Cornelis Klaim Titik Api di Kalbar Alami Menurun

Jika memang ada pelaku pembakaran hutan, dia harapkan masyarakat melaporkan kepada aparat terdekat, baik kepolisian

TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Gubernur Kaalbar, Cornelis saat menjadi Inspektur apel gelar pasukan operasi Bina Karuna kapuas 2017 di Mapolda Kalbar, Jumat (4/8/2017) pagi. Apel ini dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK  - Gubernur Kalbar, Cornelis menuturkan bahwa titik api atau hotspot yang menyebabkan kabut asap di Kalbar setiap tahunnya mengalami penurunan, maka dari itu Ia pun mengajak semua lapisan untuk menjaga hutan, karena jika ada masyarakat yang ketahuan akan dikenakan sanksi.

"Titik api sudah lumayan berkurang dibandingkan 2014, 2015, dan 2016, sudah berkurang. Karena faktor pemerintah bersama dengan masyarakat dan pengusaha memadamkan api," ujar Gubernur Kalbar dua periode ini, Jumat (04/08/2017) usai kegiatan apel gelar pasukan Operasi Bina Karuna Kapuas 2017 di Mapolda Kalbar.

Ia pun meminta kesadaran masyarakat, untuk sadar agar tidak membakar hutan, karena menurutnya dengan pembakaran hutan sangat berbahaya, selain daripada itu memang karena untuk kepentingan bersama dan berpengaruh terhadap negara lain serta dunia luar

"Tolong menjadi perhatian bagi masyarakat disekitar hutan, dan jika saudara kita mungkin membuang puntung rokok sembarangan dihutan terutama daerah gambut mudah terbakar, saya imbau dan ajak kepada masyarakat untuk bersama-sama, jangan hanya mengharap pemerintah," katanya.

Jika memang ada pelaku pembakaran hutan, dia harapkan masyarakat melaporkan kepada aparat terdekat, baik kepolisian, bupati ataupun kecamatan agar segera diatasi.

Sebelumnya, dalam pidatonya sebagai irup apel gelar pasukan operasi bina karuna Kapuas 2017 di Mapolda Kalbar, Cornelis menuturkan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BKSDA Kalbar, jumlah hotspot yang ada di Kalbar mengalami penurunan setiap tahunnya, pada tahun 2013 sebanyak 3219, tahun 2014 sebanyak 5277, tahun 2015 sebanyak 2724, dan tahun 2016 sebanyak 1565. Dimana titik yang paling rentan adalah kawasan area peralihan lain.

Pada tahun 2017, data sementara dari aplikasi android Lapan Fire Hotspot, pada 2 agustus 2017 menunjukkan fluktuasi titik api di Kalbar pada angka  13 - 28 hotspot yang terkonsentrasi di daerah Kuburaya, Kapuas Hulu, Ketapang dan Sintang.

-- 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved