Pembacokan di Bengkayang
6 Fakta Pembunuhan Sadis di Bengkayang, Nomor 4 Mengakhiri Segalanya
Melihat kedatangan HB, Maimunah bangkit dari posisi berbaring. Ia kemudian duduk. Ia sama sekali tidak menyangka, kedatangan HB untuk menghabisinya.
Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sakit hati berujung pembacokan terjadi di Dusun Kembang Sari, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Bengkayang, Senin (21/8/2018).
Seorang paman, tega menghabisi keponakannya sendiri karena dendam.
Ironisnya, tersangka pembunuhan, HB, masih berusia 17 tahun. Sementara korbannya, Maimunah (40).
(Baca: 7 Tokoh Kalbar Mengincar Kursi Gubernur, Nomor 6 Cantik dan Pendatang Baru )
Meski berumur lebih muda, namun HB dalam silsilah keluarga, adalah paman bagi Maimunah.
Berikut fakta yang dihimpun dari Kasat Reskrim Polres Bengkayang:
1. Terjadi di Kediaman Korban
Kasat Reskrim Polres Bengkayang, AKP Novrial Alberti Kombo, mengungkapkan peristiwa mengenaskan ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Pembunuhan terjadi di rumah Maimunah, yang masih satu dusun dengan tersangka HB.
"Peristiwa penganiayaan yang menyebabkan kematian tersebut, terjadi di kediaman korban yang berada di Dusun Kembang Sari, Desa Karimunting," ungkap Novrial.
2. Korban Nonton Televisi
Mantan Kapolsek Pontianak Timur ini menuturkan saat itu kejadian, korban Maimunah sedang berbaring sambil nonton televisi di rumahnya.
Sementara, tersangka HB baru saja terbangun dari tidurnya.
Begitu terjaga dari tidur siang itu, HB tiba-tiba berniat ingin membunuh Maimunah.
Alasannya, sepele karena HB sakit hati, tidak terima kepalanya tiga kali dipukul Maimunah suatu ketika.
"Hasil pemeriksaan sementara, tersangka baru bangun tidur muncul niat mau balas demam karena sakit hati,” imbuh Kasat Reskrim.
3. Sebilah Parang
Saat itu juga, HB kemudian langsung mengambil sebilah parang.
Ia bergegas mendatangi rumah Maimunah. Jarak antara rumah Maimunah dengan rumah HB terbilang dekat. Hanya berjarak 10 meter.
“Sesampainya di rumah korban, tersangka masuk rumah melalui jendela. (HB) Melihat korban sedang berbaring sambil nonton televisi,” katanya.
Melihat kedatangan HB, Maimunah bangkit dari posisi berbaring. Ia kemudian duduk.
Ia sama sekali tidak menyangka, bahwa kedatangan HB untuk menghabisis nyawanya.
“Saat duduk itu lah, tersangka langsung mengayunkan perangnya dan mengenai leher bagian belakang korban," ujar AKP Novrial.
4. Bacok Korban Berkali-kali
Aksi HB tidak sampai di situ. Tidak puas hanya membacok leher keponakannya, ia juga membacok korban berkali-kali.
Bacokan itu mengenai lengan kanan, lengan kiri, perut, dan kaki. Belum puas juga, HB kembali mengayunkan senjata tajam di tangannya.
Kali ini mengenai kepala. Mainuman yang dibacok bertubi-tubi itu pun, roboh bersimbang darah.
5. Kakek Korban Datang
Tidak lama kemudian menurut AKP Novrial, datang orangtua tersangka HB, yang juga kakek bagi Mainumah.
“Saksi kaget melihat korban sudah terbaring bersimbah darah. Ia langsung memanggil keluarga yang lain untuk membawa korban ke RSUD Abdul Azis Singkawang,” paparnya.
Akan tetapi, Maimunah yang mengalami luka berat, diduga meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Diduga kuat korban kehabisan darah.
"Saat ini, tersangka sudah diamankan berikut barang bukti sebilah parang. Akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara korban juga sudah divisum," ungkap Kasat.
6. Polisi Minta Keterangan Orangtua Tersangka
Saksi-saksi juga dimintai keterangan. Termasuk orangtua tersangka BH yang menemukan korban pertama kali.
“Kami juga berkoordinasi dengan petugas Bapas, lantaran tersangka masih berusia 17 tahun 10 bulan," pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/korban-pembacokan_20170821_211227.jpg)