Berita Video

Kisah Mahasiswa Teknik Untan Torehkan Prestasi di Kancah Nasional

Kali ini, Robot Terigas I rakitan mahasiswa Fakultan Teknik Untan raih predikat ketiga terbaik pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI)....

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HAMDAN DARSANI
Tim mahasiswa Fakultan Teknik Untan raih predikat ketiga terbaik pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki Regional II Kemenristek RI yang digelar di Universitas Telkom Bandung, 18 Mei hingga 20 Mei 2017 lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan Darsani 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mahasiswa Kalbar kembali torehkan prestasi bergengsi di kancah nasional.

Kali ini, Robot Terigas I rakitan mahasiswa Fakultan Teknik Untan raih predikat ketiga terbaik pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki Regional II Kemenristek RI yang digelar di Universitas Telkom Bandung, 18 Mei hingga 20 Mei 2017 lalu.

Ketua Tim Robot Pemadam Api FT Untan Joko Jaryadi mengatakan dirinya bersama dua rekannya telah merakit robot terigas I bersama dengan dua rekanya yakni Gafi dan Zeldi Aditia.

Ia menceritakan bahwa telah menaruh minat pada robot ketika masuk kuliah di Fakultas Teknik Jurusan elektro.

Baca: BREAKING NEWS: Rumah Warga di Gg Tanjung Harapan Jl Imam Bonjol Nyaris Luder Terbakar

Sudah puluhan kali bahkan ratusan kali melakukan uji coba.

Hal tersebut dilakukan agar robot dapat berjalan sempurna, mendeteksi keberadaan api, melewati halang rintang hingga mematikan api.

“Persiapan telah kita lakuan sejak bulan januari lalu. Kita biasa uji coba di ruang kelas, ketika kawan-kawan mahasiswa lain sudah selesai kuliah,” ujarnya

Robot yang dirakitnya dibekali dengan sensor ultrasonic untuk mendeteksi halangan didepanya.

Kemampuan lainya, robot dapat mendeteksi keberadaan api yang menyala serta dapat mematikannya dengan air.

“Ada tabung air yang berada dibagian belakang, jika sudah terdeteksi api, robot akan menyemprotkan airnya,” ujarnya

Ketelitian dan hitung-hitungan setiap komponen pada robot harus presisi.

Bagian sensor api juga kita pasang pada tempat yang tepat.

Sebab, sensor deteksi api yakni sensor flame detektor sangat sensitif. Kerena sensor tersebut juga dapat terdeteksi oleh cahaya.

Anggota lainya Gafi juga menambahkan cerita dari rekanya Joko.

Harapanya besarnya robot yang kami rakit dapat meraih desaign terbaik. Robot sengaja dirancang dapat menangani kasus kebakaran didalam gedung.

“Dari tiga kali sesi bermain di Bandung, dua kali aksi robot dapat mendeteksi dan mematikan api. Namun pada sesi ketiga robot gagal mendeteksi api dan hanya berputar-putar di arena,” ujarnya

Lebih lanjut, Gafi menganalisis kegagalan yang robot mendeteksi api, lantaran nyala api lili yang dipasang cendrung lebih redup. Sehingga sensor robot sulit mendeteksi keberadaan api.

Pengembangan dan pemutakhiran akan terus dilakukan. Pengalaman dan catatan penting saat kontes dibandung sudah dilist. Beberapa kekurangan akan segera dicarikan jalan keluarnya.

“Akan kami kembangkan terus, terutama dari sensor. Rencana untuk tingkat nasional kami akan mengganti dengan sensor uvitron. Sensor yang khusus mendeteksi api,” ujarnya

Zeldi Raditia mekanik Robot Terigas I mengatakan kesulitan lainya yang dijumpai dalam merakit robot di Pontianak adalah menyiapkan komponen robot.

Hanya ada satu komponen yang dapat dibeli di Pontianak yakni akrilik yang terpasang di badan robot.

“Banyak komponen-komponen robot harus kita datangkan dari luar Kalbar. Beruntung komponen tersebut bisa kita order dengan online, jadi dapat lebih terbantu,” ujarnya. 

Capain yang kami raih hari ini, Kata Zeldi.

Ingin membuktikan bahwa mahasiwa Kalbar juga dapat memberikan prestasi di tingkatkat nasional dari segi Iptek. Meski keterbatasan fasilitas dengan mahasiswa jika harus dibandingkan dengan mahasiswa di Pulau Jawa.

“Kita mampu memberikan hasil terbaik, artinya kita juga memiliki kemampuan yang sama. Tinggal usaha dan ketekunan yang harus lebih besar,” ujarnya

Rasa bangga tak dapat disembunyikan oleh Syaifurahman dosen pendamping kontingen Robot Pemadam Api Indonesia Berkaki. 

Bertanding dengan mahasiswa dari kampus besar seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) Universitas Telkom Bandung dan beberapa kampus lain dari Jawa, Sumatra dan Sulawesi.

Kontingen Mahasiswa Fakultas Teknik Untan mampu meraih prestasi membanggakan.

“Ini berkat usaha, kerja keras serta keuletan mereka (mahasiswa red),” ujarnya bangga

Saat Tribunpontianak mewancarainya di ruang Laboratorium Elektroteknika dasar FT Untan, menceritakan meraih peringkat ketiga dari 31 peserta dari kategori robot pemadam api berkaki merupkan capaian luar biasa.

“Capaian itu sesuai dengan target. Meraih peringakat ketiga yang artinya FT Untan akan lolos tingkat nasional untuk ke Internasional,” ujarnya

Rasa haru dan gembira terasa meledak-ledak didada ketika dapat lolos dan meraih peringkat ketiga. Mengingat perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk dapat mengharumkan FT Untan dan Kalbar.

“Untan ikuti dua kategori yakni Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki. Namun, Hanya KRPAI yang berhasil mendapat juara,” ujarnya

Ia menambahkan dukungan dari beberapa pihak jadi bagian penting dari prestasi yang berhasil diraih, mulai dari Dekan Untan, Rektor Untan dan Pemkot Pontianak yang memberikan suport besar.

Dosen Robotik sekaligus Pembimbing Robot Sepakbola beroda Elang Derdian Marindani menceritakan iklim robotic di Kalbar secara umum kecendrungan geliatnya semakin meningkat. Indikator yang bisa dilihat anak-anak SD sudah mulai dikenalkan dengan cara merakit sistem robot sederhana.

Indikator yang dapat lihat yakni ketika FT menggelar kegiatan membuat robot di sekolah antusias anak-anak cukup besar.

“Alumni tim robotic setelah menjadi alumni membentuk perkumpulan atau komunitas. Sehingga keberadaan komunitas robotic seperti itu membantu pengenalan tentang robot,” ujarnya

Ia melihat dari pertandingan dan lawan yang dihadapi, mahasiswa kalbar bisa bersaing dan mampu melampaui kemampuan mahasiswa seperti di Pulau jawa dan sekitarnya. Robot Sepakbola Beroda mampu keluar sebagai juara grup C.

Kontingen kita mampu mengungguli robot sepakbola dari Universitas Telkom dan Universitas Tadulako (Palu) dan Universitas Guna Darma.

“Namun pada delapan Besar kita gagal menang melawan Universtas Indonesia yang pada akhirnya menjadi juara,” ujarnya

Persiapan matang akan kami siapkan untuk menghadapi seleksi tingkat nasional sekitar bulan Juli mendatang. Mudah-mudahan Fakultan Teknik Untan dapat memberikan penampilan terbaik dan dapat mewakili Indonesia dalam kontes robotic tingkat dunia.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved