Mulai dari Proyek Kecil, Hermawan Sukses Kelola Perusahaan Ekonomi Kreatif Beromset Miliaran Rupiah

Keteguhannya berbuah manis. Empat perusahaan berbasis industri digital berhasil didirikannya.

Penulis: Ishak | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Tokoh pengusaha ekonomi kreatif subsektor industri digital Kalbar, Hermawan, saat mendampingi Wali Kota Pontianak menjelaskan kepada Presiden Indonesia terkait aplikasi Gencil yang dikembangkannya beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ishak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Keyakinan kuat disertai konsistensi mungkin tak membuat segala sesuatunya lebih mudah. Tapi menjadikannya lebih mungkin terwujud.

Setidaknya, demikianlah yang dirasakan Hermawan. Keyakinan teguh pemuda Pontianak ini membuatnya kini mempunyai empat perusahaan bisnis ekonomi kreatif subsektor industri digital.

"Kebetulan saya di kuliah di bidang IT (teknologi informasi). Jadi saya tidak mau kuliah saya sia-sia, jadi saya coba tekunin. Karena saya percaya “man jadda wa jada”, siapa yg bersungguh-sungguh maka berhasillah dia," ujar Hermawan, Senin (31/07/2017).

Ia menceritakan, lika liku hidupnya cukup berperan besar membentuknya di hari ini. Termasuk kebiasaannya berdagang untuk membiayai kuliahnya sendiri.

Keteguhannya berbuah manis. Empat perusahaan berbasis industri digital berhasil didirikannya.

Keempatnya yakni RIDI (rekayasa informatika distribusi indonesia) yang bergerak di bidang ERP B2B ( business to business ), dan Miracle Dev ( digital agency ) yang bergerak di bidang website,apps & game development & digital marketing kit. Dua lainnya yakni GMS ( parking & advertising ) yang fokus ke periklanan kreatif dan parkir management, serta Gencil (smart city platform).

Baca: Serba Online, Eddy Suratman: Pengunjung Toko Akan Berkurang

Perjalanannya membangun perusahaan di industri digital inipun setali tiga uang. Penuh berbagai tantangan dan kenangan mengharu biru.

"Prosesnya cukup bisa jadi pelajaran. Jadi kalau dibilang suka duka dari tidak dibayar sampai berantem dengan tim. Tapi kalau tidak melewati proses itu saya tidak bisa jadi seperti ini. Saya bersyukur atas semua itu," kisahnya.

Ia menceritakan, proyek pertama yang berhasil didapatkannya yakni proyek yang 'hanya' bernilai Rp 500 ribu. "Dapat dari temen sendiri, buat e-commerce dengan nilai Rp 500 ribu, dengan untung cuma Rp 100 ribu rupiah saja," kenangnya.

Namun, dari project pertama itulah seakan-akan lahir proyek-proyek besar di masa-masa berikutnya. "Kalau ngomongin proyek sekarang, banyak. Kami ada proyek ERP dengan valuasi Rp 6 miliar," ungkapnya.

Langkahnya geluti usaha industri digital inipun kini sudah goreskan begitu banyak suka duka baginya. Termasuk tuntutan untuk selalu bisa jadi problem solver.

"Sukanya ketika apa yang kita karyakan itu memberikan manfaat untuk orang banyak. Rasa capek hilang rasanya," timpalnya.

Iapun lantas  berpesan kepada para pemuda, termasuk para pemula di bisnis Start-up. "Jangan cengeng. modal sudah ada yaitu kita sendiri dan khususnya kita di daerah jangan merasa kecil hati karena bukan di ibu kota.  Jadilah seperti petani, bekerja di desa dan bermanfaat hingga ke kota," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved