Nyapat Taon, Kekayaan Budaya Masyarakat Adat Yang Nyaris Punah
Sebuah adat kampung, walaupun banyak yang beranggapan tidak masuk akal namun sebuah adat tetap harus dilakukan...
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Muhammad Fauzi
TRIBUNPONTIANAK. CO.ID, KAYONG UTARA – Ritual adat kampung yang dinamakan masyarakat sekitar Nyapat Taon hampir punah dimakan zaman, hal ini disampaikan Tokoh Agama, Isma'il A(50).
Diakuinya, sebuah adat kampung, walaupun banyak yang beranggapan tidak masuk akal namun sebuah adat tetap harus dilakukan, walaupun tidak ada kewajiban dalam melaksanakannya.
"Jadi kegiatan adat ini hampir punah dari generasi yang ada. Pada intinya kegiatan ini bukan hanya asal dilakukan, tetapi memiliki makna, kita memohon kepada sang pencipta, tetapi dengan sarana yang berbeda, dengan menghadirkan dari agama dengan para ulama mengharapkan keberkahan, dan dari adat istiadat, kita juga tidak lepas dari hukum akal, makli, atau adat,"terang Isma'il, Rabu (13/9/2017).
(Baca: Warga Tanjung Belimbing Gelar Ritual Adat Nyapat Taon )
Dirinya sangat menyayangkan, kegiatan tersebut hampir punah, karena kurang lebih selama 20 tahun kegiatan ritual adat kampung tidak dilakukan.
Namun diakuinya, 2 tahun belakang sudah mulai dilaksanakan.
"Kegiatan ini, sebenarnya hampir sirna kurang lebih hampir 20 tahun, untuk kita saat ini kembali melakukan kegiatan tersebut. Karena dari segi kehidupan umumnya petani, kalau ingin bercocok tanam, hal ini diyakini untuk mengusir hama yang ada. Alhamdulillah, kegiatan ini sudah kita lakukan tahun lalu hama-hama tidak ada,"lanjutnya.
Dijelaskan dia, kegiatan ini dilakukan sesudah kegiatan panen dalam setahun yang dilakukan oleh masyarakat.
"Kegiatan ini dilakukan sesudah panen, dalam satu tahun sekali. Nantinya posisi tempat sesajen yang ada akan ditempatkan masing-masing penjuru yang ada, artinya untuk tempat sudah disediakan,"lanjutnya.
Mengenai hal ini, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Jumadi Gading mengatakan kegiatan tersebut sudah masuk dalam cagar budaya.
"Ini sudah masuk dalam cagar budaya tak benda, selain kesenian juga ada kegiatan kebudayaan sendiri, yang terdiri beberapa ritual adat ini,"jelas Jumadi.
Selain kegiatan tersebut, sambung dia, di Kayong Utara juga ada kegiatan robok-robok yang akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun depan.
"Selain ini kita juga ada kegiatan robok-robok yang ada di Melano, Kecamatan Simpang Hilir, yang akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun depan. Untuk itu kita berterimakasih sekali kepada masyarakat Dusu Tanjung Belimbing ini, dan ini dilakukan secara swadaya, dan memang dilakukan oleh masyarakat setempat,"ujarnya.
Berkaitan dengan kegiatan tersebut, kata Jumadi, tidak menutup kemugkinan akan dilakukan lebih meriah, termasuk kegiatan robok-robok yang ada di Melano.