Mobil Dibakar
BREAKING NEWS: Mobil Ketua FPRK Ketapang Dibakar di Depan Rumahnya
“Kita sudah melakukan pencarian terhadap pelaku,” kata Kapolres Ketapang, AKBP Sunario Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polii kepada awak media...
Penulis: Subandi | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Mobil Isuzu Panther Touring KB 1718 GJ milik Ketua Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK), Isa Anshari dibakar depan rumahnya, Selasa (4/4/2017) pukul 18.05 WIB.
Polres Ketapang sudah melakukan pencarian terhadap pelaku.
“Kita sudah melakukan pencarian terhadap pelaku,” kata Kapolres Ketapang, AKBP Sunario Kasat Reskrimnya, AKP Rully Robinson Polii kepada awak media di Ketapang, Rabu (5/4).
Terkait kejadian ini Kasat mengimbau masyarakat jangan terpancing isu-isu negatif.
Terlebih mengaitkan kejadian itu mengatas namakan agama, suku, etnis dan lain sebagainya.
“Ini hanya oknum saja yang melakukannya,” ungkapnya.
Menurutnya hingga saat ini memang pihaknyaa belum mendapatkan titik terang pelaku. Tapi pihaknya sudah memeriksa dan mendalami barang bukti (BB) dan keterangan saksi.
“BB yang diamankan mobil dan bola-bola api itu,” jelasnya.
Terhadap handpone yang ditemukan korban di tempat kejadian perkara (TKP) ia mengaku juga sudah diamankan.
Namun pihaknya masih menyelidiki dahulu apakah handphone itu benar-benar milik pelaku atau bukan.
“Handphone itu diserahkan sendiri oleh Isa kepada saya. Sedangkan mobil memang yang dibakar bannya tapi yang terbakar itu bagian sprakbornya. Pelaku membakarnya tidak menggunakan bom molotov tapi membakar langsung,” tuturnya.
Hal tersebut lantaran saksi melihat pelaku sempat melihat-lihat di sekitar mobil. Ketika itu saksi mengira pelaku merupakan pencuri. Tapi ternyata tiba-tiba terjadi kebakaran. “Jadi bola api itu ditaruk diatas ban belakang kiri mobil baru terbakar,” ucapnya.
Terkait harapan pihak korban agar pelaku sudah ditangkap 1X24 jam ia menegaskan hal itu tidak mudah.
Terlebih terhadap kejadian ini mulai menyebar isu dan pergerakan hingga ada yang membuat kelompok.
“Jadi kita tak bisa fokus sama kerjaan karena harus juga mengurus isu dan kelompok-kelompok tersebut. Tapi kita tetap berusaha mengungkapkan kasus ini secepat mungkin. Menurut saksi pelakunya diduga dua orang,” ujarnya.