Titiek Ajak Jamaah Kembalikan Demokrasi yang Kebablasan di Acara Haul Soeharto

Berdoa kepada Allah SWT, dijauhkan dari malapetaka dan bencana, diangkat dari kemiskinan dan kebodohan

Editor: Jamadin
KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA
Acara haul almarhum Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA -  Putri almarhum Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, mengajak masyarakat untuk melanjutkan perjuangan Soeharto mewujudkan demokrasi.

Hal itu disampaikan oleh politis Partai Golkar dalam acara haul almarhum Soeharto di Masjid At Tin, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017) malam.

"Mari lanjutkan perjuangan beliau, kita kembalikan demokrasi yang kebablasan. Berdoa kepada Allah SWT, dijauhkan dari malapetaka dan bencana, diangkat dari kemiskinan dan kebodohan," ucap Titiek.

Titiek berterima kasih atas kesediaan ribuan jamaah yang hadir untuk mendoakan almarhum Soeharto dan almarhumah Ibu Tien Soeharto.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut, antara lain Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, dan Wakil Ketua Dewan Syuro PKSHidayat Nur Wahid.

Hadir pula calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat, calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan, dan Ketua Majelis Tinggi atau Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, adik Titiek.

Turut hadir di acara itu ustaz Arifin Ilham dan pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Pantauan Kompas.com, jemaah yang hadir membeludak hingga keluar masjid dan memadati halaman.

Mereka berkumpul sejak Sabtu sore untuk kemudian melaksanakan shalat magrib dan isya secara berjemaah.

Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung soal demokrasi Indonesia yang kebablasan.

Ia mengatakan, demokrasi yang kebablasan itu membuka peluang artikulasi politik ekstrem, seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sekterianisme, terorisme, serta ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

"Banyak yang bertanya pada saya, apa demokrasi kita keablasan? Saya jawab ya, demokrasi kita sudah kebablasan," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved