STKIP Pamane Talino Gelar Seminar Pendidikan, Aspan Minta Mahasiwa Revolusi Mental

Saya tegaskan bahwa STKIP PT legal adanya, sesuai SK Kemendikbud No 6/E/0/2013 dengan akreditasi C...

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ALFON PARDOSI
Ketua STKIP PT Landak menyerahkan cenderamata kepada Kepala Disdikbud Landak sesuai seminar pada Kamis (2/3/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Pamane Talino (STKIP PT) menggelar seminar pendidikan yang dilaksanakan di Aula Kampus STKIP PT pada Kamis (2/3/2017) pagi.

Untuk tema dalam seminar tersebut adalah Kedudukan dan Peranan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Landak Pasca Peralihan Pengelolaan SMA/SMK Dari Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Provinsi.

Narasumber seminar disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Landak Aspansius SIP MSi, dengan peserta mulai dari Dosen, staf STKIP PT, mahasiswa STKIP PT, Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah di Landak.

Ketua STKIP PT Ngabang Heri Usodo mengatakan, kegiatan seminar yang dilaksanakan tersebut merupakan agenda tahunan. Disamping itu juga dalam rangka penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018 dan Dies Natalis ke 6.

Baca: The Gideons Internasional Bagikan 120 Alkitab ke Perpustakaan Landak

Dalam penerimaan mahasiwa baru pihaknya melakukan dengan sistem One Day Service, yakni pendaftaran calon mahasiswa dilaksanakan dengan cepat dalam administrasi. "Saya tegaskan bahwa STKIP PT legal adanya, sesuai SK Kemendikbud No 6/E/0/2013 dengan akreditasi C," kata Heri.

Sementara itu Kepala Disdikbud Landak, Aspansius Sip MSi mengatakan, proses pembentukan perguruan tinggi itu memang tidak gampang. Oleh sebab itu untuk menjadi seorang sarjana butuh proses, maka harus ada sinegritas semua pihak bukan hanya bidang pendidikan.

"Kalau ada caci maki di luar, ini adalah motivasi bagi kita. Sehingga perlu saya sampaikan kepada para mahasiwa, kalau mau menguasai pendidikan maka harus dapat menguasai hatinya. Dimana hatinya itu adalah pengembangan dirinya," ungkap Aspansius.

Selain itu menurut pengamatan dirinya pribadi, ia selama ini masih melihat dan masih menemukan perilaku dan cara pikir masyarakat untuk minta dilayani ketimbang melayani. "Harapan kami nanti kepada mahasiswa, jika sudah menjadi lulusan harus semangat melayani yang dilakukan," pesannya.

Lanjutnya lagi, karena apabila sudah punya jiwa melayani mak tidak akan sia-sia menyandang sarjana. "Maka saat ini tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk merevolusi mental, jadi bagaimana kita melayani bukan dilayani. Agar Indonesia baru yang bermoral dan beretika," bebernya.

Dimana moral kita dapat dari Tuhan, dan etika adalah mematuhi aturan yang dibuat manusia. "Sehingga apabila kita sudah bermoral dan beretika, maka semangat untuk melayani sangat tinggi dan itulah Indonesia baru sesuai harapan Pak Jokowi," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved