Tips Mengatasi Bila Pemimpin Perusahaan Dianggap Kurang Adil

Bekerja secara tim memang memerlukan seni tersendiri apalagi jika keterlibatan staf tidak merata, biasanya akan terjadi kecemburuan sosial.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Rizky Zulham
zoom-inlihat foto Tips Mengatasi Bila Pemimpin Perusahaan Dianggap Kurang Adil
NET
Ilustrasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Selamat pagi, salam optimis pak. Saya seorang penanggung jawab dalam sebuah program di kantor saya dimana pekerjaan tersebut memerlukan kerja tim yang solid yang berjumlah sekitar 8 orang.

Staf saya ada 25 orang. Namun saya sering mendengar keluhan staf saya dari orang lain bahwa saya dianggap kurang adil dalam melibatkan tim kerja yang ada.

Saya akui saya lebih sering memberikan tugas kepada tim yang saya anggap gampang diajak kerjasama dan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Agar tidak terjadi konflik apa yang harus saya lakukan ?
Monica Pontianak (38)

Mitos Tim Manajemen
Salam optimis Sdr. Monica. Selamat buat Anda, semoga selalu sukses dalam berkarir.

Bekerja secara tim memang memerlukan seni tersendiri apalagi jika keterlibatan staf tidak merata, biasanya akan terjadi kecemburuan sosial yang lebih banyak didasari persepi ketimbang kenyataan.

Baca: Perjalanan Karier Putri REI 2017 Dimulai dari Dunia Modeling

Seperti yang pernah saya bahas di rubrik ini tentang Learning Organization, bahwa salah satu ketidakmampuan belajar seorang pimpinan adalah apabila mereka selalu terkekang dengan "mitos tim manajemen".

Dimana seorang pimpinan selalu menggunakan tim yang sudah dibentuknya dan menggangap bahwa tim itu adalah yang sangat baik, sangat dipercaya, dapat memegang rahasia dan berbagai predikat yang lain.

Akibatnya staf yang lain tidak pernah memiliki kesempatan untuk "BELAJAR" dan ikut bagian dalam kegiatan di tempat mekerka bekerja.

Pimpinan juga tidak pernah dapat belajar dengan tim yang lain. Mereka yang tidak terlibat hanya sebagai penonton yang kurang malah tidak berperan.

Dapat dibayangkan bagaimana perasaan mereka. Konflik sangat mungkin terjadi sehingga bisa saja organisasi mengalami "Chaos".

JIka Anda tetap ingin menjaga keharmonisan dalam bekerja maka sedapat mungkin melibatkan seluruh staf yang ada.

Jangan "menjauh" dari mereka yang Anda anggap kurang mampu, kurang dipercaya, dan kurang-kurang yang lain.

Di snilah tantangan dan tanggungjawab seorang pemimpin untuk mampu memberikan dorongan kepada stafnya untuk dapat sama-sama belajar agar mampu melakukan pekerjaan yang baik.

Jika tetap terkungkung dengan persepsi bahwa staf Anda sulit dibentuk, sulit kerjasama, dan sebagainya maka Anda akan gagal.

Jauhkan persepsi itu dan lakukan pendekatan dengan saling buka diri (self disclosure) dan latih saling beri dan terima umpan balik (feed back). Bimbing mereka, ikutkan mereka dalam kegiatan.

Di sinilah fungsi pemimpin yang inspiratif, mampu memberi inspirasi kepada bawahannya.

Ada keberanian adanya keterbukaan, adanya perhatian, adanya pemerataan, adanya rasa berbagi, dan tetap menjadikan hubungan yang bersifat HUMANISTIK (memanusiakan manusia, menghargai keberdaan manusia).

Mari kita sama-sama mengingat bahwa seorang pemimpin tidak mungkin bekerja sendiri, tapi mereka perlu orang lain untuk mencapai sukses kepemimpinannya.

Sesungguhnya seorang manusia itu akan manjadi manusia karena adanya manusia lain yang mengaanggp dirinya manusia, eksistensi seseorang akan muncul apabila ada orang lain yang mengakui eksistensi itu.

Jadi betapa perlunya orang lain bagi kehidupan kita...hargai mereka. Mari kita melepaskan sifat egosentris. Semoga bermanfaat. Salam optimis

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved