TAC Takjub dengan Keindahan Air Terjun Riam Berasap di Ketapang

Wilayah Ketapang saat ini ini meski sudah pemekaran KKU pun masih paling luas juga sekitar 20 persen wilayah di Kalbar

Penulis: Subandi | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
  Anggota TAC Ketapang ke lokasi Air Terjun Riam Berasap, Ketapang pada 2015 silam untuk mengibarkan Bendera Merah Putih saat Hari Kemerdekaan RI.   

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Kabupaten Ketapang adalah satu di antara daerah paling luas dibandiny daerah tingkat II laiannya di Kalbar. Sejak dahulu hingga ada wilayahnya ada yang mekar menjadi Kabupaten Kayong Utara (KKU).

“Wilayah Ketapang saat ini ini meski sudah pemekaran KKU pun masih paling luas juga sekitar 20 persen wilayah di Kalbar,” kata Bupati Ketapang, Martin Rantan beberapa waktu lalu.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ketua DPRD Ketapang, Budi Mateus. Ia mengungkapkan total luas Ketapang lebih 31 kilo meter persegi. Bahkan menurutnya juga memiliki 20 kecamatan yang masing-masing wilayah cukup luas.

“Lantaran wilayahnya paling luas dibanding kabupaten dan kota lainnya di Kalbar. Ketapang cukup dikenal dengan kekayaan alamnya,” kata Budi beberapa waktu lalu.

Di antara kekayaan alamnya adalah memiliki berbagai potensi pariwisata. Kebanyakan masyarakat Ketapang dan luar Ketapang mengetahui bahwa Ketapang memiliki beberapa pariwisata pantai dan wisata laut.

Kelompok pencinta alam, Tetancap Adventure Club (TAC) Ketapang mengungkapkan ternyata Ketapang menyimpan potensi wisata yang menakjubkan. Wisata ini belum digarap sehingga masyarakat Ketapang sendiri belum banyak mengetahuinya.

Wisata itu adalah Air Terjun Riam Berasap di Kecamatan Matan Hilir Utara (MHU). “Wisata air terjun itu indah sangat menakjubkan,” kata perwakilan TAC Ketapang, Yolando Anas Bantang A Md kepada awak media di Ketapang, Minggu (18/6).

Menurutnya sejak TAC dibentuk pada 17 Agustus 2011 silam sudah banyak melakukan perjalanan menyusuri lokasi wisata di Ketapang. Kemudian pertama kali menyusuri keberadaan air terjun ini pada 2013 dan 2017 saat memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Kami ingin melaksanakan upacara dan mengibarkan Bendera Merah Putih di lokasi Air Terjun Riam Berasap. Kemudian beberapa waktu pada 2017 ini kami pergi ke sana lagi,” ucapnya. 

Ia menjelaskan untuk sampai ke lokasi Air Terjun Riam Berasap membutuhkan paling cepat tujuh jam perjalanan. Pertama menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Ketapang ke daerah Siduk Kecamatan Sukadana, KKU lebih kurang 1 jam.

Kemudian dari Siduk dilanjutkan ke lokasi Pembibitan Yayasan Asri di daerah Nek Doyan, Kecamatan MHU lebih kurang 1 jam perjalanan. Setelah itu dilanjutkan berjalan kaki lebih kurang 5 jam perjalanan untuk sampai ke lokasi air terjun tersebut.

“Kemungkinan karena lokasi yang lumayan jauh membuat potensi wisata ini kurang diketahui publik. Apalagi untuk mengunjunginya harus berjalan kaki hingga berjam-jam itu,” jelasnya.

Namun Yolando mengungkapkan meski berjalan kaki pengunjung sebenarnya tidak perlu takut kehausan. Lantaran sepanjang perjalanan itu pengunjung akan menyusuri Sungai Riam Berasap yang memiliki air luar biasa jernih dan segar.

Kemudian lantaran hutan masih sangat prima maka pengunjung akan terhibur oleh suasana alam yang asri. Seperti yang ia rasakan sangat terhibur dengan kicauan suara hewan seperti burung dan lain sebagainya sepanjang perjalanan.

“Jadi perjalanan kita rasanya terbayarkan. Sepanjang perjalanan banyak pemandangan dilihat seperti sungai berbatuan, pohon-pohon besar tinggi dan udara segar sangat menyejukan hati. Apalagi ketika sampai di objeknya seketika rasa capek hilang,” ucapnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved