Wow, Harga Bawang Putih di Pontianak Seharga Daging Sapi
Biasanya harga bawang putih di bawah bawang merah, sekarang sudah dua kali lipat bawang merah.
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak, Sutarmidji curiga ada pihak yang sengaja menimbun bawang putih hingga harga komoditi ini meningkat hingga dua kali lipat, bahkan di Pontianak harga barang yang sering digunakan sebagai bumbu dapur ini berkisaran Rp 100-200 ribu perkilo.
Harga demikian dianggap tidak wajar, karena terlalu jauh melampui harga normalnya.
“Biasanya harga bawang putih di bawah bawang merah, sekarang sudah dua kali lipat bawang merah. Kemungkinan besar indikasinya ada penimbunan,” kata Wali Kota, Jumat (26/5/2017).
Secara keseluruhan menyambut ramadan harga barang di Pontianak menurut, Midji masih tetap stabil. Walaupun ada fluktuasi, namun tidak terlalu tinggi.
Baca: Indonesia Tunggu Pasokan Bawang Putih Dari Tiongkok Juni Mendatang
Ia tegaskan kalau yang tidal wajar adalag kenaikan harga bawang putih yang sangat tinggi.
Kejadian ini disebutkannya kejadian yang jarang terjadi, karena biasanya yang melonjak naik adalah harga cabai atau bawang merah tapi kali ini malah bawang putih.
“Ya gimana ya, cabai rawit sudah tertangani, sekarang bawang putih. Indikasi penimbunan memang ada, karena bawang putih yang beredar sekarang warnanya agak hitam, padahal biasanya putih bersih. Tapi kalau gudang di Pontianak, sudah kita cek tidak ada. Kemungkinan di luar kota untuk itu. Tapi ini masalahnya, se Indonesia bawang putih bermasalah,” jelasnya.
Midji mengatakan semestinya negara bisa mengantisipasi sejak awal. Apalagi negara sudah memiliki perangkatnya.
“Antisipasi itu sebelum timbul gejolak, kan bisa dihitung berapa produksi, stok dan impor yang diperlukan, itu harusnya dijaga dan betul konsisten dijalankan,” katanya.
Ketika harga mulai naik, masyarakat resah dan baru ada tindakan dilakukan pemerintah . Midji nilai cara-cara seperti itu tentu akan lama untuk memulihkan pasar.
Diungkapkannya, jika ingin pasar bebas, jadikan saja pasar bebas dengan semestinya. Tak perlu ditahan-tahan, supaya adanya persaingan harga.
“Kemudian kalau itu memang boleh impor, berikan sebanyak mungkin pengusaha yang bisa impor, jangan hanya ke pengusaha tertentu,” pungkasnya.