juga dihadiri keluarga dari pihak perempuan dan laki-laki.
Berikut ini hasil autopsi yang dilakukan Tim Bidokkes Polda Kalbar:
1. Mayat laki-laki diperkirakan sekitar 40 tahun
2. Mayat perempuan diperkirakan usia antara 25-30 tahun
3. Meninggal 5-7 hari
4. Kondisi jenazah dalam proses pembusukan lanjut, sehingga penyebab kamatian sulit ditentukan saat ini.
5. Kondisi Mayat tidak berulat

Dari lima hasil ini, dr Edi Hasibuan bersama timnya belum bisa memastikan penyebab kematian keduanya.
"Kalau untuk penyebab belum bisa kami tentukan. Karena kondisi sudah proses pembusukan lanjut," ungkap Edi.
Maka dari itu menurut Edi, pihaknya membutuhkan waktu sekitar sepekan atau 10 hari untuk mengetahui penyebab kematian keduanya.
"Jadi kami butuh pemeriksaan lanjutan," katanya.
Begitu juga untuk menemukan jika ada luka-luka di kulit pun sulit mesatikan.
"Karena sudah terjadi pembusukan. Kalau belum busuk, kami bisa lihat ini luka, ini robek, ini memar. Karena sudah busuk, jadi perlu pemeriksaan lanjut," kata Edi.
(Baca: Aneh! Dokter Tak Temukan Ulat di Tubuh Sepasang Mayat di Ngabang )
5. Dimakamkan dan Dikremasi
Usai autopsi, kedua jenazah pun diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Awalnya, jenazah KS direncanakan dimakamkan di Manado, kampung halaman orangtua. Namun rencana itu urung dilakukan.
Kamis (21/9/2017), jenazah KS pun dimakamkan di tempat pemakaman di Ngabang, Kabupaten Landak.

Saat pemakaman, hadir segenap keluarga termasuk ayah KS yang menangisi kepergian putri tercintanya.
Sedangkan jenazah TJN dibawa ke Kota Pontianak untuk dikremasi.
Kala keduanya sudah dikirim ke alam baka, pihak kepolisian masih harus bekerja ekstra keras untuk memastikan penyebab keduanya meninggal.
Tim Bidokkes Polda Kalbar juga masih bekerja melanjutkan pemeriksaan pasca-melakukan autopsi. (*)